حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْمُبَارَكِ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ وَيُونُسُ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ
ذَهَبْتُ لِأَنْصُرَ هَذَا الرَّجُلَ فَلَقِيَنِي أَبُو بَكْرَةَ فَقَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قُلْتُ أَنْصُرُ هَذَا الرَّجُلَ قَالَ ارْجِعْ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ بِسَيْفَيْهِمَا فَالْقَاتِلُ وَالْمَقْتُولُ فِي النَّارِ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ قَالَ إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ
Kamu mau kemana?" Aku jawab: "hendak menolong seseorang" dia berkata: "Kembalilah, karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika dua orang muslim saling bertemu (untuk berkelahi) dengan menghunus pedang masing-masing, maka yang terbunuh dan membunuh masuk neraka". aku pun bertanya: "Wahai Rasulullah, ini bagi yang membunuh, tapi bagaimana dengan yang terbunuh?" Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjawab: "Dia juga sebelumnya sangat ingin untuk membunuh temannya".
HR. Bukhari: 30 @ensiklopedi hadis
Ibrah :
Hadis ini menjelaskan larangan membantu teman/orang lain/salah satu pihak yang sedang bermusuhan dan saling membunuh. Padahal keduanya sama sama Islam dan tidak dalam konteks jihad.
Baik yang terbunuh atau yang membunuh sama sama berdosa.
Ini juga menunjukkan betapa Islam sangat menghormati dan menjunjung tinggi nyawa/kehidupan. Dalam istilah lain disebut hifdzun-nafs.
Tidak boleh jiwa yang diberi hidup oleh Allah, mati atau sengaja dimatikan dengan sia sia. Bahkan menyebabkan kematian seorang muslim tanpa sengajapun terkena kafarat yang cukup berat, apalagi sengaja membunuh saudara seiman. (lihat QS. Anak Nisa (4): 92-93).
Hal ini semestinya menjadi kesadaran khususnya bagi generasi muda agar tidak terlibat dalam fenomena tawuran yang terjadi dan cenderung menjadi kebanggaan.
Allahu a'lam
0 comments: