Tuesday, May 19, 2020

Tafsir Al Qashah 58-60; Hancurnya suatu negeri


Tadarus Subuh kali ini kami memilih ayat 58-60 dari surat Al Qoshoh untuk ditadabburi. Allah berfirman :

 Al-Qashash[28] : 58

وَكَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ ۢبَطِرَتْ مَعِيْشَتَهَاۚ فَتِلْكَ مَسٰكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَنْ مِّنْۢ بَعْدِهِمْ اِلَّا قَلِيْلًاۗ وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِيْنَ

Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya yang telah Kami binasakan, maka itulah tempat kediaman mereka yang tidak didiami (lagi) setelah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kamilah yang mewarisinya.

Al-Qashash[28] : 59

وَمَا كَانَ رَبُّكَ مُهْلِكَ الْقُرٰى حَتّٰى يَبْعَثَ فِيْٓ اُمِّهَا رَسُوْلًا يَّتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِنَاۚ وَمَا كُنَّا مُهْلِكِى الْقُرٰٓى اِلَّا وَاَهْلُهَا ظٰلِمُوْنَ

Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seorang rasul di ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri; kecuali penduduknya melakukan kezaliman.

Al Qashah [28] : 60

وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتُهَاۚ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ

Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu mengerti?

Setelah didahulu dengan kisah-kisah tantangan dakwah para Rasul. Dalam ayat 58 Allah menyampaikan bahwa Allah telah "menghancurkan" suatu negeri melalui runtuhnya perekonomian (maisyah). krisis ekonomi telah menyebabkan berkurangnya penduduk hingga penduduknya tinggal sedikit.

Mengapa dihancurkan oleh Allah? Karena sebelumnya Allah telah mengutus Rasul dengan membacakan dan menjelaskan ayat-ayat dan tanda kekuasaan Allah, namun umat tersebut tidak mau mengimani dakwah Rasul bahkan terus berbuat dholim.

Dua ayat ini merupakan peringatan, bahkan ancaman bagi penduduk Makkah yang menolak dakwah nabi Muhammad. Kedhaliman mereka telah melampaui batas, bersenang-senang, berbuat kejahatan bahkan kufur terhadap nikmat Allah.

Mereka terlena dengan perhiasan dunia yang diberikan oleh Allah. Umat tersebut lalai atau bahkan mengingkari bahwa yang disisi Allah itu lebih baik dan bersifat kekal. Hal itu terjadi karena merek tidak mau berfikir, tidak mau mencerna dengan akalnya atas ayat qauliyah dan ayat kauniyah Allah.

Demikian, sejarah "pembinasaan" dan hancurnya peradaban terus berulang menyertai penolakan terhadap dakwah tauhid yang dibawa oleh para rasul.
Sebelumnya
Berikutnya

1 comment:

  1. Tafsirnya pas dengan keadaan saat ini...smg Allah ttp melindungi kita semua Aamiin

    ReplyDelete