Bicara Baik dengan Kawan maupun Lawan Akan Memudahkan
Diterimanya Pesan walaupun Pahit untuk Dibicarakan
Diantara kelebihan yang dimiliki manusia, selain berakal
juga diberi kemampuan bisa berbicara. Dengan kemampuan berbicara, kita bisa
berkomunikasi, menyampaikan keinginan dan harapan, serta bisa saling
memengaruhi satu dengan yang lain. Namun, meskipun kemampuan bicara merupakan
kelebihan, tidak selamanya kelebihan itu akan berbuah kebaikan.
Melalui bicara kita dapat membangun kehidupan yang harmonis,
tetapi bisa juga tercipta kehidupan yang penuh konflik. Melalui bicara kita bisa memuliakan orang
lain, dan bisa juga menghinakannya. Sehingga pada saatnya isi pembicaraan dan
cara bicara akan menentukan mulia dan hinanya orang yang berbicara.
Agar kemampuan bicara ini dapat memberi kemuliaan dan
menciptakan kehidupan yang harmonis, maka kaum yang beriman diperintahkan
mengucapkan yang baik dan benar. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. (33:70) “Dan
bertuturkatalah yang baik kepada manusia.” (2:83). “Dan Katakanlah kepada
hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik
(benar)” (17:53). Demikian diantara firman Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an.
Berbicara baik dan benar bukan hanya dengan kawan tetapi
juga dengan lawan. Nabi Musa dan Nabi Harun
diperintahkan oleh Allah untuk berbicara menemui Fir’aun dengan
perkataan yang baik lagi lembut. “Maka
berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (QS. Thaha: 44).
Berbicara yang baik akan memberi manfaat yang
baik. Seandainya ucapan itu merupakan
kebenaran yang pahit sekalipun, jika disampaikan dengan baik dan bijaksana,
pesan itu akan tersampaikan dan akan diterima dengan baik. Minimal pada saat
berkomunikasi akan merasakan suasana yang harmonis, menentramkan, dan
produktif. Salam Yansur.
0 comments: