Friday, November 16, 2018

Baca dan pahami Qur'an untuk bersihkan kekotoran hati

Diantara Cara Mensucikan Jiwa yang Kotor adalah Antusias Membaca Pesan-pesan Allah yang Terdapat dalam Kitab Suci

Mungkin kita pernah mendengar istilah ‘penyucian jiwa’. Sebuah istilah yang biasa digunakan oleh kalangan sufi yang senantiasa merindukan kebersamaan dirinya  dengan Allah. Kendati telah dijelaskan dalam firman-Nya bahwa kedekatan Allah dengan manusia lebih dekat dibandingkan dengan posisi urat yang ada pada lehernya, tetapi tidak semua orang dapat merasakan kedekatan itu.

Hal itu disebabkan oleh hal-hal negatif akibat perbuatan maksiat yang terus  menutupi kesadaran diri dalam merasakan kedekatan dengan Allah. Semakin banyak kemaksiatan yang kita lakukan akan semakin menjauhkan perasaan kebersamaan dengan Allah itu. Kesucian hanya akan intim dengan jiwa yang suci. Sementara jiwa yang kotor justru dapat melarutkan kesucian hingga yang nampak hanyalah kekotoran.

Bagaikan kejernihan air  yang keluar langsung dari sumber mata air, kemudian bercampur dengan air limbah berwarna hitam pekat. Kejernihan air dari mata air itu  tidak akan tampak lagi karena larut dalam kepekatan warna air limbah.

Diantara cara mensucikan jiwa adalah membaca ayat-ayat Allah yang diwahyukan kepada Rasul saw. Walaupun  belum mampu menemukan rahasia-rahasia yang ada dibalik pesan ayat-ayat Allah itu, dengan membacanya saja jiwa kita akan merasa tenang. Ketenangan itu salah satu indikator jiwa yang telah mendapatkan kembali kesuciannya. Tentu dilandasi dengan perasaan antusias membaca pesan dari Dzat Yang Maha Baik yang senantiasa menghendaki kebaikan bagi hambanya.

Hal itu didasarkan pada firman Allah yang menyatakan, “Sebagaimana (Kami telah menyatakan ayat-ayat Kami kepada kamu) Kami telah mengutus kepada kamu Rasul dari kalangan kamu. Dia membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu, dan mensucikan kamu  dan mengajarkan kepada kamu al-kitab dan al-hikmah, serta mengajarkan kepada kamu  apa yang belum kamu ketahui”. (QS. Al-Baqarah : 151). Salam Yansur.
Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: