(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di
negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu, ...... (Al Baqarah : 185 )
Ramadhan,
adalah satu diantara empat bulan "haram" (mulia) dari duabelas bulan
dalam perhitungan Hijrayah (Qamariyah) yang mempunyai keistimewaan dan
keutamaan. Pada bulan ini diturunkan (permulaan) Al Qur'an yang merupakan
petunjuk bagi umat manusia. Pada bulan ini pula setiap ibadah yang merupakan wujud
penghambaan diri kepada Allah dilipatgandakan pahalanya, dicurah-limpahkan
rahmat, dibuka lebar pintu pengampunan dari dosa-dosa. Dan apabila manusia
keluar dari Ramadhan dengan "sukses", maka tidak ada lain balasannya
ialah surga dan dijauhkan dari api neraka. Sungguh betapa nikmatnya....
Karena penting
dan mulianya bulan Ramadhan, tentu banyak hal yang perlu kita ketahui dan
persiapkan guna menyambut dengan penuh suka cita datangnya Ramadhan untuk
kemudian mengisinya dengan berbagai aktiftas ubudiyah yang dianjurkan.
PERSIAPAN
MEMASUKI RAMADHAN
1. Persiapan Mental dan FisikBulan Ramadhan
adalah bulan penempaan diri untuk menjadi hamba yang muttaqien. Banyak amal
ibadah yang musti dilakukan baik siang dan malam harinya untuk mencapai derajat
taqwa tersebut. Karena banyaknya aktifitas yang mesti kita lakukan, maka
kesiapan fisik menjadi keniscayaan agar kita tidak terhenti ditengah jalan dan
gagal. Puasa menahan makan dan minum dari terbit fajar sampai terbenamnya
matahari, shalat tarawih, bangun malam untuk tahajud dan
witir serta sahur. adalah aktifitas fisik yang membutuhkan kesiapan yang
tinggi.. Diatas semua itu, tentu kesiapan mental sangat doniman mendukung
kesiapan fisik tersebut.
Tanpa kesiapan
mental yang kuat, maka kerja fisik tersebut tentu akan terasa sangat berat dan
membebani. Sebaliknya bila mental sudah siap, seberat apapun aktifitas fisik
akan terasa lebih ringan dan menyenangkan untuk dijalankan.
2. Membersihkan diri
Ramadhan
adalah bulan yang suci dan mulia. Untuk memasuki bulan ramadhan dan dapat
beribadah dengan khusuk serta maksimal, maka pikiran dan jiwa kita harus
terlebih dahulu bersih dari bermacam sifat negatif kemanusiaan, iri, dengki
dendam, dan segala macamnya harus kita hilangkan dahulu. Dosa dan kesalahan
kita kepada sesama manusia harus kita mintakan maaf, sehingga tidak ada lagi
beban perasaan bersalah, serta syakwa sangka dari sesama manusia. Terbebasnya
kita dari kesalahan antar sesama manusia membawa kedamaian kita beribadah pada
bulan Ramadhan. Termasuk dalam konteks membersihkan diri, adalah membayar
hutang (puasa) bagi kita yang pada Ramadhan tahun lalu kerena udzur harus
berbuka (tidak puasa).
MENGISI
RAMADHAN
Setelah
mempersiapkan diri baik secara mental dan fisik serta membersihkan diri dari
dosa-dosa dan hal-hal yang dapat mengganggu kekhusu'an kita beribadah dalam
bulam Ramadhan, maka kita dengan tenang dapat melakukan aktifitas ubudiyah
Ramadhan sebagai berikut :
1. Puasa Satu bulan Penuh
Satu-satunya
ibadah khusus yang wajib kita lakukan dalam bulan Ramadhan ialah puasa selama
satu bulan penuh.
Allah
Berfirman Qs. Al Baqarah : 183:
Wahai
orang-orang yang beriman, diwajibkan kepada kamu semua berpuasa (pada bulan
Ramadhan) sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar
kamu menjadi orang yang tertaqwa.
Sabda Nabi :
...... Bulan
Ramadhan; dimana Allah menjadikan puasa sebagai kewajiban dan shalat malam
sebagai ibadah Sunnah.
Ayat serta
hadits di atas secara tegas menerangkan bahwa yang wajib dilakukan oleh setiap
mukmin, mukallaf ialah puasa.
Begitu
pentingnya nilai ibadah puasa Ramadhan ini sehingga hal ini harus benar-benar
kita perhatikan. Puasa yang sebanarnya bukanlah sekedar menahan makan dan minum
serta hubungan suami istri dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Namun
lebih dari itu Puasa mengandung dimensi transendental (hubungan dengan Allah)
secara khusus. Sampai-sampai imbalannya-pun khusus diberikan oleh Allah.
Sebagai mana
Firman Allah dalam hadits Qudsi :
Puasa
(Ramadhan) adalah untuk-KU dan Aku yang akan mengganjarnya.
Disamping itu puasa Ramadhan juga
mempunyai makna dan implikasi sosial yang mengajarkan kesederhanaan dan
kesetiakawanan dengan ikut merasakan betapa dan bagaimana rasanya orang yang
dalam kehidupan dan penghidupannya tidak dapat tercukupi secara wajar.
