Betapa pentingnya iman yang telah merasuk ke dalam qalbu. Sebab iman merupakan sistem kendali diri yang paling efektif supaya bisa istiqmah cenderung pada jalan yang lurus. Dengan iman yang kuat, ketaatan bukan lagi sebagai beban melainkan menjadi suatu kelezatan.
Kelezatan iman akan dirasakan dalam ketenangan, keikhlasan dan ketentraman hidup. Kita akan terhindar dari perasaan iri dan dengki kepada orang lain. Rayuan dan godaan, atau bahkan ancaman dan sanksi apapun tidak akan berhasil memengaruhi jiwa dan kepribadian orang mukmin.
Iman yang telah begitu mantap dalam hati, akan menjadi benteng pertahanan diri dari sikap orang-orang yang sudah melampau batas dan akan mampu menangkis dan menghentikan ulah orang-orang yang inkar kepada Allah. Bahkan, iman akan melahirkan sikap pemaaf kepada orang-orang yang telah menyakiti sekalipun.
Al-Qur’an menggambarkan sikap iri dari sebagian orang ahl al-Kitab kepada keimanan orang-orang mukmin yang menentramkan itu sehingga berupaya keras mengembalikannya ke dalam kekafiran. Sementara kekafiran bagi orang mukmin merupakan hal paling menyakitkan. Namun Allah memerintahkan agar memaafkan ulah orang yang berupaya merenggut kelezatan iman itu karena dalam iman akan selalu terbuka pintu untuk memaafkan.
“Banyak diantara Ahl al-Kitab menginginkan seandainya mereka dapat mengembalikan kamu setelah keimanan kamu kepada kekafiran karena iri hati yang (timbul) dari dalam diri mereka, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka sampai Allah mendatangkan perintah-nya. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Baqarah : 109).
Salam Yansur.
Salam Yansur.
0 comments: