Sunday, March 15, 2020

5 kiat Islam dalam menghadapi mushibah wabah corona


Allah berfirman :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya : "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar" (Al Baqarah : 155)

Corona virus (COVID-19) telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai pandemi, yaitu epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas. Corona telah menjadi wabah meluas dan  melanda seluruh dunia. 

Lalu, bagaimana Islam membimbing umat manusia dalam menyikapi wabah penyakit, seperti kasus Corona ini? 

Berikut kami sampaikan  langkah-langkah menyikapi mushibah wabah penyakit :

1. Perkuat akidah dan mohon perlindungan kepada Allah

Dalam perspektif akidah, Virus corona adalah makhluk sebagaimana makhluk-makhluk Allah lainnya. Ia tidaklah bergerak kecuali atas perintah dan izin Allah SWT. Kemana virus akan menyebar, kepada siapa saja ia akan 'mampir' sebagai suspect, semua sudah 'tertulis disisi Allah.

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ

Artinya : Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah" (Al Hadid : 22)

Dengan meyakini bahwa virus Corona adalah makhluk Allah dan diatur oleh Allah, maka yang pertama mesti kita lakukan ialah meminta perlindungan kepada Allah. Mengapa?
Karena Allah adalah sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penjaga. Allah berfirman:

فَٱللَّهُ خَيۡرٌ حَٰفِظٗاۖ وَهُوَ أَرۡحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Artinya : "Maka Allah adalah sebaik-baiknya penjaga dan Dialah Maha Penyayang di antara para penyayang" (Yusuf : 64).

aplikasi kita berlindung kepada Allah dapat dilakukan dengan senantiasa membaca doa-doa pelindung yang bersumber dari Al-Qur’an seperti memperbanyak bacaan surat Al Fatihah,  Al Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas.

Disamping itu, ada beberapa doa ma'tsur yang bersumber dari Nabi SAW, antara lain :

بِسمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهَ شَيءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَمَاءِ وَهُوَ السَمِيعُ العَلِيم

Artinya : “Dengan nama Allah yang tidak membahayakan dengan nama-Nya segala sesuatu yang ada di langit dan bumi, dan Ia lah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Doa ini dituntunkan untuk senantiasa dibaca pagi dan petang sebanyak tiga kali. Bila diamalkan dengan benar dan penuh keyakinan maka niscaya tidak akan ada yang membahayakannya segala sesuatu apapun yang ada di atas muka bumi ini.

Doa lain yang bisa kita amalkan dalam kondisi merebaknya wabah penyakit adalah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبَرَصِ، وَالْجُنُونِ، وَالْجُذَامِ، وَمِنْ سَيِّئِ الأَسْقَامِ

Artinya : "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari penyakit sopak, gila, kusta, dan dari segala penyakit yang buruk/mengerikan lainnya.” (HR. Abu Dawud)
2. Berikhtiar dengan melakukan pencegahan.

Setelah mohon perlindungan kepada Allah, kita diperintahkan berikhtiar melakukan usaha-usaha pencegahan agar virus ini tidak menular kepada diri kita atau kepada orang-orang yang kita sayangi.

Ikhtiar ini bisa dilakukan dalam skala individu maupun skala berjamaah. Dalam skala individu, ikhtiar dilakukan dengan mengikuti cara-cara yang dianjurkan oleh para ahli dalam bidangnya, seperti rutin menjaga kesehatan, sesering mungkin mencuci tangan, memakan makanan yang baik, memakai masker dikeramaian, serta menghindari keluar rumah dan berkumpul di tempat keramaian bila tidak diperlukan.

Adapun ikhtiar dalam skala berjamaah, dapat dilakukan dengan cara melakukan pencegahan-pencegahan agar virus ini tidak merambah ke skala yang lebih luas lagi seperti melakukan isolasi dan atau karantina kepada mereka-mereka yang terkena virus atau mereka yang tercurigai terkena virus. 

إذا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأرْضٍ، فلاَ تَقْدمُوا عَلَيْهِ، وإذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا، فَلا تخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ

Artinya : “Apabila kalian mendengar tentangnya (wabah penyakit) di sebuah tempat, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, dan bila kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar daripadanya sebagai bentuk lari daripadanya”. (HR.Bukhari dan Muslim)
3. Yakin kepada Allah akan diberikan kesembuhan.

Bila ada di antara kita yang ditakdirkan oleh Allah tertimpa penyakit ini, maka yakinlah bahwa Allah adalah sebaik-baiknya penyembuh karena Ia-lah Tuhan Yang Maha Penyembuh. Kita perlu yakin bahwa tidak ada penyakit yang Allah turunkan, kecuali ada juga obat yang diturunkan bersamanya. Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ خَلَقَ الدَّاءَ خَلَقَ الدَّوَاءَ فَتَدَاوَوْا

Artinya : “Sesungguhnya Allah ketika menciptakan penyakit maka ia menciptakan penyembuhnya, maka berobatlah”. (HR. Ahmad : 12.186)

4. Sabar
Setelah berlindung kepada Allah, berikhtiar menghindari penyakit dengan keyakinan kesembuhan dari Allah namun tetap terkena, yang perlu dilakukan ialah sabar atas ketetapan Allah. Orang yang sabar menerima ketetapan Allah, ia dijanjikan kabar gembira. Kabar gembira yang dijanjikan Allah melalui Rasulullah ialah, bahwa setiap penyakit ada obatnya. Kalaupun dalam batas tertentu tidak mendapat kesembuhan melainkan harus gugur  karena wabah penyakit, maka itu adalah bagian dari cara Allah memberikan rahmat kepada orang tersebut, dan tergolong sebagai mati syahid disisi Allah. 

سَأَلَتْ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الطَّاعُونِ فَأَخْبَرَهَا نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ فَجَعَلَهُ اللَّهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ الطَّاعُونُ فَيَمْكُثُ فِي بَلَدِهِ صَابِرًا يَعْلَمُ أَنَّهُ لَنْ يُصِيبَهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيد

Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengenai penyakit lepra, lantas Nabiyullah shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan kepadanya; "Bahwa penyakit lepra merupakan azab yang Allah timpakan terhadap siapa yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tidaklah seseorang yang berada di wilayah yang terjangkit penyakit lepra, kemudian ia tetap tinggal di negerinya dan selalu bersabar, ia mengetahui bahwa penyakit tersebut tidak akan mengjangkitinya kecuali apa yang Allah tetapkan kepadanya, maka baginya seperti pahalanya orang yang mati syahid." (HR. Bukhari: 5.293)
5. Bertawakkal kepada Allah.
Setelah melakukan ikthtiar, maka pada akhirnya semua kita serahkan kepada Allah. Hidup dan mati kita sebagai seorang hamba semua berada di tangan-Nya. Allah berfirman:

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ

Artinya : “Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam”. (Al-An’am : 162)

Kita bermohon kepada Allah, agar menjaga dan menyelamatkan diri kita, keluarga kita, kerabat kita dan orang-orang yang kita sayangi dari terkena wabah virus ini. Kita juga berdoa kepada Allah agar  senantiasa menjaga negeri kita. Sisipkan juga doa-doa terbaik kita kepada saudara-saudara kita dinegara lain  agar Allah berikan kesembuhan dan terbebas dari berbagai wabah yang membahayakan kehidupan.

Dengan memahami lima hal tersebut, semestinya kita menyikapi merebaknya virus Corona ini dengan bijak, tidak panik namun tetap waspada. Ajal seseorang pasti datang, bahkan bisa jadi hanya tersebab gigitan semut sekalipun. 

Apabila hakekat mushibah adalah karena perbuatan kita, mari bersama melakukan muhasabah, instrospeksi dan mawas diri. Semoga belum terlambat. 

Habunallah wa ni'mal-wakil, ni'mal maula wa ni'man-nashir. Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: