Berdoa untuk Keamanan dan Kesejahteraan Negeri Menjadi Tugas Kita Semua tetapi Doa Seorang Pemimpin tentu Lebih Utama
Mengapa berdo’a selalu diserahkan kepada orang yang “dianggap” mengerti agama? Bukankah orang yang paling berkepentingan terhadap sesuatu hal jauh lebih utama untuk berdoa sesuai kepentingannya dari pada orang laing?
Bukankah seorang pemimpin jauh lebih berkepentingan untuk dapat mensejahterakan dan memberi rasa aman kepada bangsa dan masyarakat yang dimpimpinnya, karena komando sedang ada dipundaknya? Tetapi mengapa pemimpin lebih memilih menyambut dari pada berdo’a?
Semoga saja di sela-sela ibadahnya yang dilakukan di waktu siang dan malam, para pemimpin sempat berdoa untuk kesejahteraan orang-orang yang dipimpinnya, untuk keamanan wilayah dan negeri yang berada di bawah kepemimpinannya.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa; Tuhanku, jadikanlah negeri ini (negeri yang) aman sentosa, dan berikanlah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian...” (QS. Al-Baqarah: 126).
Betapa pentingnya doa, apalagi yang dipanjatkan oleh seorang pemimpin untuk bangsa yang dipimpinannya. Sebab, doa yang kerap dipanjatkannya akan selalu mengingatkan si pendoa, bahwa segala nikmat, termasuk stabilitas keamanan dan kesejahteraan negeri itu datang dari Allah sehingga akan menyadarkan diri untuk selalu mengabdi kepada-Nya.
“Maka hendaklah mereka mengabdi kepada Tuhan Pemilik rumah itu (Ka’bah) yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan memberi mereka rasa aman dari ketakutan.” Demikian penegasan QS. Quraisy [106] 3-4. Dan, pemimpin adalah pemberi komando sekaligus teladan dalam mengabdi kepada Allah.
Salam Yansur.
0 comments: