Kebaikan yang Dilakukan untuk Orang Lain Sejatinya Sedang
Berbuat untuk Kebaikan Diri Kita Sendiri
Begitu akrab di telinga kita tentang sebuah pepatah yang
mengatakan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain.
Namun ketika kita berbuat justru lebih memilih perbuatan yang memberi manfaat
bagi diri sendiri dan mengabaikan perbuatan yang hanya bermanfaat untuk orang
lain.
Padahal, jika kita mau menunda sedikit manfaat instan yang
kita ingin itu, kemudian merubah cara pandang dengan melihat bahwa nilai suatu perbuatan diukur dari seberapa
banyak perbuatan itu memberikan kebaikan
kepada orang lain. Apa yang kita inginkan tentang kemanfaatan bagi diri sendiri
itu nanti akan terpenuhi juga.
Sebab kebaikan yang dilakukan untuk orang lain pada dasarnya
sedang melakukan kebaikan untuk diri kita sendiri. Bahkan balasan manfaat dan
kebaikan yang akan kita terima, bisa jauh lebih banyak dari pada kebaikan yang
kita berikan kepada orang lain.
Orang yang menerima kebaikan kita hanya akan mendapatkan
kebaikan sesuai dengan yang kita berikan. Sementara kita menerima balasan
berupa kebaikan yang datangnya dari Allah swt. Dialah yang menyimpan, mengembangkan, dan melipatgandakan
kebaikan yang dilakukan oleh setiap
orang.
Tentu, tidak boleh melupakan prinsip bahwa setiap amal
kebaikan harus diletakkan dalam hamparan samudera ketaatan dan keikhlasan,
bahwa amal yang kita tunaikan itu semata-mata untuk mencari keridlaan Allah
swt.
Allah telah menegaskan dalam Kitab Suci, “Dan
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapatkan pahalanya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Baqarah : 110).
Salam Yansur.
0 comments: