Saturday, April 4, 2020

Kiki F. Wijaya : Kepemimpinan level lima

Ilustrasi : Pemimpin yang adil dan tegas

By. Kiki F. Wijaya
(Motivator Muslim Indonesia)

"Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya itu". Inilah salah satu hadist yang sangat populer dari Rosulullah SAW, yang menggambarkan tentang betapa pentingnya kepemimpinan itu. Kepemimpinan sejatinya bernilai sakral, alih-alih bersifat profan semata. Tanggungjawabnya tak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak

Ada banyak pakar menyampaikan pendapatnya tentang pengertian dan esensi kepemimpinan. Guru saya, DR. Alimatus Sahrah, memberikan pengertian yang sedehana namun padat tentang hal ini. Bu Alim, demikian beliau akrab disapa, mendefinisikan kepemimpinan sebagai "getting someone to some where", mendapatkan seseorang untuk diajak ke suatu tempat. Pengertian ini mengisyaratkan bahwa seorang pemimpin tidak bekerja sendirian. Dia mesti berusaha mendapatkan seseorang atau sekelompok orang untuk bergerak menuju suatu keadaan, tujuan, atau idealitas yang diinginkan bersama.

Sejalan dengan itu, John C. Maxwell yang menyebut kepemimpinan sebagai seni mempengaruhi orang lain. Jika seseorang tidak mampu melakukan hal ini  maka sejatinya dia tak layak didaulat sebagai seorang pemimpin. Dia baru menjadi sosok "pimpinan".

Karena itulah, Maxwell mengungkapkan ada lima jenjang yang perlu kita jalani  untuk mentransformasi diri menjadi pemimpin sejati, yaitu :

1. POSITION
Inilah garis start perjalanan seorang pemimpin. Pada tahap ini dia baru memperoleh legitimasi untuk memimpin, baik itu melalui pemilihan ataupun pengangkatan. Berbekal ini, orang lain mau tidak mau, suka atau tidak suka harus taat kepadanya.

Ada sejumlah alasan yang menyebabkan seseorang mendapatkan legitimasi. Jika Anda seorang pengusaha, legitimasi itu Anda dapatkan karena Anda adalah seorang owner, pemilik usaha. Karyawan Anda mau tidak mau harus taat kepada Anda karena Anda yang mempekerjakan mereka, mengatur mereka, dan menggaji mereka.

Beda halnya jika Anda seorang karyawan. Umumnya alasan pengangkatan Anda menjadi seorang pemimpin adalah karena  prestasi yang Anda torehkan sehingga Anda layak dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi. Dalam beberapa kasus ada juga sebagian orang yang mendapatkan hal ini karena kedekatannya dengan pengambil keputusan. Namun percayalah jika hal ini  yang menyebabkannya kepemimpinan Anda tidak akan berkembang ke tahap yang lebih tinggi. Anda tetap bertahan diposisi ini selamanya.

Pada satu sisi, legitimasi memberi keuntungan kepada Anda. Anda dipandang sebagai sosok yang potensial, memiliki otoritas yang diakui, dan memperoleh kesempatan untuk tumbuh menjadi pemimpin yang sesungguhnya.

Namun legitimasi ini juga memiliki aspek negatif yang jika Anda tidak piawai menyikapinya, Anda akan berada pada posisi ini selamanya. Level ini berpeluang membuat Anda mudah meremehkan orang lain karena menganggap orang lain tidak sederajat dengan Anda. Anda hanya berfokus pada kekuasaan sehingga Anda hanya sibuk mengontrol pekerjaan orang lain. Anda juga cenderung lebih mementingkan hak Anda daripada tanggung jawab di pundak Anda. Alhasil, Anda merasakan kesepian dalam posisi yang Anda dipundak Anda itu.

2. PERMISSION
Jenjang ini Anda dapatkan karena Anda piawai menjalin hubungan yang kuat dengan orang lain. Hal inilah yang pada gilirannya membuat bawahan Anda bersedia mentaati Anda. Anda mendapat "izin" untuk memimpin mereka.

Ada beberapa keuntungan yang manakala Anda memasuki level ini, antara lain ; terciptanya suasana kerja yang menyenangkan, meningkatnya energi tim, nilai dan keunikan setiap orang dalam organisasi diakui dan dihargai, dan yang terpenting  adalah tumbuhnya kepercayaan pengikut Anda kepada diri Anda.

Tapi jangan terlena dengan keuntungan di atas karena bakal menjebak Anda pada beberapa situasi sulit. Jenjang ini membuat Anda menjadi sosok populis yang disukai banyak orang. Akibatnya,  Anda enggan mengambil langkah-langkah yang tidak populer. Anda juga mudah disepelekan karena dipandang terlalu lunak atau tidak tegas terhadap pelanggaran. Karena itulah, Anda perlu mengembangkan sikap asertif agar keramahan, kelembutan, dan kebaikan Anda tidak disalahartikan. Anda juga perlu belajar menegakkan aturan dengan adil. Jangan membedakan orang lain berdasarkan intensitas kedekatannya kepada Anda.

3. PRODUCTION
Kontribusi yang dihasilkan dari kepemimpinan Anda adalah ciri utama dari tahap ini. Hal itu bisa bisa diwujudkan dalam bentuk peningkatan laba, bertambahnya jumlah pengunjung/konsumen, atau naiknya tingkat kepuasan pelanggan. Bisa pula berupa efisiensi biaya operasional,  atau turunnya jumlah komplain konsumen. Pendek kata, kepemimpinan Anda diakui karena Anda telah memberikan "sesuatu" bagi organisasi.

Pencapaian ini tentu saja memberikan banyak keuntungan bagi Anda. Sebagai pemimpin Anda dipandang makin kredibel, menaikkan standar kinerja bagi orang yang selevel dengan Anda maupun bagi pengikut Anda, memperjelas visi, dan fondasi yang kukuh bagi tim Anda untuk meraih capaian yang lebih tinggi lagi.

Namun berhati-hatilah karena jenjang ini juga mengandung ranjau yang berbahaya. Jika Anda tidak mawas diri, Anda akan menjadi orang yang besar kepala, tidak mau menerima masukan orang lain, dan menyepelekan hubungan yang sudah Anda jalin selama ini. Karena itu, peliharalah sikap rendah hati. Dengarkan setiap masukan sekalipun masukan itu terlihat konyol. Lalu, pertahankan hubungan sosial dengan menyempatkan diri untuk berbicara empat kepada pengikut Anda.

4. PEOPLE DEVELOPMENT
Pada jenjang ini Anda tidak hanya tumbuh menjadi pemimpin yang lebih baik, tapi orang-orang di sekeliling Anda juga berkembang potensi kepemimpinannya. Disinilah pengaruh Anda meluas. Orang-orang di sekeliling Anda mampu menerima tanggung jawab yang lebih besar. Bahkan boleh jadi mereka siap menggantikan Anda manakala kelak Anda meninggalkan jabatan Anda.

Selain mencetak kader penerus, kepemimpinan di level ini juga otomatis meningkatkan kinerja Anda dan organisasi. Jika dulu banyak hal harus Anda kerjakan sendiri, pada level ini sebagian pekerjaan tersebut sudah bisa ditangani orang lain. Anda hanya berfokus tugas-tugas yang benar-benar penting dan strategis bagi organisasi. Pada saat yang sama, kepercayaan diri  dan kinerja orang yang Anda pimpin akan meningkat karena mereka mendapatkan kesempatan untuk terlibat lebih banyak dalam organisasi.

Walau begitu, bukan berarti level mudah dicapai. Kendala terbesarnya justru berasal dari diri Anda sendiri. Anda memandang perkembangan bawahan Anda sebagai ancaman bagi posisi Anda saat ini. Alih-alih senang melihat perkembangan mereka dan melihatnya sebagai kesempatan untuk mencetak pemimpin baru, Anda justru berupaya menjegal bawahan Anda agar tidak membahayakan posisi Anda.

5. PINNACLE
Tidak banyak pemimpin bisa mencapai level ini dan Maxwell sendiri tidak banyak mengeksplorasinya. Maxwell hanya memberi catatan bahwa level dicapai setelah melewatkan waktu bertahun-tahun untuk menumbuhkan orang lain maupun organisasi. Karena itulah dia mendapatkan penghormatan yang luar biasa dari pengikutnya. Mereka loyal dan bersedia berkorban bagi pemimpinnya. Pada saat yang sama,  pemimpin pada level puncak ini mampu mengatasi krisis organisasi. Sehingga, tidak mengherankan jika dia akan dicari-cari ketika organisasi menghadapi situasi genting sekalipun dia sudah meninggalkan organisasi tersebut.

Bercermin dari uraian di atas, pertanyaan besarnya adalah berada pada posisi manakah kepemimpinan kita saat ini ?. Tidak usah terburu-buru menjawabnya. Siapkankah waktu untuk menyendiri dan melakukan perjalanan ke relung hati Anda yang paling dalam. Selamat merenung

IG : @kiki.f.wijaya
Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: