حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ
حَمَلْتُ عَلَى فَرَسٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَأَضَاعَهُ الَّذِي كَانَ عِنْدَهُ فَأَرَدْتُ أَنْ أَشْتَرِيَهُ وَظَنَنْتُ أَنَّهُ يَبِيعُهُ بِرُخْصٍ فَسَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ لَا تَشْتَرِي وَلَا تَعُدْ فِي صَدَقَتِكَ وَإِنْ أَعْطَاكَهُ بِدِرْهَمٍ فَإِنَّ الْعَائِدَ فِي صَدَقَتهِ كَالْعَائِدِ فِي قَيْئِهِ
HR. Bukhari: 1.395 @ensiklopedi hadis
Ibrah :
Hadis ini menjelaskan larangan untuk mengambil kembali sedekah yang sudah diberikan. Meskipun dengan dibeli kembali.
Hikmahnya, sedekah harus betul-betul ikhlas. Juga agar tidak ada kesan bahwa kita berniat untuk mengambil kembali harta yang pernah kita sedekahkan. Meski dengan cara beli sekalipun. Ini lebih pada persoalan akhlaq dan hati kita.
Allahu a'lam
0 comments: