Persoalan
palestina merupakan persoalan yang seolah tidak pernah berakhir. Israel dan
palestina dapat dilihat dari dua sisi, pertama perebutan tanah/kekuasaan yang
bermula dari “penjajahan” atau aneksasi (perebutan wilayah) yang dilakukan
bangsa israel. Kedua dari sisi keagamaan, Dimana seluruh agama samawi turun di
tanah palestina (Al Quds).
Bagi
umat Islam Indonesia, Kebebasan Palestina merupakan suatu keharusan, dan disitulah
sikap bangsa Indonesia berdiri. Mengapa? Karena Indonesia menyakatan bahwa kemerdekaan
ialah hak segala bangsa, dan sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan pri kemanusian dan pri keadilan.
Bagi
kita umat Islam, Palestina ata Al Quds memiliki posisi Istimewa. Mengapa?
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Kedua, Al-Aqsha adalah kiblat pertama umat Islam
سَيَقُولُ السُّفَهَاءُ مِنَ النَّاسِ مَا
وَلَّاهُمْ عَنْ قِبْلَتِهِمُ الَّتِي كَانُوا عَلَيْهَا
عَنِ الْبَرَاءِ أَنَّ النَّبِىَّ - صلى الله عليه وسلم - كَانَ أَوَّلَ مَا قَدِمَ الْمَدِينَةَ نَزَلَ عَلَى أَجْدَادِهِ - أَوْ قَالَ أَخْوَالِهِ - مِنَ الأَنْصَارِ ، وَأَنَّهُ صَلَّى قِبَلَ بَيْتِ الْمَقْدِسِ سِتَّةَ عَشَرَ شَهْرًا ، أَوْ سَبْعَةَ عَشَرَ شَهْرًا
لَا تُشَدُّ الرِحَالُ إِلّا إِلى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ مَسجِدِ الحَرَامِ وَ مَسجِدِ الأَفصَى وَ مَسجِدِي هذَا
Keempat, Sholat di Masjid Al Aqso derajatnya 500 derajat
اَلصَّلاَةُ فِي المَسْجِدِ الحَرَامِ بِمِائَةِ
أَلْفِ صَلاَةٍ وَالصَّلاَةُ فِي مسْجِدِي بِأَلْفِ صَلاَةٍ وَالصَّلاَةُ فِي
بَيْتِ المَقْدِسِ بِخَمْسِمِائَةِ صَلاَةٍ
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ
اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
ࣖ
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan terhadap peristiwa
peperangan bahkan pembantaian yang terjadi di Palestina.
Pertama, terus menyuarakan perdamaian
Kita berharap pemerintah senantiasa menyuarakan kebebasan dan kemerdekaan palestina.
Kedua, Memberikan sumbangan
Ketiga, senantiasa mendoakan
Doa adalah senjatanya kaum muslimin.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitab Shahih-nya,
dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya suatu ketika Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدُّعَاءُ سِلاَحُ
المُؤْمِنِ وَعِمَادُ الدِّيْنِ وَنُوْرُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ
“Doa adalah senjata kaum mukminin dan merupakan tiang agama, serta cahaya
langit dan bumi.”
Disebutkan dalam Al-Mustadrak Al-Hakim,
dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُدْعُو اللهَ وَأَنْتُمْ
مُوْقِنُوْنَ بِالاِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ دُعَاءً مِنْ
قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan doa kalian terkabul. Ketahuilah,
sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak
serius.” [HR. Al-Hakim, 1:493]
Oleh karena itu mari pada kesempatan ini, mari kita bersama-sama berdoa dan melaksanakan Qunut Nazilah dengan harapan Allah swt akan menurunkan rahmatNya sehingga saudara-saudara kita di Palestina bisa terlepas dari kedzaliman dan mereka kembali mendapatkan ketenangan dalam kehidupan mereka
اَللّٰهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ
وَنَسْتَهْدِيْكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ
الْخَيْرَ كُلَّهُ، نَشْكُرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ، وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ
يَفْجُرُكَ
Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu, kami memohon ampunan-Mu,
kami memohon petunjuk-Mu, kami beriman kepada-Mu, kami bertawakal kepada-Mu,
kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur kepada-Mu dan tidak kafir
kepada-Mu, juga tidak mengingkari-Mu. Kami berlepas diri dan meninggalkan orang
yang mendurhakai-Mu.
اَللّٰهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ
وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى
عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحِقٌ
Ya Allah, kepada-Mu kami beribadah, kepada-Mu kami berdoa dan
bersujud, kepada-Mu kami berusaha dan bersegera, kami mengharap rahmat-Mu, dan
kami takut akan siksa-Mu. Sesungguhnya azab-Mu yang berat melekat pada
orang-orang kafir.
اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ إِخْوَانَنَا اْلمُجَاهِدِيْنَ فِي
فِلِسْطِيْنَ، خُصُوْصًا فيِ غَزَّةَ، وَاحْقِنْ دِمَائَهُمْ. اَللّٰهُمَّ
عَلَيْكَ بِالْيَهُوْدِ، الصُهْيُونِيِّيْنَ الْمَلْعُوْنِيْنَ، وأَنْزِلْ
غَضَبَكَ عَلَيْهِمْ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ وكِتَابَكَ وَسُنَّةَ
نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
Ya Allah, tabahkanlah saudara-saudara mujahidin kami di Palestina,
khususnya di Gaza, dan jagalah darah mereka. Ya Allah, hukumlah orang-orang
Yahudi Zionis yang terkutuk, dan turunkan murka-Mu kepada mereka. Ya Allah,
dukunglah agamamu, kitabmu, dan Sunnah Nabi-Mu Muhammad, semoga Engkau
memberkahi dan memberi kedamaian kepadanya.
Terakhir, kepedulian kita terhadap persoalan
kemanusian yang terjadi di Paelstinya, kita harus tetap cermat dalam menerima
informasi terlebih untuk kemudian meneruskannya. Jangan sampai kita terjebak
pada perilaku fasik bahkan terjerumus pada sifat berlebihan menyebarkan
kebencian.
Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ
فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ
فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jika seorang fasik
datang kepadamu membawa berita penting, maka telitilah kebenarannya agar kamu
tidak mencelakakan suatu kaum karena ketidaktahuan(-mu) yang berakibat kamu
menyesali perbuatanmu itu.”
Dan dalam sebuah hadits riwayat Abu Hurairah, Nabi saw juga
bersabda:
كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا
سَمِعَ (رواه مسلم)
Artinya: “Cukup seorang itu menjadi pendusta bila ia membicarakan
semua informasi yang didengarnya”. (HR. Muslim).
Dari hadis ini, penting bagi kita untuk senantiasa
tabayun sebelum meneruskan sebuah infomasi.
0 comments: