Jangan Sampai Lantang Teriak Kebaikan namun Kebaikan itu sendiri Asing dan Berlawanan dengan Perilaku Kita.
Memang, teriak mengenai kebaikan lebih mudah dari pada mengerjakannya. Maka tidak heran, jika banyak orang yang mengajak pada kebaikan tetapi kebaikan itu sendiri sebenarnya asing dari kehidupannya. Jangankan berbuat kebaikan, menghindari keburukan yang sudah jelas tidak sesuai dengan pengetahuan publik pun masih sangat berat karena banyak penghambatnya.
Namun demikian, masih mending masih ada orang yang mau menyuarakan kebaikan walau belum mampu melaksanaknnya, dari pada seorang alim, baik dari kalangan kyai, ajengan, ustadz, muballigh maupun tokoh agama lainnya yang menganjurkan kebaikan tetapi justru melakukan hal yang berlawanan dengan yang diucapkannya.
Perbuatan seperti itu sudah dikritikan keras dalam Kitab Suci Al-Qur'an sejak lima belas abad yang lampau. Al-Qur'an mengecam sikap ulama Yahudi yang menganjurkan berbuat baik kepada ummatnya, sedangkan mereka sendiri melakukan hal yang bertentangan dengan yang dianjurkannya.
"Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir? (QS. Al-Baqarah : 44).
Pesan ayat tersebut tentu berlaku pula bagi kita saat ini. Jika ulama, ustadz, ajengan dan para muballigh sudah merasa nyaman melakukan hal yang berlawanan antara yang diucapkan dengan yang diperbuatnya, sungguh hal demikian pasti akan mengundang murkanya Allah karena telah melakukan perbuatan yang tidak diridlai-Nya. Salam Yansur.
0 comments: