Sunday, January 27, 2019

Agung Nugraha : Perbanyak Dzikir setiap hari


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ إِلَّا رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Sumay dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang membaca laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'alaa kulli syai'in qadir (Tidak ada ilah -yang berhaq disembah- selain Allah, Yang Maha Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu) sebanyak seratus kali dalam sehari, maka baginya mendapatkan pahala seperti membebaskan sepuluh orang budak, ditetapkan baginya seratus hasanah (kebaikan) dan dijauhkan darinya seratus keburukan dan baginya ada perlindungan dari (godaan) setan pada hari itu hingga petang dan tidak ada orang yang lebih baik amalnya dari orang yang membaca doa ini kecuali seseorang yang mengamalkan lebih banyak dari itu."

HR. Bukhari: 5.924 @enaiklopedi hadis

Ibrah :
Tuntunan untuk senantiasa memperbanyak dzikir kepada Allah.

Jumlah 100 bukan sesuatu yang mutlak, karena Rasullullah menyampaikan ada yang lebih baik amalnya apabila lebih banyak (jumlah) dzikir yang diucapkan.

Dzikir yang dimaksud disini ialah dzikir bil- lisan (dengan ucapan), bukan dzikir dalam pengertian ingat.

Kita pahami hadis ini tidak untuk dipertentangkan antara dzikir qolbu dan dzikir lisan, melainkan saling melengkapi.

Semoga kita diberikan kekuatan dan termasuk umat yang senantiasa dzikir kepada Allah.

Allahu a'lam

Friday, January 25, 2019

Agung Nugraha : Doa hendak tidur dan bangun tidur


عَنِ الْبَرَّاءِ بْنِ عَازِبٍرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمَا اَنَّ الْنَبِيَّ كَانَ اِذَا اَخَذَ مَضْجَعَهُ قَالَ اَللّٰهُمَّ بِاسْمِكَ اَحْيَا وَ بِسْمِكَ اَمُوْتُ. وَاِذَا اِسْتَيْقَظَ قَالَ اَلحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي اَحْيَانَا بَعْدَ مَا اَماَتَنَا وَ اِلَيْهِ النُّشُوْرُ. 

Dari Al Barra' bin Ajaib r.a. bahwa apabila Nabi mulai berbaring hendak tidur, beliau mengucapkan : ALLAHUMMA BISMIKA AHYA WA BISMIKA AMUUT ("Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup, dan dengan nama-Mu aku mati"), Apabila beliau bangun tidur mengucapkan : ALHAMDULILLAHILLADZI  AHYAANA BA'DA  MAA  AMATANA WA ILAIHIN-NUSYUUR ("Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali".)

H. R. Muslim No. 1897 @ Mukhtashar shahih Muslim.

Ibrah :
Tuntunan doa yang dilafalkan sebelum dan sesudah tidur.

Doa tersebut pada intinya adalah peneguhan tauhid, bahwa hidup dan mati kita ada dalam kekuasaan Allah.

Kita berserah diri kepada Allah ketika hendak tidur, dan bersyukur kepada Allah ketika masih diberi kesempatan untuk bangun  menikmati kehidupan.

Pernyataan dan kesadaran bahwa kita akan kembali kepada Allah semestinya bukan sekedar ikrar, melainkan harus dimaknai bahwa kesempatan tersebut akan digunakan untuk beribadah sebagai bekal untuk kembali kepada-Nya.

Allahu a'lam

Tuesday, January 22, 2019

Agung Nugraha :  Keutamaan shalat bardain

حَدَّثَنَا هُدْبَةُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا هَمَّامٌ حَدَّثَنِي أَبُو جَمْرَةَ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي مُوسَى عَنْ أَبِيهِ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Telah menceritakan kepada kami Hudbah bin Khalid berkata, telah menceritakan kepada kami Hammam telah menceritakan kepadaku Abu Jamrah dari Abu Bakar bin Abu Musa dari Bapaknya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Barangsiapa mengerjakan shalat pada dua waktu dingin, maka dia akan masuk surga."

HR. Bukhari: 540 @enaiklopedi hadis

Ibrah :
Bardain, merupakan bentuk mutsanna, berasal dari kata "barid" yang artinya dingin.

Shalat bardian ialah shalat dalam dua keadaan dingin. Yang dimaksud adalah sholat asar dan shalat subuh.

Pada dua waktu tersebut umumnya cuaca dingin dan cenderung menjadikan seseorang malas untuk shalat. Karenanya Rasulullah memberikan motivasi dengan menjanjikan surga bagi orang yang melaksanakan dua shalat dimaksud.

Demikianlah sebagian strategi Rasulullah dalam memotivasi umat menjalankan syariat.

Allahu a'lam

Agung Nugraha :  Dzikir dan pengakuan dosa

عَنْ عَبْدٍ اللّٰهٍ بْنٍ عُمَرَ اَنَّ اَبَا بَكْرٍ قَالَ يَا رَسُولَ اللّٰه عَلِّمْنِي دُعَاءٍ اَدْعُوْبِهِ فِی صَلَاتِي؟ قُلْ اللّٰهُمَّ اِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِی ظُلْمًا كَثِيْرًا وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اَنْتَ فَغْفِرْلِی مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِی اَنَّكَ اَنْتَ الْغَفُوْرٌ الرَحِيْمِ 

Dari Abdullah Ibnu Umar bahwa Abu Bakar berkata (bertanya kepada nabi), wahai Rasulullah, ajarkanlah suatu doa yang bisa aku baca didalam sholatku. Rasulullah berkata : ucapkanlah Allahumma inni dzalamtu nafsu dzulman katsiran, wa laa yaghfiru adz-dzunuuba illa anta, faghfirliy maghfiratan min 'indika, warhamniy, innaka antal ghafuururrahim
(Ya Allah, sesungguhnya aku telah mendzalimi diriku sendiri dengan banyak kedzaliman, sedangkan tidak ada ampunan atas dosa kecuali dari-Mu, maka ampunilah aku dari sisi-Mu, dan Rahmatullah aku, sesungguhnya Engkau maha pengampun dan maha penyayang).

H. R. Bukhari dan Muslim

Ibrah :
Salah satu doa yang dapat dibaca ketika sedang shalat.

Doa ini berisi pengakuan bahwa kita masih sering berbuat dosa bahkan mendhalimi diri sendiri. Kemudian dilanjut dengan pengakuan bahwa Allah-lah yang memberikan ampunan atas dosa dan kesalahan kita. Baru kemudian memohon ampunan dan rahmat Allah SWT.

Allahu a'lam

Sunday, January 20, 2019

Agung Nugraha : Dzikir, meng-Esakan Allah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ أَعَزَّ جُنْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَغَلَبَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ فَلَا شَيْءَ بَعْدَهُ

Dari Abu Hurairah Ra. Bahwa Rasulullah SAW bersabda : "Laa ilaaha illallahu wahdah, a'azza jundahu wa nashara 'abdahu wa ghalabal ahzaab wahdahu falaa syai'a ba'dah (Tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah, Yang memenangkan tentara-Nya, menolong hamba-Nya, Dia sendiri yang akan mengalahkan pasukan sekutu dan tidak ada sesuatupun sesudah Dia")."

HR. Bukhari: 3.805 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini menerangkan salah satu lafal dzikir dengan mengingat dan memuji Allah. Bahwa Allah-lah dzat yang berhak disembah/diibadahi dan Allahlah satu-satunya yang berhak dimintai pertolongan.

Allahu a'lam

Friday, January 18, 2019

Agung Nugraha : Tuntunan dan Doa ketika hendak tidur

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ ثُمَّ قُلْ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ فَأَنْتَ عَلَى الْفِطْرَةِ وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَتَكَلَّمُ بِهِ قَالَ فَرَدَّدْتُهَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا بَلَغْتُ اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ قُلْتُ وَرَسُولِكَ قَالَ لَا وَنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil berkata, telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Sa'ad bin 'Ubaidah dari Al Bara' bin 'Azib berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudlulah seperti wudlu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu dan ucapkanlah: ALLAHUMMA ASLAMTU WAJHII ILAIKA WA FAWWADLTU AMRII ILAIKA WA ALJA`TU ZHAHRII ILAIKA RAGHBATAN WA RAHBATAN ILAIKA LAA MALJA`A WA LAA MANJAA ILLAA ILAIKA ALLAHUMMA AAMANTU BIKITAABIKALLADZII ANZALTA WANNABIYYIKALLADZII ARSALTA (Ya Allah, aku pasrahkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan perasaan senang dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksa-Mu melainkan kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus) '. Jika kamu meninggal pada malammu itu, maka kamu dalam keadaan fitrah dan jadikanlah do'a ini sebagai akhir kalimat yang kamu ucapkan."

Al Bara' bin 'Azib berkata, "Maka aku ulang-ulang do'a tersebut di hadapan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam hingga sampai pada kalimat: ALLAHUMMA AAMANTU BIKITAABIKALLADZII ANZALTA (Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan), aku ucapkan: WA RASUULIKA (dan rasul-Mu), beliau bersabda: "Jangan, tetapi WANNABIYYIKALLADZII ARSALTA (dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus)."

HR. Bukhari: 239 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini menerangkan tuntunan atau tata cara ketika hendak tidur, yaitu 1) wudhu seperti wudhu ketika mau sholat, 2) berbaring menghadap sisi sebelah kanan (menghadap kiblat), dan membaca doa/dzikir sebelum tidur.

Diantara doa/dzikir yang dibaca ialah seperti diatas.

Allahu a'lam

Wednesday, January 16, 2019

Agung Nugraha : Husnudzan, dzikir dan taqarrub kepada Allah


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَيَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

Dari Abu Hurairah radliyallahu'anhu berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah berfirman : "Aku berada dalam prasangka hamba-Ku, dan Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika ia mengingat-Ku dalam perkumpulan, maka Aku mengingatnya dalam perkumpulan yang lebih baik daripada mereka, jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekatkan diri kepadanya sehasta, dan jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta, Aku mendekatkan diri kepadanya sedepa, jika ia mendatangi-Ku dalam keadaan berjalan, maka Aku mendatanginya dalam keadaan berlari."

HR. Bukhari: 6.856 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini merupakan hadis Qudsi. Yaitu firman Allah, namun tidak termasuk dalam Al Qur'an.

Cakupan hadis ini ialah tuntunan agar manusia senantiasa berbaik sangka (husnudhzan) kepada Allah SWT. Apapun kondisinya, tidak semestinya disikapi dengan resah bahkan menyalahkan Allah. Yang semestinya ialah berpikir pos8tif, dengan meyakini bahwa dalam setiap keadaan, tidak terkecuali bila terkena musibah, pasti ada hikmah.

Agar kita senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan. Allah selalu menyertai dan mengawasi setiap langkah dan perbuatan yang kita lakukan.

Mendorong umat agar senantiasa mendekat kepada Allah. Allah  akan menyambut setiap langkah menuju  kebaikannya. Bahkan  Allah akan menanggapi lebih "agresif" baik dalam mencintai dan menunjukkan perhatian-Nya.

Karenanya, yuk caper (cari perhatian) Allah dengan melaksanakan yang diperintah dan meninggalkan yang dilarang.

Allahu a'lam

Tuesday, January 15, 2019

Agung Nugraha : wanita haid tidak najis

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُدْرِكٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو عَوَانَةَ اسْمُهُ الْوَضَّاحُ مِنْ كِتَابِهِ قَالَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ الشَّيْبَانِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ قَالَ سَمِعْتُ
خَالَتِي مَيْمُونَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا كَانَتْ تَكُونُ حَائِضًا لَا تُصَلِّي وَهِيَ مُفْتَرِشَةٌ بِحِذَاءِ مَسْجِدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي عَلَى خُمْرَتِهِ إِذَا سَجَدَ أَصَابَنِي بَعْضُ ثَوْبِهِ

Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Mudrik berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Hammad berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu 'Awanah nama aslinya adalah Al Wadldlah sebagaimana dalam kitabnya, ia berkata; telah mengabarkan kepada kami Sulaiman Asy Syaibani dari 'Abdullah bin Syaddad berkata, Aku mendengar bibiku Maimunah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa ia mengalami haid dan tidak melaksanakan shalat. Dan ia tidur di depan tempat sujud Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang saat itu sedang shalat di atas tikar (kecil) nya, jika sujud beliau maka sebagian kainnya mengenaiku."

HR. Bukhari: 321@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini menunjukkan bahwa wanita haid tidak najis. Bila dihadis ini hanya kain  yang menyentuh Maimunah, dalam riwayat lain tangan nabi menyentuh istrinya untuk 'menggeser' kaki agar mendapatkan tempat sujud.

Karenanya, ketika seorang istri sedang haid tetap dianjurkan membangun kemesraan dengan istri. Yang tidak boleh hanyalah tempat keluarnya darah haid saja.

Allahu a'lam

Monday, January 7, 2019

Yansur : Islam bukan sekedar kepercayaan, tapi juga sosial, ekonomi dan politik
Islam tidak  Hanya Terkait dengan Kepercayaan tetapi juga dengan Masalah Sosial, Ekonomi maupun Politik untuk Memudahkan Ummat Mengabdi Pada Ilahi

Sebagai agama, tentu Islam memiliki perhatian khusus kepada masalah kepercayaan atau keimanan kepada Allah swt. Ketauhidan merupakan hal utama dalam sistem ajaran Islam. Namun bukan berarti Islam  agama yang tidak memiliki perhatian apalagi  mengabaikan  terhadap masalah-masalah di luar kepercayaan, seperti masalah sosial, ekonomi, bahkan politik  sekalipun.

Jika kita perhatikan al-Qur’an, banyak pesan-pesan yang menunjukkan betapa besarnya perhatian Islam terhadap masalah-masalah selain kepercayaan. Bukankah kewajiban mengeluarkan zakat atau anjuran untuk memberikan sebagian harta kepada orang-orang yang membutuhkan merupakan bukti bahwa Islam tidak melepaskan perhatiannya dari masalah sosial dan ekonomi.

Bahkan dalam al-Qur’an dikatakan sebagai orang  yang mendustakan agama apabila  tidak memerhatikan dan tidak menyantuni anak yatim, serta tidak mendorong memberi makan kepada orang-orang miskin. Demikian pesan al-Qur’an dalam Surat Al-Ma’un ayat 1-3.

Begitu pula dengan keberadaan para nabi dan rasul yang berhadapan dengan penguasa-penguasa sombong dan lalim seperti nabi Ibrahim dengan Namrud, Nabi Musa dengan Fir’aun, termasuk Nabi Muhammad saw. ketika menghadapi Abu Jahal dan contoh keberhasilan beliau  membangun masyarakat  berkeadaban di Madinah. Bukankah hal itu cukup megisyaratkan bahwa Islam adalah agama yang harus mengambil peran dalam masalah politik dan kekuasaan.

Jika politik dan kekuasaan, kondisi sosial dan ekonomi telah menghambat dan  menghalangi, atau bahkan telah membaut manusia inkar  dalam mengabdi kepada Allah, ummat Islam  harus mengambil sikap. Sehingga ummat manusia mendapatkan jaminan dan  fasilitas  kemudahan dalam  mengabdi kepada Allah, Dzat yang telah menciptakan dan memfasilitasi seluruh kebutuhan hidup manusia itu sendiri. Salam Yansur.

Sunday, January 6, 2019

Agung Nugraha : Posisi sholat jenazah

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي سُرَيْجٍ قَالَ أَخْبَرَنَا شَبَابَةُ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ حُسَيْنٍ الْمُعَلِّمِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ أَنَّ امْرَأَةً مَاتَتْ فِي بَطْنٍ فَصَلَّى عَلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ وَسَطَهَا

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abu Suraij berkata, telah mengabarkan kepada kami Syababah berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'bah dari Husain Al Mu'alim dari 'Abdullah bin Buraidah dari Samrah bin Jundub,
ada seorang wanita yang meninggal dunia karena hamil. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menshalatinya dan beliau berdiri di bagian tengah (jenazah) nya."

HR. Bukhari: 320@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Tuntunan shalat jenazah; bila jenazahnya wanita, maka posisi (imam) shalat di tengah.

Allahu a'lam

Yansur : Pertolongan dan perlindungan Allah atas mukmin
Orang Mukmin Akan Selalu Ditolong dan Dilindungi Allah

Jika sedang membutuhkan pertolongan, yang dicari pasti orang yang sudah kita kenal dan memiliki kedekatan tertentu. Bahkan kita pun mengetahui sikap dan  karakternya sehingga kita anggap dia adalah yang pantas dimintai tolong. Yang ada di benak, jangan sampai pertolongan yang kita terima akan mengurangi independensi, apalagi sampai merusak harga diri.

Kalau bisa orang yang memberi pertolongan itu bukan hanya menolong, tetapi juga mau dan rela melindungi kelemahan kita sekaligus dapat menuntun kita agar bisa melepaskan dari kesulitan yang sedang dihadapi.

Namun hal  itu baru sebatas dugaan, sebab dalam praktiknya tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi kemudian. Manusia bukan subjek yang selalu bersikap dan berlaku lurus dan benar. Sesekali bisa saja terkena godaan untuk melakukan hal yang buruk dan menyimpang, termasuk ketika sedang memberi pertolongan kepada kita. Demikian realitas yang bisa terjadi ketika meminta pertolongan dan perlindungan dengan sesama manusia.

Bagi seorang mukmin, sebelum meminta tolong kepada yang lain, terlebih dahulu akan  minta tolong dan perelindungan kepada Allah.  Sebab “Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia (terus-menerus) mengeluarkan mereka dari aneka kegelapan kepada cahaya iman…”. (QS. Al-Baqarah; 257)

Allah begitu dekat dengan orang yang beriman melebihi dekatnya orang-orang yang terdekat dengan kita.  Jika minta kepada-Nya, Dia  akan segera menolong, melindungi dan membantu kita. Bahkan sebelum memohon, Allah sudah mengetahui apa yang kita butuhkan sehingga sebenarnya, Allah telah menyiapkan semua kebutuhan orang yang beriman. Sebab Dia Maha Mendengar lagi Maha mengetahui. Salam Yansur.

Saturday, January 5, 2019

Agung Nugraha : Larangan bersumpah dengan menyebut ayah

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَحْلِفُوا بِآبَائِكُمْ وَلَا بِأُمَّهَاتِكُمْ وَلَا بِالْأَنْدَادِ وَلَا تَحْلِفُوا إِلَّا بِاللَّهِ وَلَا تَحْلِفُوا بِاللَّهِ إِلَّا وَأَنْتُمْ صَادِقُونَ

Dari Abi Hurairah ra. Rasulullah SAW bersabda :
"Janganlah kalian bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian, dan jangan pula dengan nama ibu-ibu kalian, serta dengan sekutu-sekutu! Dan janganlah kalian bersumpah kecuali dengan nama Allah, dan janganlah bersumpah dengan nama Allah kecuali kalian dalam keadaan benar."

HR. Abu Daud: 2.827@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Sumpah merupakan salah satu mekanisme pembuktian  atau  untuk meyakinkan pihak lain.

Larangan bersumpah atas nama orang tua (ayah/ibu) maupun sekutu lainnya.

Sumpah yang dibolehkan ialah dengan menyandarkan diri kepada Allah/atas nama Allah dengan menggunakan salah satu dari huruf Qosam (kata sumpah) yaitu و (wa) ت  (ta) ب (Bi) diikuti kata Allah, yaitu Wallahi (والله), Tallahi (تالله), dan Billahi (بالله ).

Hadis ini juga membatasi agar tidak mudah bersumpah mengatasnamakan Allah. Bahkan sumpah hanya digunakan untuk meyakinkan hakim/pihak lain setelah bukti-bukti kebenaran belum dapat diterima atau  meyakinkan hakim atas kebenaran sementara ia tidak mampu mendatangkan bukti.

Dalam Islam, ketika seseorang bersumpah dengan menyebut nama Allah maka sumpah tersebut 'harus' diterima. Karenanya dilarang bersumpah bila tidak dalam posisi benar dan hanya mencari selamat/pembenaran diri.

Allahu a'lam
Agung Nugraha : Larangan menjelekkan diri sendiri

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ خَبُثَتْ نَفْسِي وَلَكِنْ لِيَقُلْ لَقِسَتْ نَفْسِي

Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda : "Janganlah sekali-kali salah seorang kamu berkata: 'Khabusat nafsi' (diriku buruk), tetapi katakanlah: 'Laqisat nafsi' (diriku kurang).

HR. Muslim: 4.180 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Larangan bersikap fatalistis dengan menyalahkan diri sendiri seolah tidak memiliki peran, kapasitas, kapabilitas, atau nilai baik  apapun.

Meski demikian, juga dilarang untuk merasa sempurna dan tidak mempunyai kekurangan apapun. Karenanya dianjurkan untuk bersikap bijaksana (memiliki wisdom) dan berani mengakui adanya kekurangan  pada diri.

Allahu a'lam
Yansur : Yang kurang itu komitmen, bukan Sumber Daya
Kita tidak Kurang Sumber Daya tetapi yang Kurang adalah Komitmen Keumatan

Beberapa waktu yang lalu, saat sedang menunggu bengkel langganan buka, kami sempat ngobrol dengan seseorang yang sama-sama mau service kendaraan. Berawal dari saling bertanya mengenai  kendaraan masing-masing yang mau diservice, kemudian beralih  tentang pekerjaan, isu politik jelang pemilu, persaingan bisnis, hingga  kondisi ummat, yakni ummat Islam. 

Diantara oborolan yang menarik adalah mengenai kondisi ummat Islam yang  kian hari terasa kian termarjinalkan. Padahal ummat Islam  merupakan penduduk mayoritas. Kami tidak mencari kambing hitam kesalahan. Tapi lebih bicara tentang mengapa ummat yang mayoritas ini semakin melemah.

Jangan-jangan kita ini menjadi ummat yang manja, lebih suka dilayani dari pada melayani, lebih suka diperjuangkan dari pada berjuang. Jika demikian,  memang  siapa yang mau melayani dan mau memperjuangkan ummat ini? Sedikit sekali kemungkinan ummat lain akan memperjuangkannya. Ummat lain tentu akan lebih berjuang untuk ummatnya sendiri.

Bisa jadi kita adalah diantara orang yang tidak menyadari betapa pentingnya ummat, bukan hanya ummat sebagai eksistensi keagamaan tetapi sebagai penyokong kesejahteraan kehidupan. Nampaknya selama ini kita lebih mendahulukuan ego sektoral yang justru merusak keutuhan ummat.  Karenanya kita tidak pernah serius  membaca dan menghitung dan merancang potensi kehidupan ummat.

Padahal, saat ini banyak orang yang justru berlomba-lomba membangun jaringan untuk mengokohkan komunitas. Karena komunitas merupakan asset. Bisnis hari ini dibangun tidak hanya dengan berdasarkan modal tetapi dengan jaringan dan komunitas. Komunitas merupakan pasar potensial yang cenderung  tetap dan panatik. Komunitas akan lebih merasa memiliki terahadap perusahaan dan produk yang ditawarkan. 

Bukankah ummat ini sesungguhnya merupakan potensi jaringan yang amat luas dan merupakan asset terbesar bagi ummat itu sendiri?. Kita bisa membuat toko berjejaring yang bisa melayani ummat. Bukan tokonya yang pertama kali dibuat, melainkan sistemnya atau aplikasinya yang harus  milik ummat. Toko akan berdiri dengan sendirinya setelah sistemnya dibuat dengan baik dan akuntabel, menjadi aplikasi yang bisa didownload sebagai fasilitas untuk share modal, sumber daya, identitas pemilik, sekaligus pasar potensial utama.

Seperti aplikasi Gojek dan Uber, mereka tidak menyediakan kendaran untuk bisnisnya, sebab kendaraan, tenaga kerja disediakan sendiri oleh member. Sementara kelangsungan bisnis transportasi yang sekarang sudah merambah ke semua kebutuhan itu, sepenuhnya berada di tangan konsumen. Besar kemungkinan konsumennya yang  terbanyak di negeri ini adalah ummat Islam.

Saat ini kita sangat membutuhkan “satu aplikasi untuk segala kebutuhan”. Kebutuhan transportasi, pendidikan, hotel, pariwisata, perdagangan, pertokoan dan lain-lain. Kita tidak kurang sumber daya manusia yang mampu membuat aplikasi semacam itu, yang kurang adalah komitmen keumatan. Salam Yansur.

Friday, January 4, 2019

Yansur : Damai itu karena rela, jangan dipaksa
Kedamaian itu Datang karena Kerelaan Bukan Keterpaksaan

Allah menghendaki agar setiap orang merasakan kedamaian dan sesungguhnya kita semua juga  sangat membutuhkan kedamaian itu. Maka agama yang diturunkan untuk menjadi nilai, pandangan, dan  jalan bagi kehidupan manusia beranama Islam yang berarti damai.

Kedamaian tidak akan pernah kita  rasakan di saat  hati dan jiwa tidak tentram. Paksaan adalah  salah satu hal yang membuat jiwa dan hati jauh dari ketentraman dan kedamaian. Oleh sebab itu Allah pun menegaskan bahwa, “Tidak ada paksaan untuk (menganut) agama Islam, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat…”. Demikian firman Allah dalam al-Qur’an Surat Al-Baqarah 256.

Jika seseorang  sudah mengetahui arah dan tujuan hidupnya, sementara di depan mata telah terbentang jalan yang benar dan lurus menuju arah yang dituju, tentu tidak butuh paksaan. Hati akan rela, senang, dan tenang mengikuti jalan itu karena dijamin tidak akan tersesat. Perjalan pun akan mudah dan selamat sampai tempat tujuan.

Jika ada orang yang tidak mau menelusuri jalan lurus yang terbentang di hadapannya untuk menghantarkan ke tempat  tujuan, pasti ada sesuatu yang keliru dalam diri dan jiwanya. Mungkin karena orientasi hidupnya yang salah atau karena pengetahuan agamanya yang terbatas. Salam Yansur.

Thursday, January 3, 2019

Agung Nugraha : Diantara tanda kiamat

حَدَّثَنَا عَيَّاشُ بْنُ الْوَلِيدِ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيَنْقُصُ الْعَمَلُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَتَظْهَرُ الْفِتَنُ وَيَكْثُرُ الْهَرْجُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّمَ هُوَ قَالَ الْقَتْلُ الْقَتْلُ

Telah menceritakan kepada kami 'Ayyasy bin Al Walid Telah mengabarkan kepada kami 'Abdul A'la telah menceritakan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Sa'id dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda (tentang tanda-tanda kiamat); "Jaman terasa ringkas, amal shalih berkurang, kebakhilan merajalela, fitnah (maksiat) dinyatakan secara terang-terangan, dan banyak al haraj." Para sahabat bertanya; 'Ya Rasulullah, apa maksud istilah al haraj? ' Nabi menjawab "Pembunuhan-pembunuhan."

HR. Bukhari: 6.537 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini menggambarkan diantara tanda (dekatnya) kiamat.


Yang dimaksud jaman terasa ringkas menggambarkan bahwa seolah waktu yang diberikan oleh Allah seakan-akan kurang. Padahal dalam hitungan hari, suka dan sekarang sama saja, yaitu 24 jam. Waktu tersebut habis untuk urusan duniawi, bahkan tidak sempat beribadah/beramal dengan optimal.

Tanda lainnya ialah semakin menonjolnya sikap bakhil, dimana orang cenderung egois/individualistis, materialistis.

Disamping itu, kiamat juga ditandai dengan banyaknya fenomena kemasiatan bahkan terang-terangan/terbuka. Serta banyaknya  pembunuhan antar manusia yang bahkan hanya disebabkan masalah sepele, hanya karena tersinggung atas hal yang tidak prinsip dan sebagainya.

Allahu a'lam
Yansur : Agar baik, biasakan menolak keburukan
Terbiasa dengan Kebaikan akan Mudah Menolak Keburukan dan Terbiasa dengan Keburukan akan Mudah dalam Menolak Kebaikan.

Pada diri manusia, Allah tanamkan dua jalan dan sekaligus kecenderungan, berupa  kejahatan dan ketaqwaan. Sebagaimana tertuang dalam Kitab Suci, “maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketaqwaannya. (QS. Asy-Syams: 8).

Ketaqwaan merupakan jalan dan kecenderungan untuk selalu taat dan setia mengikuti dan menjalankan kebaikan  baik yang bersumber dari hati nurani maupun pesan-pesan Ilahi. Sementara kejahatan merupakan jalan yang menunjukkan sikap perlawanan dan pembangkangan sehingga menjerumuskan manusia pada dosa yang mengundang murka Allah. 

Orang yang memilih jalan ketaqwaan, akan terbiasa dengan amal-amal  kebaikan, telinganya selalu mendengarkan pesan-pesan al-Qur’an tidak senang mendengar kalimat-kalimat buruk.  Di telinganya seolah terpasang sensor yang menolak mendengarkan keburukan.  Jika mendengar kalimat yang buruk hantinya akan gundah, risau, dan tidak menentu.

Sebaliknya orang yang mengikuti jalan kejahatan, hati dan moralnya akan rusak. Dia justru tidak senang dan tidak tenang mendengarkan pesan-pesan kebaikan, apalagi pesan-pesan ayat suci al-Qur’an. Sebab dia sudah bekerjasama dengan setan, makhluk yang sombong dan angkuh menentang titah Tuhan. Salam Yansur.

Wednesday, January 2, 2019

Doa buang hajat

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى أَخْبَرَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ وَقَالَ يَحْيَى أَيْضًا أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ كِلَاهُمَا عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ
فِي حَدِيثِ حَمَّادٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ الْخَلَاءَ وَفِي حَدِيثِ هُشَيْمٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا دَخَلَ الْكَنِيفَ قَالَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ
و حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ وَهُوَ ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَقَالَ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Zaid dan Yahya berkata juga telah mengabarkan kepada kami Husyaim keduanya meriwayatkan dari Abdul Aziz bin Shuhaib dari Anas Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam masuk WC -Sedangkan dalam hadis Husyaim dengan redaksi; "Bahwa Rasulullah apabila masuk tempat buang hajat-, beliau membaca: “ALLAAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAL KHUBUTSI WALKHABA'ITS (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari setan laki-laki dan setan perempuan)." Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ismail, yaitu Ibnu Ulayyah dari Abdul Aziz dengan sanad ini, dan dia berkata, ' A'UUDZU BILLAH MINAL KHUBUTSI WALKHOBA'ITS Aku berlindung kepada Allah dari gangguan setan laki-laki dan setan perempuan'."

HR. Muslim: 563@ensiklopedi hadis

Ayok, berinfaq untuk pembangunan Madrasah Tahfidz


Ibrah :
Hadis ini menunjukkan bahwa Islam cukup komprehensif didalam mengatur dan memberikan tuntunan di semua segi kehidupan. Tidak terkecuali dalam hal masuk kamar mandi/WC pun dituntunkan doanya.

Allahu a'lam
Yansur: tidak pasti, memohonkan kepada yang maha pasti
Jika Tahu Setiap Saat Dihadapkan Pada Ketidakpastian Maka Tetap Memohon dan Berlindung kepada Allah Dzat Pemilik Kepastian

Setiap saat  kita dihadapkan pada ketidakpastian, tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita ke depan. Apakah akan bertemu dengan kebaikan atau keburukan, kesusahan atau pun kebahagiaan.  Kepastian hanya ada pada sunnatullah, berupa hukum sebab akibat. Padahal hukum sebab akibat baru bisa diketahui setelah terjadi dan dapat dipahami melalui proses berulang-ulang. Itu pun baru sebagian kecil dari hukum sebab akibat yang bisa diketahui oleh manusia.

Lebih lagi dengan kemungkinan tergelincirnya iman karena kerap akan mendapat godaan dari musuh bebuyutan yaitu setan yang telah bersumpah untuk menggoda seluruh keturunan Adam hingga akhir zaman. Dia akan menggunakan segala cara dan muslihat yang tidak mudah kita duga, bisa menggoda melalui musuh ataupun kawan dekat supaya kita terperdaya. Hingga, apakah kita tetap menjadi orang beriman atau justru berkoalisi dengan setan.

Karenanya, tidak ada cara lain yang harus kita lakukan kecuali berlindung pada pemilik kepastian, yaitu Tuhan seru sekalian alam. Dia Dzat Yang Maha Hidup yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, yang tidak dikenai rasa kantuk dan tidak pula tidur, yang langit dan bumi beserta isinya berada dalam kekuasaan-Nya.

Allah Dzat Yang Maha Perkasa sehingga tidak ada yang mendapatkan pertolongan kecuali setelah mendapatkan restu-Nya. Bahkan apa yang disampaikan kepada-Nya harus sesuatu yang benar dan haq. Jangan menduga akan mendapat ridla-Nya atas  permintaan yang bertentangan dengan keadilan dan kebenaran yang telah di titahkan-Nya. Salam Yansur.

Tuesday, January 1, 2019

Agung Nugraha : Berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal

 حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَابْنُ أَبِي عُمَرَ وَاللَّفْظُ لِابْنِ أَبِي عُمَرَ قَالَا حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ الْمُغِيرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ
مَا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدٌ عَنْ الدَّجَّالِ أَكْثَرَ مِمَّا سَأَلْتُهُ عَنْهُ فَقَالَ لِي أَيْ بُنَيَّ وَمَا يُنْصِبُكَ مِنْهُ إِنَّهُ لَنْ يَضُرَّكَ قَالَ قُلْتُ إِنَّهُمْ يَزْعُمُونَ أَنَّ مَعَهُ أَنْهَارَ الْمَاءِ وَجِبَالَ الْخُبْزِ قَالَ هُوَ أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ ذَلِكَ

Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah dan Ibnu Abu 'Umar; lafazh ini milik Ibnu Abu 'Umar dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dari Isma'il bin Abu Khalid dari Qais bin Abu Hazim dari Al Mughirah bin Syu'bah dia berkata; "Tidak ada orang bertanya kepada : "Tidak ada orang bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perihal Dajjal yang lebih banyak dari pertanyaanku." Karena itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepadaku: 'Hai anakku! Engkau tak usah terlalu risau memikirkannya. Dia tidak akan mencelakakanmu! ' Kataku; 'Orang-orang menganggap bahwa Dajjal itu mempunyai sungai yang mengalir dan bukit roti.' Beliau bersabda: 'Itu sangat mudah bagi Allah Ta'ala menciptakannya.'

HR. Muslim: 4.005 @ensiklopedi hadis

Ingin bantu Pembangunan Madrasah Tahfidz?

Ibrah :
Hadis ini menunjukkan perhatian serius Mughirah terkait Dajjal sehingga ia banyak bertanya kepada Rasulullah.

Hadis ini juga menunjukkan 'kekhawatiran' Mughirah atas Dajjal. Sehingga Rasulullah menenangkannya dengan mengatakan bahwa ia tidak akan mencelakakan/ menyakitimu, dan Allah lebih kuasa daripada Dajjal.

Karenanya, kita dituntunkan berlindung kepada Allah dari fitnah Dajjal.

Allahu a'lam
Agung Nugraha  : Resolusi untuk kebaikan

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنَا قَيْسٌ عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ
بَايَعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى إِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Isma'il berkata, telah menceritakan kepada kami Qais dari Jarir bin 'Abdullah berkata,  "Aku membai'at Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan untuk setia kepada setiap Muslim."

HR. Bukhari: 493@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini menjelaskan bahwa ada seorang sahabat yang berbaiat kepada Nabi Muhammad untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan menegakkan ukhuwah Islamjyah (persaudaraan diantara umat Islam).

Dalm perspektif sekarang Baiat bisa disebut juga sebagai  pernyataan sikap dan komitmen. Bisa juga disebut Resolusi.

Orang yang sudah berbaiat atau memancangkan komitmen akan selalu teringat apa yang ia baiatkan sehingga terus berusakan melakukannya.

Mari memancangkan niat dan berkomitmen kepada Allah untuk terus menjadi yang lebih baik.

Allahu a'lam
Yansur : Oleh oleh mudik, kembali ke kampung akhirat
Oleh-oleh Pulang Kampung Bagai Pesan Melakukan Kebaikan dan Menjauhi Kemunkaran sebagai  Oleh-oleh untuk di Akhirat Mendatang

Nak, apa yang membuatmu betah tinggal di kampung?
Di Tempat Aki dan Nini, Rajadesa-Ciamis, suasananya adem dan sepi, enak untuk istirahat, rasanya menentramkan. Kalau di tempat Ema, Pagaden-Subang, banyak saudara yang sebaya jadi seneng kumpul bareng. Demikian jawaban anaku  ketika  merespon pertanyaan yang disampaikan sesaat sebelum meninggalkan kampung halaman.

Ya.. memang, Rajadesa-Pagaden adalah dua tempat yang saling melengkapi dan begitu lekat bagi kehidupan kami. Kendati orang yang menjadi pelekat kedua keluarga dan tempat itu sudah tiada, namun daya rekatnya tetap terasa dalam jiwa.  Namun betapapun betah dan senangnya kumpul bersama di desa, pada akhirnya kita harus kembali ke Jogja, ke tempat dimana kita menetap.

Nak, perjalanan ngunjungi keluarga besar di kedua desa itu mengandung pelajaran dan makna  yang sangat berharga. Bukan saja karena sudah melepaskan kerinduan dengan orang-orang tercinta dan telah merasakan kembali udara serta suasana yang telah membesarkan orang tua, tetapi perjalanan kita pulang kampung bagaikan miniatur kehidupan kita di dunia yang tidak lama akan kita tinggalkan kembali ke tempat dimana kita akan menetap yaitu alam akhirat. 

Kemarin saat datang ke desa kita disambut dan dijamu dengan mesra oleh keluarga. Apa yang mereka punya di sajikan dan kita dilayani sedemikian rupa. Sama halnya  dengan kasih sayang Allah yang  diberikan kepada kita di dunia, semuanya telah dipasilitasi dengan sempurna, namun jangan terlena karena akan ditinggalkan juga.

Saat pulang kita dibawakan oleh-oleh begitu rupa sebagai  tanda bahwa mereka sayang pada kita. Mungkin mereka berpikir agar setelah tiba di jogja ada yang bisa kita buka. Sama halnya dengan pesan yang kerap dibawakan agar kita selalu melakukan  kebaikan dan menjauhi kemunkaran. Walaupun berat harus kita terima dan jalankan sebagai tanda kasih sayang  dan sekaligus oleh-oleh untuk  dibawa pulang yang bisa dibuka dan dinikmati di akhirat mendatang.  Salam Yansur.