![]() |
H. Raden Agung Nugraha, S.Ag., MA. |
MEMBANGUN KARAKTER MUSLIM
MELALUI PEMAHAMAN HAKIKAT DAN PELESTARIAN AMALIAH RAMADHAN
Oleh > H. Raden Agung Nugraha, S.Ag., MA.
اَلْحَمْدُ
للهِ الَّذِى أَمَـرَنَـا أَنْ نُـقِيـْمَ
الإِجْتِـمَـاعَ وَالإِتِّـحـَادَ وَالـتَّـوَدُّدَ بَـيْـنَ الْـعِبـَادِ
وَنَهـَانـَا عَـنِ الـتَّـفَرُّقِ وَالتَّبَـاغُضِ وَالإبْتِعَـادِ. أَحْمَدُهُ
سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى مِنْ إِلَهٍ أَعَادَ اْلأَعْيَادَ، وَادَّخَرَهَا بِكُلِّ
عَمَلٍ فى يَـوْمِ الْـمَعَـادِ،
وَأَطَالَ الأَجَالَ إِلَيْهَــا لِيَنَالـُوْا بِفَضْلِهَــا الْجَزَاءَ الْمُـؤَبَّـدَ.
أَشْهَدُ
أَنْ لا إِلَهَ إِلّا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ اْلـفَـْردُ الـصَّـمَــدُ،
وأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْحَـائِزُ
الشَّـرَفَ فَـوْقَ اْلـعِبَـادِ، صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
الَّـذِى أَرْشَـدَنَـا اِلَى سَـبِيْـلِ الـرَّشَـادِ، وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ كَانُوا يَعْـتَـصِـمُـْونَ بِشَـرِيـْعَـتِـهِ حَقَّ الْإِعْـتِمَـادِ،
وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا إِلَى
يَوْمِ الْـمَعَـادِ ، أَمَّا بَعْدُ، فَيَا مَعَاشِرَ الْحَاضِرِيْنَ رَحِمَكُمُ
اللهُ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقُاتِهِ وِلا تَمُوْتُنَّ إِّلا وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ
قال فى القُرءانِ العَظيمِ وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ
عَنِ الْهَوَىٰ فإن الجنة هي المأوي
وَاعْلَمُوْا أَيضاً أَنَّ
يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ
وَعِيْدٌ مُبَارَكٌ سَعِيْدٌ كَرِيْمٌ، أُحِلَّ لَكُمْ فِيْهِ الطَّعَامُ
وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ فِيْهِ الصِّيَامُ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ،
أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ
تَعَالَى: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا
تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Allahu Akbar 2 x Walillahillhamd
Jama’ah shalat
Id Rahimakumullah, marilah bersama kita panjatkan rasa puji dan syukur kita
kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat dan ridha-NYa kita telah diperkenankan
bertemu bulan Ramadhan 1444 H, berkesempatan melaksanakan serangkaian ibadah didalamnya hingga
pada akhirnya kita akhiri dengan membayar zakat dan melaksanakan Shalat IDul
Fitri dipagi yang berbahagia ini. Semoga seluruh ibadah yang telah kita
laksanakan diterima dan dicatat sebagai wujud taqwa kita kepada Allah. Amien..
Shalawat dan salam
semoga senantiasa dilimpahkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad, keluarga,
sahabat dan seluruh umatnya, insyaallah termasuk kita semua yang hadir di
majelis yang mulia ini.
Allahu Akbar 2 x Walillahillhamd
Kita tentu
bersyukur dan bergembira karena telah diberikan kesempatan menyelesaiakan
rangkaian ibadah Ramadhan tahun ini. Namun bersamaan dengan itu tentu kita merasa
sedih, karena kesempatan meraup rahmat dan ampunan Allah akan segera meninggalkan kita semua, terlebih perayaan
idul fitri tahun ini tidak dapat kita rayakan secara bersamaan karena perbedaan
metodologi. Betapapun, marilah kita sikapi dengan sikap
toleran dan penghargaan terhadap perbedaan serta kita kembalikan bahwa didalam
setiap peristiwa pasti ada hikmah dibalik semua kejadian.
Pertanyaannya
ialah, apakah dengan berakhirnya Ramadhan, habiskah kesempatan kita untuk
menangguk pahala dan ridha Allah?
Jawabnya ternyata tidak…
Ramadhan
hanyalah proses pelatihan, Puasa merupakan salah satu ibadah yang disyariatkan
Allah. Tujuan perintah puasa, dan ibadah – ibadah yang lain, tidak lain adalah
agar kita menjadi manusia yang semakin hari semakin meningkat ketaqwaannya.
Untuk mewujudkan hal itu, maka kita harus mampu meningkatkan kualitas ibadah
kita. Ibadah yang berkualitas adalah ibadah yang mampu terinternalisasi dalam
diri seorang hamba dan tercermin dalam diri dan kepribadian seseorang diluar
konteks ibadah itu sendiri.
Pertanyaan
selanjutnya, bagaimana cara agar ibadah yang dilakukan dapat berkualitas
sehingga terinternalisasi dan terimplementasi dalam denyut kehidupan kita dan
bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan ?
Allahu Akbar 2 x, walillahilhamd
Agar ibadah
yang kita kerjakan semakin berkualitas dan sesuai dengan kehendak Allah dan
tuntunan Rasul.
1. Mengerti
dan memahami kaifiyah ibadah
Untuk
meningkatkan kualitas suatu ibadah, kita harus senantiasa mempelajari, mengerti
dan memahami kaifiyah ibadah yang akan kita lakukan, baik yang berupa
ketentuan, tata cara, syarat dan rukunnya. Disinilah kemudian kita harus selalu
berusaha menggali ketentuan-ketentuan yang terkait dengan ibadah yang kita
lakukan. Dalam hal puasa, misalnya, dari sisi fiqh, pengertian puasa adalah
menahan makan, minum dan hubungan antara suami istri sejak terbit fajar hingga
terbenamnya matahari disertai niat karena Allah. Sehingga rukun Puasa adalah pertama
niat dan kedua, menahan makan, minum dan jima’ (hubungan suami
istri). Apabila kita mampu memenuhi dua rukun
tersebut, maka dari sisi fiqh kewajiban puasa itu telah gugur (tertunaikan).
Lebih dari itu,
kita juga harus mengerti dan paham bahwa selain menahan makan, minum dan
hubungan suami istri, seorang yang berpuasa disunnahkan untuk makan sahur dan
mengakhirkannya, mendahulukan berbuka dengan yang manis (kurma), memperbanyak
dzikir, sholat sunnat, tadarus al-qur’an, shodaqah, dst.
Kita juga harus
mengetahui larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan oleh orang yang sedang
berpuasa, serta tindakan dan perilaku yang dapat membatalkan ibadah puasa atau
yang akan mengurangi bahkan menghilangkan pahala puasa.
Ketentuan, tata
cara, syarat dan rukun puasa tersebut harus selalu kita kaji dan secara
bertahap dan terus menerus kita tingkatkan kualitas maupun kuantitasnya.
Demikian juga dengan larangan-larangan tersebut harus terus-menerus kita
hindarkan.
Apabila kita
telah mampu memahami dan melakukan puasa sesuai dengan kaifiyah tersebut, maka
kita telah mampu mengamalkan ibadah tersebut secara baik dan benar sesuai
dengan kehendak Allah dan sunnah Rasul.
2. Mengerti
dan memahami ruh (esensi) dari ibadah yang diperintahkan
Setelah
mengetahui dan memahami ketentuan, tata cara, syarat dan rukun ibadah, maka
tahap selanjutnya kita harus selalu berusaha memahami ruh (esensi)
dari ibadah tersebut. Artinya, meski
kita telah melakukan sebuah ibadah sesuai dengan kaifiyah yang dituntunkan, hal
itu belum sempurna apabila kita belum memahami esensi dari ibadah yang kita
lakukan. Hal ini penting agar setiap kita berusaha menggali rahasia dibalik
ibadah yang disyari’atkan.
Berikut beberapa hakikat dari amaliyah Ramadhan yang dapat
kita ambil hikmahnya:
-
Puasa yang kita lakukan pada dasarnya adalah proses pelatihan kesabaran, menahan/mengendalikan
hawa nafsu, melatih kejujuran,
-
Puasa juga menjadi sarana melatih mengelola waktu dengan meninggalkan
perilaku sia-sia (laghwi, tidak produktif), kata-kata kotor (rofasy),
mencela dan menjelek-jelekkan orang lain (syatam)
-
من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فاليقل
خيرا او ليصمت
-
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka berkatalah yang baik-baik, atau (kalau tidak bisa, lebih baik)
diam”.
-
Masih banyak hal lain yang harus dihindari oleh orang berpuasa agar
puasanya mempunyai makna dan tidak sekedar mendapat lapar dan dahaga
sebagaimana sabda Nabi :
“betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya itu selain lapar dan dahaga, dan betapa banyak orang yang melakukan sholat malam, tetapi tidak mendapatkan apa apa kecuali ngantuk”..
-
Sholat Tarawih yang kita kerjakan, hakekatnya
adalah usaha kita untuk senantiasa mengasah kemampuan dan efektifitas
komunikasi kita dengan Allah
-
Zakat, infaq, shodaqah, maupun ta’jil yang kita
keluarkan, substansinya adalah secara vertikal menunjukkan kemauan kita untuk
senantiasa mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Sedang
secara horizontal, hal tersebut menjadi bukti seberapa besar tingkat kepedulian
kita kepada sesama yang dalam batas tertentu sedang mengalami
keterbatasan-keterbatasan, khususnya dalam akses ekonomi.
-
Sholat Jama’ah yang kita lakukan, hakekatnya
adalah simbul dari proses penyatuan umat dalam jama’ah umat yang sebenarnya,
baik dalam kemasyarakatan, ekonomi, social, budaya serta aspek-aspek kehidupan
lainnya
-
Tadarus Al Qur’an pada dasarnya adalah wujud
dari kesungguhan kita untuk senantiasa menggali dan memahami atas apa yang dikehendaki
Allah sehingga dapat menerapkan fungsi Al Qur’an sebagai
petunjuk (huda wal furkon).
Dengan
demikian, meskipun setiap tahun selama sebulan penuh kita mampu melaksanakan
puasa, memperbanyak Sholat Sunah, membayar zakat dan bersedekah,
berjamaah, membaca Al Qur’an, namun bila tidak memahami
esensinya, kita akan selalu kembali melakukan tindakan-tindakan yang diluar
pengendalian diri tersebut.
3. Adanya
atsar dari ibadah
Setelah
melaksanakan seluruh rangkaian ibadah Ramadhan sesuai
ketentuan, tata cara, syarat dan rukunnya serta mengetahui dan memahami ruh
dari perintah ibadah tersebut, maka sebuah ibadah akan sempurna dan berkualitas
apabila menghasilkan atsar (bekas) berupa kesalehan kita diluar
ibadah. Artinya, kesalehan seseorang tidak sekedar diukur dengan terlaksananya
sebuah ibadah, lebih dari itu ibadah akan berkualitas dan optimal apabila orang
yang melakukan ibadah tersebut mampu menginternalisasikan ruh ibadah dan
mengimplementasikannya disepanjang kehidupan.
Allahu Akbar 2 x Walillahillhamd
Jamalah, sholat Id
rahimakumullah.
Dalam konteks
inilah tampaknya kita masih harus terus melakukan muhasabah / perenungan
yang dalam apakah ibadah puasa dan amaliah ramadhan yang sudah bertahun-tahun
kita laksanakan itu sudah terinternalisasi dan menjadi ruh didalam kehidupan
kita sehari-hari.
Dengan demikian
agar seluruh rangkaian ibadah kita itu berbekas dan tidak sekedar
menjadi rutinitas tahunan, sudah seharusnya kita memancangkan niat didalam diri
kita untuk melestarikan amaliah ramadhan tersebut
diluar bulan ramadhan. Pelestarian yang kami maksudkan mencakup dua hal,
-
Pertama, ialah secara personal lahiriah masing-masing kita perlu
melanjutkan kegiatan ramadhan tersebut diluar bulan ramadhan, seperti puasa
wajib kita lanjutkan dengan puasa sunnah, shalat tarawih dilanjutkan dengan
shalat malam, tadarus ramadhan dilanjutkan dengan tadarus harian setelah
maghrib atau setelah subuh dsb. Adapun yang bersifat kolektif/Jama’ah kita
dapat melestarikan amaliah ramadhan dengan memudawamahkan memakmurkan
masjid melalui kegiatan shalat jama’ah, menghidupkan dan menggairahkan
pengajian rutin.dan yang lainnya.
-
Kedua, mengimplementasikan hakekat ibadah ramadhan didalam gerak langkah
dan denyut nadi kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dengan terus mengupayakan dua hal tersebut, insyaAllah pesan-pesan Ramadhan
akan membuahkan karakter Muslim dan muttaqien sejati.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, walillahilhamd
Mengakhiri khutbah ini, khatib
sampaikan sebuah kata bijak :
ليس العيد من لبس الجديد انم العيد من
تقوالله تزيد
Hakikat Idul Fitri bukanlah orang yang bajunya baru, Sesungguhnya, Idul
Fitri ialah orang taqwanya bertambah.
Meski barangkali tidak mudah untuk meneruskan seluruh amaliah ramadhan diluar
Ramadhan, jangan sampai kita tinggalkan semua. Ma laa Yudraku kulluh, laa
yutraku kulluh. Setidaknya ada satu atau dua amaliah ramadhan yang
dapat terus kita mudawamahkan,
خير الامور ادوامها و ان قل
Sebaik-baik
urusan adalah yang langgeng (terus-menerus) meskipun sedikit (kuantitasnya)
marilah kita bermohon kepada Allah, agar seluruh ibadah yang kita laksanakan
selama Ramadhan diterima dan mendapatkan balasan terbait disisi-Nya, serta
mampu kita jaga dan implementasikan didalam setiap langkah kehidupan kita.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ.
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ
هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا
مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا،
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ
رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ
لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ
وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ
وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ
دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ
وَأَغْنِنَا بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ
نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
اللَّهُمَّ إنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ
وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئِ اْلأَسْقَامِ
اللهمّ أحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِي الأُمُورِ
كُلِّهَا، وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الآخِرَةِ
رَبَّنَا آتِنَا فيِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فيِ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ، وَ الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِينَ