Sunday, May 3, 2020

Puasa, benteng pornografi dan pornoaksi



حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu; Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shaum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya) janganlah berbuat kotor (rafats) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka katakanlah aku sedang shaum (ia mengulang ucapannya dua kali). Dan demi Dzat yang jiwaku berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang sedang shaum lebih harum di sisi Allah Ta'ala dari pada harumnya minyak misik, karena dia meninggalkan makanannya, minuman dan nafsu syahwatnya karena Aku. Shaum itu untuk Aku dan Aku sendiri yang akan membalasnya dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuiluh kebaikan yang serupa".

HR. Bukhari: 1.761@ensiklopedi hadjs

Ibrah :
Hadis ini menjelaskan hakekat puasa. Orang yang berpuasa dengan sebenarnya semestinya ia mampu meninggalkan perbuatan dan perkataan yang menjurus ke arah pornograsi, seksualitas, kata-kata jorok dan berbuat sesuatu yang mengarah ke hal-hal tersebut (pornoaksi).

Orang puasa juga mampu menahan  hawa nafsu dan emosinya, bahkan ketika ada orang yang menyakitinya ia mampu menahan diri.

Karenanya Allah mempunyai perhitungan khusus terhadap orang yang berpuasa. Pahalanya dilipatgandakan sepuluh kali lipat atau bahkan lebih.

Dengan demikian, apabila kita puasa tetapi masih belum mampu menahan hawa nafsu dan emosi, maka kita masih perlu terus mengevaluasi puasa kita.

Semoga puasa kita diterima oleh Allah dan tidak hanya mendapatkan lapar dan dahaga.
Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: