Saturday, March 29, 2025

R. Agung Nugraha : HHWH vs KHGT

 


HHWH vs KHGT

Oleh : R. Agung Nugraha

Setelah subuh pagi ini, ahad 30 Maret 2025, saya buka WAG. Diantara yang ramai adalah kenapa Muhammadiyah 'merevisi' jadwal puasa dari 29 hari menjadi 30 hari, sehingga berbeda dengan Arab Saudi yang menetapkan hari ini Idul fitri. 

Diantara komen yang menyuak adalah tudingan hitungan pak Oman (MTT PPM) meleset. 

Bagi saya, peristiwa ini justru ada hikmah, menjadikan mudah menerangkan perbedaan antara Hisab Hakiki Wujudul Hilal (HHWH) dengan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) yang baru akan diterapkan oleh Muhammadiyah per 1 Muharrom 1447 H. 

Untuk itu, mari kita pahami perbedaan HHWH dengan KHGT dengan pendekatan sederhana. 

Sebetulnya keduanya sama sama didasarkan pada perhitungan (hisab), hanya saja HHWH menggunakan standar matla' lokal, sedangkan KHGT menggunakan matla' global. 

Dalam kasus ini, ramadhan 1446 H ini muhammadiyah masih menggunakan HHWH dimana terikat ketentuan wilayatul hukmi Indonesia. Berdasarkan perhitungan, ijtima' jelang syawwal/akhir ramadhan (29 Ramadhan) 1446 H ini terjadi pukul dengan demikian saat maghrib hilal masih dibawah ufuk (minus 1 derajat 59 menit 16 detik), sehingga hilal belum wujud. Karenanya Ramadhan ditetapkan menjadi 30 hari sehingga 1 Syawwal jatuh pada tanggal 31 Maret 2025. 

Menjadi 'masalah' karena ijtima' terjadi hanya beberapa menit setelah matahari terbenam (ghurub). 

Wakaf yuk

Dari sini mari kita memahami KHGT. 

KHGT merupakan hasil kesepakatan dalam Konggres Internasional Penyatuan Kalender Hijriyah yang dilaksanakan di Istambul Turki 28-30 Mei 2016. Hal ini didasari keinginan terjadinya kesatuan Kalender umat Islam. 

Intinya, KHGT 'sepakat' meninggalkan matla' lokal menuju matla' global.

Hasil kesepakatan tersebut antara lain :

1. Seluruh muka bumi adalah satu matla' (tidak lagi lokal) 

2. Bulan baru dimulai apanila terjadi imkanurrukyat dengan ketinggian 5 derajat dan elongasi 8 derajat (IR 5+8) di suatu tempat manapun dimuka bumi sebelum pukul 00.00 UTC (GMT). 

3. Bulan baru tetap dimulai meski IR 5+8 terjadi setelah pukul 00.00 GMT dengan ketentuan (a) IR 5-8 itu mencapai benua Amerika dan (b) Ijtima' di zona waktu timur terjadi sebelum fajar. 

Kasus tahun ini, khususnya di Indonesia, ketika maghrib (matahari terbenam) belum terjadi ijtima', namun setelah maghrib ijtima' kemudian terjadi, sehingga bila mengikuti KHGT hari ini telah masuk bulan baru. Tetapi karena masih menggunakan HHWH maka ramadhan disempurnakan/digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari. 

Pertanyaannya, bila Muhammadiyah benar benar akan menerapkan KHGT mulai 1447 H, apakah tidak akan terjadi perbedaan di kemudian hari? 

Jawabnya, selama belum semua sepakat menggunakan KHGT, tetap saja potensi perbedaan itu ada.

Mungkin dengan negara lain yang berada di sebelah barat (misalb : arab saudi) akan sangat minim, namun  potensi perbedaan ditingkat lokal yang menggunakan metode rukyat dengan matla' lokal sangat mungkin terjadi. 

Dengan demikian, tampaknya kesatuan umat -(dalam hal ini kalender Islam)- sebagaimana yang disebut dalam QS 21 : 93 dan QS 23 : 52 tampaknya belum dapat diwujudkan dan masih menjadi PR bersama.

Akhirnya, kembali pada pameo : kita sudah biasa berbeda, mari kita nikmati dengan gembira.

Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: