Tuesday, November 20, 2018

Jangan curiga dengan sesama muslim

Tidak Pada Tempatnya Mencurigai Muslim yang Taat Menjalankan Agamanya Sebab Nilai Ajaran Islam Bersifat Universal untuk Kebaikan Seluruh Alam

Setelah berserah diri, tunduk dan patuh pada Allah (Muslim), langkah berikutnya adalah membuktikan kesetiaan kepada ajaran dengan cara mempelajari, memahami dan mengamalkan secara konsisten nilai-nilai yang terkandung di dalam ajaran Islam itu sendiri. Baik yang tersurat dalam Kitab Suci Al-Qur’an maupun dalam penjelasan-penjelasan yang sudah diberikan melalui lisan ataupun contoh-contoh dalam perbuatan dan ketetapan dari Rasul.

Setiap pemeluk agama, termasuk muslim yang paham, taat, dan setia pada nilai-nilai  agama yang diajarkannya, sepertinya tidak mungkin akan  memisahkan nilai agama dengan nilai kehidupannya sehari-hari. Tentu dia akan selalu membawa, menjalankan, serta menghidupkan  nilai-nilai agama itu dalam setiap ranah kehidupannya. Baik dalam ranah  kehidupan sosial, ekonomi, politik, maupun kebudayaannya.

Hal demikian bukan dalam konteks agar semua orang harus memeluk Islam, sebab Islam tidak meminta pemeluknya untuk mengislamkan semua orang.  Namun untuk membuktikan  tanggungjawab seorang muslim dalam mewujudkan nilai-nilai Islam yang dianutnya. Antara lain membawa nilai dan semangat keadilan, kasih sayang, kedamaian, dan kesejahteraan bagi kehidupan seluruh ummat manusia, bukan bagi internal ummat Islam semata.  Sebab islam hadir sebagai rahmat bagi seluruh alam.

Karenanya tidak pada tempatnya mencurigai ketaatan seorang muslim yang menjalankan agamanya secara murni dan konsekuen. Apalagi dengan tudingan, bahwa dalam ketaatan menjalankan nilai agama Islam itu terkandung unsur pelanggaran pada hak-hak orang lain. Kecuali bagi orang-orang yang melihat dan menempatkan kehidupan beragama dalam kontestasi politik dan kekuasaan, sehingga kemenangan itu selalu diukur dari kemenangan dan kekuasaan politik.

Memahami kemenangan Islam secara politik sebenarnya tidak salah, namun hal itu bukan merupakan tujuan utama dalam Islam. Sebab kemenangan Islam bukan di letakkan dalam berkibarnya bendera, atau tegaknya sebuah negara dengan berlabel Islam,  tetapi pada tegaknya nilai-nilai Islam itu sendiri. Dakwah dan perjuangan keagamaan itu menjadi sia-sia, apabila diwujudkan dengan cara melanggar hak-hak orang lain, mengedepankan ketidakadilan, diksriminatif dan hal-hal buruk lainnya yang tidak relevan dengan semangat nilai dan ajaran Islam itu sendiri.

Bagi kaum mukminin sendiri tidak perlu khawatir adanya kemungkinan ‘dipermainkan’ oleh orang lain. Jika kita sudah memurnikan segala aktivitas hidup, mulai dari hal ibadah sampai dengan  aktivitas kehidupan sosial lainnnya, bahwa semua yang kita lakukan itu  semata-mata  karena ketundukan kepada Allah,  pasti Allah akan menolong kita. Orang-orang  yang mempermainkan kaum mukimin itu sesungguhnya bukan sedang mempermaikan orang-orang yang beriman, tetapi sedang mempermaikan dirinya sendiri. Salam Yansur.
Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: