Sunday, May 31, 2020

Ukhuwah dan persaudaraan sesama orang beriman


حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ عَنْ عَامِرٍ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ سَمِعْتُ النُّعْمَانَ بْنَ بَشِيرٍ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Zakariya` dari 'Amir dia berkata; saya mendengar An Nu'man bin Basyir berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya)."

HR. Bukhari: 5.552 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Persaudaraan sesama orang beriman semestinya seperti satu tubuh. Apabila ada anggota tubuh yang sakit, maka seluruh anggota tubuh akan ikut merasa sakit.

Demikianlah semestinya hubungan satu mukmin dengan mukmin lainnya. Mereka saling mengasihi, saling mencintai dan saling menyayangi karena Allah. Dengan demikian ukhuwah itu akan betul terbangun dengan baik.

Apabila kondisi demikian belum tampak terwujud diantara kita yang mengaku orang beriman, berarti kita masih perlu terus melakukan muhasabah dan senantiasa mewujudkan ukhuwah dalam tataran yang senyatanya. Jangan sampai ukhuwah hanya menjadi slogan belaka.

Ukhuwah juga mencakup kesediaan untuk mengingatkan dan diingatkan. Saling berwasiat dalam kebenaran dan kesabaran.

Friday, May 29, 2020

Doa anak sholih


حَدَّثَنَا يَزِيدُ أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ أَبِي النَّجُودِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

Telah menceritakan kepada kami Yazid, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Salamah dari 'Ashim bin Abu An Nujud dari Abu Shalih dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya Allah 'azza wajalla akan mengangkat derajat seorang hamba yang shalih di surga, hamba itu kemudian berkata; 'Wahai Rabb, dari mana semua ini? ' maka Allah berfirman; 'Dari istighfar anakmu.'"

HR. Ahmad: 10202 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Akan Sholeh secara umum tentu karena didikan orang tua yang Sholeh.

Orang yang Sholeh akan masuk surga dan lebih ditinggikan derajatnya berkat doa anaknya yang Sholeh.

Dengan demikian, jadilah diri kita pribadi yang Sholeh. Ciptakan lingkungan keluarga dengan berbagai amal Sholeh, ajari anak kita perilaku Sholih. Kelak mereka akan menjadi sebab pertolongan Allah tersebab doa anak kita yang Sholih.

Thursday, May 28, 2020

Memaafkan itu mulia


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ وَابْنُ حُجْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah dan Ibnu Hujr mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far dari Al A'laa dari Bapaknya dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya."

HR. Muslim: 4.689@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Sedekah ada banyak cara. Tersenyum, menolong, memberi tumpangan, bahkan menyingkirkan duri di jalan juga sedekah.

Mengeluarkan harta juga sedekah. Tetapi jangan anggap harta yang berpindah dari kepemilikan formal kita harta yang hilang. Bahkan itulah harta kita yang sebenarnya. Itulah harta yang akan tetap terbawa bahkan setelah kita mati. Maka sedekah tidak mengurangi harta. Bahkan dalam perspektif zakat ia akan bertambah dan tumbuh.

Selanjutnya memaafkan merupakan kemuliaan. Pemaaf juga merupakan ciri hamba Allah yang bertaqwa. Sementara orang yang taqwa adalah orang yang paling mulia disisi Allah. Demikian juga orang merendahkan diri dihadapan Allah, mengaku salah dengan meminta maaf juga akan mengangkat derajat kita dihadapan Allah. Meminta maaf tidaklah berarti derajat yang rendah.

Wednesday, May 27, 2020

Khutbah Jum’at; Adab, tata cara dan rukunnya




Pendahuluan
Setiap muslim laki-laki yang sudah dewasa (baligh) dan merdeka berkewajiban menunaikan ibadah Sholat Jum’at. Dikecualikan bagi yang mempunyai udzur syar’i, seperti sakit atau sedang safar (bepergian). Waktu pelaksanaan sholat jumat adalah pada waktu dzuhur setiap hari jumat.
Diantara keutamaan shalat jum’at ialah dapat menghapus dosa antara satu shalat jum’at hingga sholat jum’at berikutnya. Bahkan dapat menghapus dosa satu tahun apabila dilakukan dengan berwudhu dari rumah, datang sebelum khatib naik mimbar kemudian melakukan sholat tahiyatul masjid hingga mendengarkan khutbah hingga mengikuti sholat dengan baik.
Sholat jum’at juga merupakan hari raya mingguan umat Islam dan sekaligus menjadi sarana mempererat tali silaturahmi diantara para jama’ah sesame muslim.
Tulisan berikut akan menjelaskan tentang adab khatib, tata cara khutbah dan rukun khutbah jum’at
Adab Khatib
Khatib (orang yang berkhutbah) semestinya memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1.      Mempersiapkan materi khutbah dengan baik, bila diperlukan membuat catatan, minimal garis besar yang akan disampaikan sehingga bisa focus dan sesuai dengan target materi yang akan disampaikan.
2.      Berangkat menuju masjid dengan hati dan pikiran yang tenang dan siap secara mental.
3.      Mengeraskan suara agar terdengar dengan baik oleh audien/jamaah,
4.      Khutbah jangan terlalu Panjang; Normanya lebih lama sholat daripada khutbahnya.
5.      Sampaikan khutbah dengan bernas (padat dan berisi), jangan ngelantur.
6.      Pilih dan sesuaikan materi dengan mayoritas audien.
Tata Cara Khutbah
1.      Naik dan berdiri di mimbar dengan tenang, kemudian menghadap dan menatap seluruh jamaah dengan pandangan yang teduh kemudian mengucapkan salam. Dalam hadist yang diriwayarkan oleh Ibnu Majah dijelaskan bahwa, "Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam jika telah naik mimbar biasa mengucapkan salam"
2.      Duduk sejenak untuk mendengarkan adzan.
3.      Kembali berdiri untuk menyampaikan khutbah pertama; Penuhi rukun khutbah dan Sampaikan khutbah dengan sikap yang baik, tidak arogan.
4.      Duduk sebentar diantara dua khutbah
5.      Berdiri lagi untuk khutbah kedua.
6.      Berdoa mengakhiri khutbah; ketika berdoa telunjuk tangan kanan diacungkan keatas.
Rukun khutbah Jumat.
1.      Memuji Allah
Rukun khutbah yang pertama ialah Memuji Allah pada kedua khutbah. Baik Khutbah pertama maupun khutbah kedua.
Yang dimaksud memuji Allah ialah ucapan tahmid atau hamdalah. Minimal ucapan Alhamdulillah, atau Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. dan ditambah dengan ucapan kalimat syahadat, Asyhadu an laa ilaaha illallah
2.      Mengucapkan sholawat kepada Nabi Muhammad
Rukun Khutbah kedua ialah ucapan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW pada kedua khutbah. Baik khutbah pertama ataupun khutbah kedua.
Ucapan sholawat minimal Allahumma Sholli ‘ala Muhammad, setelah sebelumnya mengucapkan syahadat rasul Asyhadu anna Muhammadan rasulullah.
3.      Wasiat taqwa
Rukun khutbah ketiga ialah berwasiat agar jamaah bertaqwa kepada Allah. Dalam khutbah jumat harus ada pesan/wasiat taqwa, menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah. Minimal ucapan Ittaqullah (bertaqwalah kepada Allah), atau Athi’ullah (taatlah kepada Allah)
4.      Membaca Ayat al Qur’an
Rukun khutbah yang keempat ialah membaca ayat Al Qur’an pada salah satu khutbah. Diutamakan pada khutbah pertama.
5.      Berdoa;
Khutbah diakhiri dengan doa. Doa yang diucapkan adalah doa yang sesuai denga nisi khutbah dan minimal berisi doa untuk sesame muslim dan doa yang berorientasi kebaikan dunia dan akhirat. Misalnya : "allahumma ighfir lil muslimin wal muslimat" yang artinya "ya Allah ampunilah kaum muslimun dan muslimat” dan Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah, wa qina adzaban-naar.artinya, Ya Tuhanku, berilah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta hindarkanlah kami dari adzab api neraka.

Contoh Khutbah sederhana

1.      Naik mimbar dan mengucapkan salam
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
2.      Memuji Allah; dan mengucapkan syahadat

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْزَلَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْئٍ وَهُدًا وَنُوْرًا وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِيْنَ. أَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلَـــهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.
3.      Membaca Sholawat kepada Nabi Muhammad SAW

 أّللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
4.      Berwasiat kepada ketaqwaan
اّمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَإِيَّاَيَ بَتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
5.      Membaca ayat Ayat Al Qur’an

 قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ…..
وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ
Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya (At-Thalaq : 2)
6.      Berdoa

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْزَلَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْئٍ وَهُدًا وَنُوْرًا وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِيْنَ. أَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلَـــهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.

رَبَّنَا آتِنَا فيِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فيِ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَ تُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ، وَ الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ العَالَمِينَ.


Monday, May 25, 2020

Istiqomah dalam keimanan
Ilustrasi : iman ada dihati


و حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ كُلُّهُمْ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ وَفِي حَدِيثِ أَبِي أُسَامَةَ غَيْرَكَ قَالَ قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Abu Kuraib keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dan Ishaq bin Ibrahim semuanya dari Jarir. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Usamah semuanya dari Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi dia berkata, "Saya berkata, 'Wahai Rasulullah, katakanlah kepadaku dalam Islam suatu perkataan yang tidak aku tanyakan kepada seorang pun setelahmu -dan dalam riwayat hadits Abu Usamah- selainmu.' Beliau menjawab: 'Katakanlah, 'aku beriman kepada Allah' lalu beristiqamahlah."

HR. Muslim: 55@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Sahabat adalah orang yang hidup sejaman dengan nabi Muhammad, beriman kepada nabi Muhammad dan risalahnya, dan bertemu dengan nabi Muhammad.

Para sahabat sangat menghormati nabi dan menjadikan nabi sebagai sumber panduan hidup. Banyak contoh dari para sahabat yang secara pribadi minta nasehat kepada nabi.

Dalam hadis ini tergambar bahwa Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi secara khusus minta nasehat atau wasiat dari Rasulullah, sesuatu hal penting yang tidak akan ditanyakan/dimintakan selain kepada nabi. Mengingat besarnya perhatian sahabat tersebut, nabi Muhammad kemudian memberikan kata yang bernas, pendek dan bermakna, yaitu *katakan aku beriman kepada Allah, lalu istiqomahlah (terhadap ikrar tersebut).

Pesan nabi ini pendek, namun apabila dimaknai dengan benar sesungguhnya merupakan pesan penting dan esensial. Betapa tidak?

Orang yang sudah mengikatkan syahadat sebagai bukti keimanan kepada Allah dituntut untuk membuktikan keimanannya dalam kehidupan keseharian. Itulah yang disebut dengan amal Sholeh.

Orang yang sudah mengaku beriman dituntut istiqomah pada keimanannya dengan mengimplementasikan keimanan dalam kehidupan. Wujudnya berupa amal Sholeh, mengajak kepada kebaikan dan mencegah dan menghindarkan diri dari keburukan. Mudah diucapkan tetapi pelaksanaannya butuh komitmen yang kuat. Itulah mengapa Rasulullah meminta agar Istiqomah.

Sunday, May 24, 2020

Menyambung silaturahmi


حَدَّثَنِي حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى التُّجِيبِيُّ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Telah menceritakan kepadaku Harmalah bin Yahya At Tujibi; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb; Telah mengabarkan kepadaku Yunus dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik dia berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, atau ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi."

HR. Muslim: 4.638@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Diantara Fadhilah silaturahmi ialah dikuasakan rejeki dan dipanjangkan umur.

Dalam kondisi normal, wujud lapang rejeki setidaknya kita mendapatkan hidangan ketika bertamu. Ini minimal yang bisa kita dapatkan. Namun disamping itu hubungan atau relasi yang baik akan menjadi sumber rejeki, bisa jadi langsung dari orang yang kita sambung silaturahminya atau mereka menjadi sebab datangnya rejeki. Bukankan tidak sedikit orang mendapatkan order berdasarkan rekomendasi kenalan atau sahabat?

Silaturahmi yang baik juga akan menjadi sebab seseorang akan saling memberi hadiah. Dengan demikian orang yang suka menyambung silaturahmi dan mampu menjaganya akan terbuka jalan rejekinya.

Orang yang ahli silaturahmi juga akan dipanjangkan umurnya. Panjangnya umur orang yang silaturahmi disebabkan hatinya yang selalu senang dan terbuka. Ia bisa melepas kepenatan dan stres yang menjadi sebab mudahnya orang mengalami sakit dan mempercepat kematian.

Oleh karena itu, teruslah perbanyak silaturahmi. Kehadiran fisik dalam silaturahmi adalah yang utama. Kita bisa berjabat tangan menggugurkan dosa,  bisa merasakan hangatnya sambutan dari eratnya genggaman dan pelukan. Namun, dalam keterbatasan waktu dan atau jauhnya jarak, silaturahmi tetap dapat dilakukan dengan bertegur sapa melalui WA, video call, bahkan berkirim bingkisan. Kata kuncinya,  Jangan menjadi pemutus silaturahmi.

Termasuk menyambung silaturahmi adalah apabila kita mengunjungi sahabat dan teman dari orang tua kita, meskipun orang tua kita sudah wafat.

Saturday, May 23, 2020

Ramadhan telah berlalu, Semoga amal ibadah kita diterima Allah SWT

*السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ*

Kami segenap pengurus Yayasan Darul Muttaqien Medari mengucapkan :

*SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI*
*1 SYAWAL 1441 H*

تقبل الله منا ومنكم 
تقبل ياكريم
 كل عام وانتم بخير
اللهم اجعلناوايكم من العائدين والفائزين والمقبولين

MOHON MAAF LAHIR & BATHIN

Semoga Allah SWT menerima semua amaliah Ramadhon kita
Memasukkan kita ke dalam golongan hamba NYA yang bertaqwa
Dan mempertemukan kita kembali dengan Ramadhan di tahun yang akan datang dalam suasana iman aman dan imun sebagaimana yang kita harapkan

امين يا مجيب السائلين

 🤲🤲🤲🙏🙏🙏


*وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه*

Friday, May 22, 2020

Takbir Idul Fitri dan waktu melafalkannya


Takbir adalah kalimat اللَّهُ أَكْبَرُ "Allahu Akbar" yang berarti "Allah Mahabesar".
Lafal ini diucapkan dalam rangka mengagungkan Asma Allah SWT.

Bacaan takbir atau takbiran yang dikumandangkan dalam rangka idul fitri ialah sebagai berikut

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ
 لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ
اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

Ada juga versi takbir lain yang lebih panjang, yaitu Lafal

اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ
ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ
اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ

اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً
لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ

لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
صَدَقَ وَعْـدَهُ
وَنَصَرَعَبِدَهُ
و اعز  جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ

لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ اَكْبَرْ

اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ

Thursday, May 21, 2020

Komnas Haji dan Umroh desak Pemerintah Menunda Pengiriman Haji tahun 2020

*SIARAN PERS*

*Komnas Haji dan Umrah Mendesak agar Presiden Menunda Pengiriman Jemaah Haji Tahun 2020 Demi Keselamatan Jiwa Ratusan Ribu Jemaah dan Ribuan Petugas*

Sudah mendekati akhir Ramadhan (akhir bulan Mei), pemerintah sampai saat ini belum juga memastikan kebijakan haji, apakah akan tetap memberangkatkan misi haji Indonesia seperti tahun-tahun sebelumnya atau menunda (meniadakan) karena masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah kerajaan Arab Saudi yang sampai sekarang juga belum memastikan tentang kepastian penyelenggaraan musim haji 2020 yang sedianya akan digelar pada akhir Juli mendatang, sedangkan jadwal pemberangkatan (penerbangan) keloter pertama jemaah haji Indonesia sudah harus take off 26 Juni. Dengan waktu yang semakin mendesak dan mepet, membuat sejumlah pihak khususnya jemaah haji gelisah. Pemerintah Arab Saudi saat ini masih berjibaku melawan pandemi virus Coviid- 19 yang masih mewabah di negara tersebut.

Ketidakpastian tersebut berimbas kepada persiapan Kementerian Agama sebagai leading sector penyelenggara ibadah haji. Berbagai persiapan yang seharusnya telah selesai atau sudah dalam proses belum bisa dijalankan. Adapula yang sudah dijalankan tapi tidak optimal sebagaimana dalam ‘kondisi normal’ sebelum covid-19 merebak. Sebut saja misalnya manasik (pelatihan tata cara ibadah) bagi jemaah, penyiapan dokumen paspor dan visa, koordinasi panitia pusat dan daerah dan pembekalan petugas menjadi tidak maksimal. Bahkan untuk kontrak-kontrak pemenuhan berbagai kebutuhan di Arab Saudi seperti pemondokan, pengadaan katering dan transportasi belum bisa dijalankan, musababnya pemerintah Arab Saudi sendiri meminta semua negara pengirim misi haji untuk menunda kontrak-kontrak bisnis terkait agenda haji, maklumat tersebut sampai sekarang belum dicabut. Padahal penyelenggaraan haji makin dekat dan sudah di depan mata.

Bila ternyata penyelenggaran ibadah haji tetap dilaksanakan dikhawatirkan Kemenag tidak memiliki waktu yang cukup, sehingga persiapan tidak matang karena buru-buru, hal mana bisa berakibat fatal karena layanan tidak optimal.

Dengan situasi tersebut maka sangat sulit mewujudkan kegiatan haji yang ideal. Merujuk pada jadwal penyelenggaraan haji tahun-tahun sebelumnya, memasuki akhir Ramadhan biasanya berbagai persiapan kebutuhan dan keperluan yang fundamental biasanya sudah mampu diselesaikan oleh Kemenag, setelah idul fitri (lebaran) tinggal malakukan finalisasi persiapan-persiapan teknis, petuggas di negara Arab Saudi siap menyambut kedatangan jemaah. 

Karenannya berdasarkan fakta-fakta ini Komnas Haji dan Umrah mendorong agar Presiden Joko Widodo melalui Kementerian Agama segera mengambil kebijakan tegas dengan menunda pengiriman misi haji Indonesia tahun 2020 karena pandemi Covid-19 yang masih menjadi gejala global dan belum ada tanda-tanda kapan akan berakhir, termasuk di Indonesia maupun di negara tuan rumah, Arab Saudi. Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia yang mendapat kuota terbanyak 221 ribu jemaah tentu sangat berkepentingan untuk melindungi keselamatan jiwa warganya dari ancaman virus mematikan (hifzun nas) .

Tanpa menunggu keputusan pemerintah Arab Saudi, seharusnya Presiden sebagai kepala pemerintahan dari sebuah negara yang berdaulat secepatanya mengambil kebijakan demi keselamatan jiwa ratusan ribu jemaah berikut ribuan petugas yang berasal dari berbagai instansi di luar Kemenag seperti tenaga medis dari Kementerian Kesehatan, Kepolisian, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan dan unsur petugas daerah. Siapa yang akan bertanggungjawab dan bisa menjamin bila ratusan ribu orang tersebut tidak terinveksi Covid-19 baik dalam proses di tanah air maupun manakala berada di Arab Saudi akibat berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai negara yang juga belum bebas dari Covid yang berpotensi membawa virus?

Sangat sulit menerapkan strategi social dinstancing maupun physical distancing pada saat penyelenggaraan ibadah haji, terutama pada saat agenda-agenda krusial seperti thawaf, wukuf, sa’i, lempar jumrah dimana 1,3 juta orang dari berbagai penjuru dunia berkumpul pada saat yang bersamaan. Untuk saat ini, masih sangat beresiko memberangkatkan jemaah saat ini.

Selain alasan-alasan diatas ada beberapa hal lain yang bisa menjadi landasan Presiden (pemerintah) menunda (meniadakan) pelaksanaan rukun islam kelima pada tahun 2020 adalah ; Pertama, pemerintah masih belum mencabut status darurat bencana nasional akibat pandemic covid-19 sebagaimana tertuang melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sebagai bencana nasional yang diberlakukan sejak 13 April 2020. Oleh karenanya segala ketentuan dan pendekatan mestinya menggunakan perspektif kebencanaan. Dengan kata lain penundaan pemberangkatan misi haji bisa merujuk beleid tersebut  bukan karena keinginan pemerintah, akan tetapi terhalang oleh bencana non alam berupa Covid-19 yang melanda dunia sehingga tugas dan kewajiban pemerintah menyelenggarakan haji terhalang oleh bencana atau dengan kata lain terjadi force majeur. Hal ini penting dikemukakan karena pihak Kemenag mungkin saja merasa khawatir bila haji ditunda akan mendapatkan gugatan dari berbagai pihak termasuk gugatan class action dari jemaah. Keinginan menunda tentu saja bukan dari pemerintah, tetapi karena situasi yang membahayakan jiwa jemaah.

Kedua, aturan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) masih berlaku di berbagai daerah, jika pemerintah konsisten terhadap aturan PSBB maka larangan berkumpul atau ‘pengarahan massa’ juga berlaku terhadap kegiatan apapun tak terkecuali prosesi pemberangkatan jemaah haji yang melibatkan ratusan ribu orang, belum lagi kehadiran keluarga dan kolega jemaah yang biasanya turut mengantar bisa menjadi sumber pengumpulan massa sehingga bertentangan dengan PSBB.

Ketiga, akan keluar biaya/anggaran ekstra jumbo minimal terkait dua sektor penting yaitu penerbangan (transportasi udara) dan kesehatan. Peraturan Menteri Perhubungan perusahaan maskapai hanya boleh mengangkut 50 persen dari daya tampung karena harus memberlakukan social distanscing di dalam pesawat sehingga untuk keperluan haji harus menyediakan dua kali lipat angkutan pesawat yang sudah dijadwalkan, baik untuk pemberangkatan maupun pemulangan. Ilustrasinya,  jika sebuah pesawat berkapasitas 500 penumpang, maka hanya boleh diisi setengahnya. Di sektor kesehatan juga harus ada anggara tambahan untuk berbagai keperluan kesehatan seperti fasilitas, peralatan dan kebutuhan medis mencegah dan mengobati jemaah dari Covid-19. Biaya-biaya lain untuk menyesaikan dengan situasi juga bisa timbul. Pertanyaannya dari mana anggaran akan diambil? Apakah dari APBN, dibebankan kepada jemaah atau menambah subsidi dari manfaat dana jemaah haji tunggu (waiting list) yang dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) ? penyediaan dana-dana semacam ini akan sangat rawan penyimpangan.

Keempat, tenaga kesehatan (nakes) seperti dokter, perawat dan tenaga kesahatan lainnya juga harus ditambah secara signifikan untuk menjaga kesehatan jemaah dan petugas.  Padahal saat ini peran mereka tengah difokuskan untuk membantu menangani covid 19 di dalam negeri yang masih fluktuatif, bahkan diprediksi setalah lebaran akan ada lonjakan pasien positif Covid-19 yang signifikan akibat kurangnnya kepatuhan masyarakat terhadap aturan PSBB. Bila tenaga kesehatan ditarik lebih banyak untuk mengawal penyelenggaraan haji di tanah suci maka tentu saja akan mengurangi pelayanan penanganan Covid-19 di tanah air.

Kelima, misi jemaah haji yang berjumlah 221 ribu orang dikhawatirkan berpotensi terinveksi selama prosesi haji menjadi cluster baru, baik selama proses di tanah air maupun di tanah suci karena berinteraksi dengan jutaan jemaah lainya dari berbagai negara sehingga manakala pulang ke tanah air sangat potensial menjadi cluster baru Covid-19, tentu saja semua pihak tidak menginginkan ini akan terjadi. Terlebih terlebih 1 persen (sekitar 2 ribu orang) porsi jemaah diperuntukkan bagi jemaah usia lanjut usia (lansia) sehingga beresiko tinggi (risti) dan rentan mengalami gangguan kesehatan. Masih ingat dalam ingatan publik salah satu cluster penyebaran Covid-19 tanah air berasal dari cluster acara jemaah tabligh di kabupaten Gowa dimana puluhan ribu orang berkumpul mengabaikan PSBB. Sehingga dikhawatirkan Keloter (kelompok terbang) jemaah haji yang berasal dari berbagai daerah berubah menjadi “Kelompok Terinveksi”.

Keenam. Kesiapan mental dan fisik petugas haji (di luar petugas medis) karena kurikulumnya tidak disiapkan dan didesain sejak awal untuk menghadapi situasi seperti saat ini harus berjibaku mengahadapi ‘musuh’ tak terlihat seperti wabah covid-19 sehingga dikhawatirkan bisa berdampak pada pelayanan. Sebab salah satu faktor penentu sukses tidaknya penyelenggaraan ibadah haji adalah kinerja para petugas di lapangan.   

Ketujuh, asrama haji Pondok Gede yang selama ini berfungsi sebagai transit untuk keberangkatan dan menampung jemaah yang cukup besar saat ini diperuntukkan sebagai ‘rumah sakit’ sementara penanganan isolasi pasien covid-19. Jika mencari alternatif tempat lain, akan menambah biaya ekstra yang cukup besar.

Kedelapan, kondisi Arab Saudi belum aman dan kondusif karena masih dikepung covid-19. Berdasarkan data Worldometers, sampai 18 Mei 2020, sudah ada 57.345 kasus positif corona di Arab Saudi. Dari jumlah tersebut, 320 jiwa meninggal dunia dan 28.748 pasien sembuh. Artinya, masih ada 28.277 pasien Covid-19 yang dirawat di Saudi. Arab Saudi saat ini berada di peringkat 15 dalam daftar negara yang memiliki jumlah pasien Covid-19 terbanyak di dunia. Pemerintah harus mencermati kondisi ini sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan.

Beberapa waktu lalu, pemerintah menawarkan salah satu strategi dan skenario yang disampaikan oleh Kemnterina Agama jika haji tetap dilaksanakan dengan hanya akan mengirimkan setengah dari jatah kuota. Namun hal itu bukanlah solusi, jika dikalkulasi melalui skema ini berarti akan ada kurang lebih 110 ribu orang yang berangkat ke tanah suci, dengan gelombang rombongan yang begitu besar tersebut jemaah dan petugas sangat berpotensi terinveksi Covid-19. Maka itu sekenario tersebut sangat beresiko karena tidak ada bedanya dengan pengiriman sesuai kuota. Komnas Haji dan Umrah berharap pemerintah tidak memaksakan diri tetapi melihat secara objektif kondisi saat ini

Keputusan penundaan haji 2020 tentu saja akan membuat sejumlah pihak tertentu akan merasa kecewa dan tidak happy, baik bagi jemaah yang sudah sangat lama menanti beribadah di tanah suci menyempurnakan rukun islam maupun pihak-pihak yang memiliki kepentingan ekonomi atas penyelenggaraan ibadah ini. Tetapi penundaan pemberangkatan haji adalah jalan terbaik saat ini, menyelamatkan ribuan jiwa rakyat harus ditempatkan di atas kepentingan manapun.


Sawangan, 22 Mei 2020


Mustolih Siradj
Ketua Komnas Haji dan Umrah
Tafsir surat Al 'Ankabut 41-43 : Rumah laba-laba

Tadarus kami memilih surat Al Ankabut ayat 41-43 sebagai bahan tadabbur.

Dalam ayat 41 Allah berfirman :

مَثَلُ الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اَوْلِيَاۤءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوْتِۚ اِتَّخَذَتْ بَيْتًاۗ وَاِنَّ اَوْهَنَ الْبُيُوْتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوْتِۘ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, sekiranya mereka mengetahui.

Rumah adalah tempat untuk berlindung dan mendapatkan kenyamanan. Dalam ayat ini Allah membuat perumpamaan dengan mempersamakan orang yang menjadikan patung dan berhala sebagai sembahan sama dengan laba-laba yang membuat rumah berupa jaring laba-laba. Rumah laba laba ini disamping lemah, mudah terkoyak juga tidak dapat melindungi laba-laba dari sengatan terik matahari ataupun guyuran hujan. Demikianlah juga dengan patung dan berhala yang dijadikan sekutu atas Allah oleh orang orang kafir. Berhala itu tidak dapat memberikan manfaat ataupun madharat sedikitpun bagi manusia. Bagaimana mungkin menjdikn berhal sebagai pelindung, sedang ia tidak dapat melindungi dirinya sendiri dan tidak memberikan manfaat sedikitpun.


Selanjutnya, jika berhal-berhala itu tidak dapat berbuat apapun, maka dalam surat Al-'Ankabut [29] : 42 Allah menyatakan bahwa Ia mengetahui apa yang diminta oleh hamba-Nya :

اِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ مِنْ شَيْءٍۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Sungguh, Allah mengetahui apa saja yang mereka sembah selain Dia. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Bijaksana.

Allah menegaskan bahwa Ia maha bijaksana. Dalam pengertian meskipun hamba-Nya meminta kepada selain Allah, tetapi apabila mau bertaubat akan diterima. Dan hanya orang berakal saja yang bisa memahami perumpamaan tersebut. Dengan ilmu  pengetahuan yang ia gunakan, ia akan mendapat pemahaman yang  sebenarnya.

 Al-'Ankabut[29] : 43

وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِۚ وَمَا يَعْقِلُهَآ اِلَّا الْعَالِمُوْنَ

Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tidak ada yang akan memahaminya kecuali mereka yang berilmu.

Wednesday, May 20, 2020

Yayasan Darul Muttaqien Medari : Ramadhan berbagi 287 Paket sembako
Berbagi kepada ojol


Program Ramadhan Berbagi bersama yayasan Darul Muttaqien Medari ditutup. Total dana terkumpul Rp. 36.700.000 dan disalurkan dalam bentuk paket sembako yang disalurkan kepada 287 penerima manfaat.

Paket sembako itu disalurkan kepada jamaah binaan baik melalui unit dakwah sekolah, masjid maupun majelis taklim. Juga ada komunitas ojek online (ojol).

Secara umum paket sembako terdiri dari tiga katagori, 1) senilai Rp. 100.000 sebanyak 182 paket, 2) senilai Rp. 150.000 sebanyak 70 paket, dan 3) senilai Rp. 200.000 sebanyak 32 paket. Disamping itu ada 1 paket khusus senilai Rp. 250.000.
Berbagi ke jamaah masjid binaan

Adapun rincian penyaluran sebagai berikut : 1) RA Al Muttaqien : 50 paket, 2) MI Al Muttaqien : 23 paket, 3) Latifah Al Jabbar : 104 Paket, 4) Ojol : 18 paket, 5) Warga sekitar  tundan : 10 paket, 6) Watuadeg :  9 paket, 7) Purwomartani Kalasan ; 15 paket, 8) Al wakaf sengkan : 27 paket, 9) Dusun Klumprit : 10 paket dan 10) lainnya : 20 paket.
Berbagi kepada guru dan PTT Yayasan


Kami menghaturkan terimakasih kepada seluruh donatur yang telah memberikan kepercayaan menyalurkan sebagian infaq/shodaqah untuk berbagi bersama. Semoga menjadi amal yang diterima oleh Allah dan mendapat balasan disisi Allah SWT. Aamiin