2. Mendekatkan diri Kepada Allah
Setiap kekasih akan selalu berharap
dapat senantiasa berada dekat disisi kekasihnya. Demikian juga dengan kita, apabila ingin dekat dengan
kekasih yang sebenarnya (Allah), maka apapun yang menjadi sarana untuk dapat
mendekati-Nya tentu akan kita lakukan. Apabila
kita ingin dekat disisi Allah, maka bulan Ramdhan adalah waktu yang tepat untuk
mendekatkan diri kepada-Nya, karena pada bulan ini setiap usaha mendekatkan
diri kepada Allah dengan melakukan sebuah kebaikan, akan diganjar dengan pahala
sebagaimana kita melaksanakan sesuatu yang wajib yang kita lakukan diluar
Ramadhan, ketika kita melakukan ibadah Wajib, maka akan diberikan pahala
tujuhpuluh kali lipat pahala ibadah wajib yang dikerjakan diluar Ramadhan.
Pendek kata, Ramadhan adalah bulan bagi-bagi pahala dari Allah…..
3. Memperbanyak membaca Al Quran
Al Quran yang diturunkan pada bulan
Ramadhan adalah merupakan petunjuk dan jalan hidup (way of life) bagi manusia.
Untuk dapat mengikuti petunjuk Al Quran, maka "bacaan" ini harus
senantiasa kita baca dan pahami. Setiap
huruf dari Al Quran yang kita baca adalah pahala, dan memperbanyak membaca
Qur'an di bulan Ramadhan adalah keutamaan.
4. Tarawih dan memperbanyak Sholat Sunnat
Shalat selain
yang telah ditetapkan hukum wajibnya (shalat Fardhu) adalah merupakan
keutamaan. Tentu Shalat yang ada dituntunkan oleh Rasulullah. Dhuha, istikharah,
tarawih/Shalat Malam/Tahajud dan witir adalah shalat-shalat sunnat yang sangat
dianjurkan (muakkad), baik di bulan Ramadhan ataupun bulan-bulan lainnya. Oleh
karenanya memperbanyak shalat tersebut pada bulan Ramadhan tentu merupakan
keutamaan yang patut kita kerjakan.
5. Memperbanyak Infaq, Shadaqah dan memberi
Ta'jil
Bulan Ramadhan
adalah bulan muwaasat (bulan yang memberi pertolongan), dan bulan dimana rezeki
orang-orang mukmin ditambah. Barang siapa memberi makanan untuk berbuka bagi
orang-orang yang berpuasa dalam bulan Ramadhan, maka yang demikian itu adalah
sebagai pengampunan bagi dosa-dosanya dan kemerdekaan bagi dirinya dari siksa
neraka.
Sabda Rasul :
Barang siapa memberikan minuman kepada orang yang berpuasa, niscaya Allah
memberikan minuman kepadanya dari air telaga-KU, dengan minuman yang seseorang
tidak akan merasakan haus dan dahaga lagi sesudah meminumnya, sampai ia masuk
ke dalam surga. (Al Hadits)
Demikian juga
dengan infaq dan shadaqah yang dilakukan pada bulan Ramadhan akan bernilai
lebih dari yang kita lakukan pada waktu di luar bulan Ramadhan.
6. Menghindari Perkataan dan perbuatan
Dusta
Puasa adalah
untuk melatih seseorang berbuat jujur serta untuk melatih kesabaran. Karena
dapat saja seseorang mengaku berpuasa di depan orang tetapi secara
sembunyi-sembunyi ia makan dan minum. Oleh karenanya, barang siapa yang
berpuasa tetapi masih berkata dusta dan berbuat dusta, sebenarnya ia belum
berpuasa. Disinilah nilai tertinggi dari puasa, sehingga pahalanya ditentukan
sendiri oleh Allah.
7. Membayar Zakat
Zakat Fitrah
adalah kewajiban setiap orang Islam yang mempunyai persediaan makan minimal
sehari saat hari Raya. Zakat Fitrah berupa makanan pokok senilai 2 Sho'
(sekitar 2,5 kg beras). Kewajiban ini termasuk bayi yang lahir sebelum Shalat
idul Fitri.
Disamping
Zakat Fitrah, dapat juga sekaligus dibayarkan Zakat Maal (Zakat Harta). Dalam
harta yang kita miliki, 2,5 persennya adalah milik Allah yang wajib kita
keluarkan zakatnya. Sebetulnya, kewajiban Zakat Maal tidaklah terkait langsung
dengan Bulan Ramdhan, melainkan terkait -didasarkan pada-- batasan minimal yang
harus dizakati (Nishab = senilai 85 gram emas murni menurut Yusuf Al Qardhawi atau
92 gram menurut Imam Syafi'i) dan atau lama masa kepemilikan (Haul = setelah
satu tahun penuh dimiliki). Namun demikian, tidak ada salahnya, bahkan
utama-bila kita mengeluarkan zakat Maal tersebut pada akhir Ramadhan.
Prinsipnya adalah diberikan kepada yang berhak (mustahiq), dapat diserahkan
secara langsung atau agar lebih terarah dan optimal dapat diserahkan kepada
Badan/Lembaga Amil Zakat yang profesional dan Amanah.
PASCA RAMADHAN
Bulan Ramadhan
adalah masa dimana kita digembleng untuk dapat mengendalikan hawa nafsu berupa
makan, nimum, hubungan suami istri perkataan dan atau perbuatan yang dusta atau
sia-sia.
Itu sumua adalah masa pelatihan, agar setelah Ramadhan dapat kita lanjutkan, semakin mendekap kepada Allah dengan aneka ibadah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
Itu sumua adalah masa pelatihan, agar setelah Ramadhan dapat kita lanjutkan, semakin mendekap kepada Allah dengan aneka ibadah dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.
0 comments: