Saturday, March 14, 2020

Mushibah, cara Allah mmberi peringatan dan memberi ampunan


Secara umum, masyarakat kita sedang diombang-ambing ketidak menentuan dan persaaan panik akibat merebaknya virus corona (Covid-19) yang bahkan oleh WHO telah ditetapkan sebagai Pandemi. terkait hal tersebut,  sebagai seorang beriman, kiranya kita perlu sepakat bahwa semua yang terjadi merupakan takdir Allah yang akan menimpa kepada siapa saja yang dikehendaki oleh Allah, meskipun barangkali disebabkan oleh ulah kita sendiri. 

Allah berfirman dalam surat Asy-Syura [42] : 30

وَمَآ اَصَابَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ اَيْدِيْكُمْ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍۗ

Artinya : Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).

Khithab ayat ini ditujukan kepada orang-orang mukmin. Musibah berupa malapetaka dan kesengsaraan pada dasarnya disebabkan perbuatan  (dosa-dosa) yang telah dilakukan. Pernyataan Allah bahwa dosa-dosa tersebut dikerjakan oleh tangan mereka, semestinya kita pahami, bahwa kebanyakan pekerjaan manusia itu dilakukan dengan tangan. Meski demikian, tangan hanyalah mewakili seluruh anggota tubuh manusia yang dapat saja berbut dosa. 

Dalam ayat ini Allah menyampaikan bahwa Ia lebih banyak memaafkan daripada menghukum. Ini juga dimaksudkan untuk menyadarkan manusia agar sering melakukan instrospeksi, mawas diri dan membatasi diri dari berbuat dosa. Melalui pernyataan ini, Allah hendak menyampaikan bahwa masih ada banyak kesempatan untuk taubat dari berbagai kesalahan dan dosa. 


Selanjutnya, kita pahami bahwa mushibah tidak serta merta mutlak merupakan hukuman bagi orang yang berdosa,  ketika mushibah terjadi, ia bisa menimpa kepada siapa saja. bahkan orang yang tidak berbuat dosa/kesalahan sekalipun dapat terkena mushibah.  

Pahala jihad bagi korban wabah penyakit

سَأَلَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الطَّاعُونِ فَأَخْبَرَهَا نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيد

Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai penyakit lepra, lantas Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan kepadanya; "Bahwa penyakit lepra merupakan azab yang Allah timpakan terhadap siapa yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidaklah seseorang yang berada di wilayah yang terjangkit penyakit lepra, kemudian ia tetap tinggal di negerinya dan selalu bersabar, ia mengetahui bahwa penyakit tersebut tidak akan mengjangkitinya kecuali apa yang Allah tetapkan kepadanya, maka baginya seperti pahalanya orang yang mati syahid." (HR. Bukhari: 5.293)

حَدَّثَتْنِي حَفْصَةُ بِنْتُ سِيرِينَ قَالَتْ قَالَ لِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَحْيَى بِمَ مَاتَ قُلْتُ مِنْ الطَّاعُونِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ شَهَادَةٌ لِكُلِّ مُسْلِمٍ

Hafshah binti Sirin dia berkata; Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu bertanya kepadaku; "Sebab apakah Yahya meninggal dunia?" Jawabku; "Karena menderita lepra." Anas berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "(mati) karena menderita lepra adalah syahid bagi setiap Muslim." (HR. Bukhari: 5291)

Dengan demikian, mushibah yang menimpa kaum muslimin yang tidak berdosa, kita pahami sebagai cara Allah mengangkat derajatnya di akhirat, bahkan korban wabah penyakit, ketika mampu bersabar dan memahaminya sebagai takdir Allah, ia akan memperoleh pahala syahid.

Sebagai penutup, salah satu tujuan syariat Islam ialah menjaga jiwa/kehidupan. karenanya ikhtiar untuk menghindari wabah dan mati dengan sia-sia harus terus dilakukan. tidak perlu panik, terus berikhtiar secara lahiriyah dan sertai dengan memperbanyak dzikir dan doa kepada Allah.




Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: