Monday, December 17, 2018

Yansur: Rambu memilih pasangan

Tentukan Pasangan atas Dasar Keimanan yang Kuat Sebab Pasangan Bisa Turut Mempengaruhi Kualitas Keimanan dan Hidup Kita

Jika membaca lembaran Kitab Suci Al-Qur’an, kita akan menemukan batasan yang sangat ketat kepada orang beriman ketika menentukan pasangan  hidup. Bahwa jangan sampai kita menikahi seseorang  yang berlainan kepercayaan, baik dari kalangan orang yang tidak percaya  atau kafir kepada Allah maupun dari orang yang menyekutukan-Nya. 

Menikahi orang yang berlainan iman berarti menikah dengan orang yang  sama sekali berlainan dalam prinsip. Perbedaan dalam keimanan akan mengganggu bahkan merusak keharmonisan dalam keluarga. Berbeda selera makanan, kesukaan dalam warna pakaian, atau  berbeda dalam metode mendidik anak saja tidak jarang  menimbulkan masalah, apalagi berbeda dalam keimanan.

Iman merupakan hal yang paling fundamental, khususnya dalam sistem keyakinan agama Islam.  Iman bukan hanya sebatas kepercayaan, tetapi juga  sebagai sistem nilai  yang bisa mewarnai pikiran dan tingkah laku. Iman tidak bisa dikompromikan atau dinegosiasikan  apalagi digadaikan dengan kompensasi apapun karena sifatnya sangat prinsip.

Iman  wajib dilestarikan dan diteruskan sampai ke anak cucu. Jangan sampai rusak karena silau dan kagum dengan status sosial, harta kekayaan, kekuasaan dan jabatan, termasuk kekaguman pada kecantikan dan ketampanan ketika menentukan pasangan. Sekali iman rusak maka rusak pula segala sistem dan tatanan kehidupan kita, terutama rusak dalam kehidupan akhirat kita.

Menikahi orang yang berbeda iman sangat mungkin dapat  menyelewengkan iman dan nilai perilaku kita.  Ucapan dan perilaku pasangan  akan mengajak kita dan anak-anak dari buah perkawinan itu ke dalam neraka. Sedangkan Allah mengajak kita dan siapa pun menuju amalan yang dapat mengantar ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Hal tersebut dapat dirujuk dalam QS. Al-Baqarah: 221. Salam Yansur.
Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: