(Oleh
: R. Agung Nugraha, M.A)
Ramadhan baru saja berlalu, apabila selama
ramadhan kita merasakan suasana ibadah yang begitu kental, maka hari ini suasana
itu telah kembali seperti sebelumnya.
Insyaallah kita telah berusaha secara maksimal dalam mengisi
Ramadhan yang lalu melalui bermacam ibadah dengan sebaik-baiknya sesuai kaifiyah
(tata cara, syarat, rukun dan ketentuan-ketentuan) ibadah. Dengan demikian kita
pantas berharap mendapat balasan yang setimpal berupa pahala dari Allah SWT dan
meningkatnya kualitas taqwa. Itulah hakikat Idul Fitri sebagaimana tersurat
dalam sebuah Qoul hikmah :
ليس العيد من لبس الجديد انم العيد من
تقوالله تزيد
Bukanlah Idul Fitri orang yang bajunya
baru, Sesungguhnya, Idul Fitri ialah orang taqwanya bertambah
Fungsi Ramadhan
Ramadhan berasal dari akar kata Ramadh
رمض
)) yang secara bahasa berarti bara,
panas, atau membakar. Fungsi dari Ramadhan adalah bulan pelatihan. Dalam
bulan ramadhan tersebut, Allah mendidik dan melatih kita untuk mampu membakar
dua hal sekaligus dalam diri setiap muslim, yaitu :
1.
Membakar
semangat
Selama Ramadhan, Allah membakar semangat
setiap muslim untuk melakukan berbagai macam ibadah. Hal tersebut dapat kita
rasakan melalui berbagai macam ibadah baik puasa, sholat lail (tarawih),
tadarus, zakat, infaq dan shodaqah serta beberapa ibadah lainnya dengan ringan
mampu kita laksanakan. Hal ini terjadi karena semangat kita dibakar oleh Allah,
sehingga aktifitas yang biasanya terasa berat menjadi ringan dilakukan.
2.
Membakar
dosa-dosa
Dengan dibakarnya semangat kita oleh Allah
untuk melakukan berbagai macam ibadah, otomatis kita mampu menangguk banyak pahala,
sehingga dosa-dosa kita terhapus (tertutup) oleh banyaknya pahala tersebut.
Disinilah hakekat idul fitri, yaitu ketika kita mampu keluar dari ramadhan
dengan hati yang bersih dan suci, terbebas dari segala macam noda dan dosa.
Jalan Taqwa
Tujuan akhir dari perintah puasa Ramadhan
adalah agar kita menjadi umat yang bertaqwa. Hal ini tidak berarti bahwa dengan
selesainya puasa ramadhan, kita telah menjadi manusia taqwa. Justru saat inilah
kita baru menapaki jalan taqwa, yaitu jalan dimana kita diuji oleh Allah, apakah
kita mampu melestarikan esensi amaliah peribadatan ramadhan kedalam setiap
gerak langkah kita pada sebelas bulan menuju ramadhan tahun yang akan datang. Oleh
karena itu, setelah sebulan melakukan ibadah Ramadhan dengan sebaik-baiknya,
maka kita harus senantiasa memegang secara erat esensi dari berbagai amaliah
ramadhan dalam menapaki perjalanan taqwa, antara lain sbb. :
1.
Puasa yang
kita lakukan pada dasarnya adalah proses pelatihan menahan/mengendalikan hawa
nafsu yang disimbulkan dengan makan, minum dan hubungan sex (suami Istri).
Meski demikian, kita dituntut untuk senantiasa mampu menahan segala macam hawa
nafsu yang selalu menggelayuti umat manusia. Disinilah tingkat ketaqwaan kita
akan teruji, apabila kita mampu mengendalikan hawa nafsu seperti tamak, rakus,
hasud, iri dengki, dendam, menggunjing, mengumpat, menyengsarakan orang lain,
dll., maka disitulah sebenarnya ketaqwaan sebagai hasil didikan ramadhan telah
berhasil kita wujudkan.
2.
Sholat
Tarawih yang kita kerjakan, hakekatnya adalah usaha kita untuk senantiasa mengasah
kemampuan dan efektifitas komunikasi kita dengan Allah. Shalat Tarawih pada
dasarnya adalah shalat Lail yang lebih utama dilakukan pada duapertiga malam
terakhir. Saat itulah sebenarnya waktu yang paling tepat untuk membangun
komunikasi yang baik dengan Allah. Disitulah do’a umat akan lebih mendapatkan
aprresiasi yang cukup dari Allah. Sebagaimana manusia menghargai komunikasi
yang baik dan tepat, Allah akan menghargai orang yang bersedia menyediakan
waktu khusus untuk berkomunikasi secara baik dengan Allah.
3.
Zakat,
infaq, shodaqah, maupun ta’jil yang kita keluarkan, substansinya adalah secara
vertikal menunjukkan kemauan kita untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang telah
Allah berikan kepada kita. Sedang secara horizontal, hal tersebut menjadi bukti
seberapa besar tingkat kepedulian kita kepada sesama yang dalam batas tertentu
sedang mengalami keterbatasan-keterbatasan, khususnya dalam akses ekonomi.
4.
Sholat
Jama’ah yang kita lakukan, hakekatnya adalah simbul dari proses penyatuan umat
dalam jama’ah umat yang sebenarnya, baik dalam kemasyarakatan, ekonomi, social,
budaya serta aspek-aspek kehidupan lainnya. Dengan demikian, ia tidak sekedar
merupakan kumpulan orang, melainkan lebih dalam lagi diharapkan mampu
menyatukan hati umat dalam kebersamaan yang hakiki.
5.
Tadarus Al
Qur’an pada dasarnya adalah wujud dari kesungguhan kita untuk senantiasa
menggali dan memahami atas apa yang dikehendaki Allah. Karena hanya dengan
membaca, mengetahui terjemah dan memahami isi Al Qur’an tersebut, kita akan
benar-benar menjadi orang yang mampu mengetahui kehendak Allah melalui
firman-Nya. Tidak mungkin kita mampu menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya apabila tidak ada usaha kita untuk senantiasa mengkaji isi
kandungan Al Qur’an.
Meski kita kehilangan kesempatan yang baik
untuk menangguk pahala di bulan Ramadhan, namun berakhirnya ramadhan bukanlah
akhir dari segalanya. Masih banyak pahala yang ditawarkan oleh Allah, masih ada
kesempatan yang diberikan oleh Allah. Oleh karenanya langkah terbaik yang harus
kita lakukan adalah menjaga dan melestarikan (memudawamahkan) bermacam amaliah peribadatan
tersebut pada sebelas bulan menuju ramadhan yang akan datang. Meskipun ibadah
yang kita lakukan itu secara kuantitas tidak sebanyak dibulan ramadhan, namun
apabila hal tersebut kita lakukan secara terus menerus, maka nilainya akan sama
bahkan bisa lebih besar daripada yang kita lakukan di bulan ramadhan.
Sebagaimana qoul hikmah :
خير الامور ادوامها و ان قل
Sebaik-baik urusan adalah yang langgeng (terus-menerus) meskipun
sedikit (kuantitasnya)
Semoga Allah masih memberikan kesempatan
dan kekuatan kepada kita semua untuk menapaki perjalanan taqwa kita setelah
mengalami pendidikan dan pemantapan selama ramadhan yang lalu. Semoga Allah
memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu lagi dengan ramadhan yang akan
datang. Lebih penting dari semua itu, kita berharap semoga kesempatan yang
masih diberikan oleh Allah itu dapat kita gunakan semaksimal mungkin untuk
beribadah, berbakti dan mengabdi untuk menggapai ridha Allah Swt. Amien…