Saturday, October 27, 2018

Pelajari, hayati dan amalkan al qur'an


Al-Qur’an Bukan untuk Hiasan ataupun Pajangan, tetapi untuk Dipelajari, Dihayati, dan Diamalkan
Salah satu  hal penting dalam agama Islam adalah al-Qur’an, sebab al-Qur’an merupakan pilar kokohnya keimanan dan menjadi sumber ajaran. Al-Qur’an memberi penjelasan tentang Allah, satu-satunya Dzat  yang seharusnya kita sembah. Menjelaskan tentang apa yang diperintahkan dan yang dilarang-Nya. Menjelaskan pula tentang apa balasan yang akan diperoleh bagi orang yang mentaati-Nya dan bagi yang makshiyat kepada-Nya. 
Karena itu, al-Qur’an  yang ada ditangan kita, tidak cukup hanya sekedar dibaca, apalagi dijadikan sebagai hiasan di rumah, disimpan di dashboard mobil,  atau terpampang dalam menu  aplikasi android. Tetapi al-Qur’an untuk dipelajari, dihayati kandungannya dan diamalkan pesan-pesannya dalam kehidupan sehari-hari dengan berharap dapat menghantarkan kita menjadi orang yang bertaqwa. Yaitu orang yang akan mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan serta terhindar dari segala macam sangsi berupa bencana di dunia maupun di akhirat.
Abu Sa’id Al-Khudri menyampaikan bahwa Nabi saw. pernah bersabda, “sesungguhnya salah seorang manusia yang paling bejat adalah seorang fasik yang membaca al-Qur’an,  sedang ia tidak memperhatikan sesuatu darinya”, yakni tidak mengamalkannya. Demikian kalimat yang dikutif Prof. Quraish Shihab dari seorang pakar hadis bernama an-Nasa’i.
Kita harus mengambil pelajaran dari pesan Al-Qur’an ketika Allah memberi ancaman kepada  Bani Israil yang menolak melaksanakan kandungan kitab suci Taurat karena  mereka anggap berat. “Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat gunung (Thursina) di atas kamu (seraya Kami berfirman): Pegang teguhlah apa yang kami berikan kepada kamu dan ingatlah selallu apa yang ada di dalamnya agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah : 63)
Menurut ahli tafsir, orang-orang Bani Israil menyaksikan gunung seolah mendekat persis berada di atas kepala mereka. Gunung itu hancur berterbangan, guntur dan halililintar bersahutan menimbulkan rasa takut yang berlebihan. Hal demikian sangat mungkin suatu saat dapat ditimpakan kepada kita, apabila melakukan perbuatan yang sama dengan mereka. Salam Yansur.

Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: