Thursday, January 30, 2020

Doa agar terhindar dari penyakit corona


حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَعِيلَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ أَخْبَرَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْبَرَصِ وَالْجُنُونِ وَالْجُذَامِ وَمِنْ سَيِّئْ الْأَسْقَامِ

Telah menceritakan kepada Kami Musa bin Ismail, telah menceritakan kepada Kami Hammad, telah mengabarkan kepada Kami Qatadah dari Anas bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan: "ALLAAHUMMA INNII A'UUDZU BIKA MINAL BARASHI WAL JUNUUNI WAL JUDZAAMI WA MIN SAYYI-IL ASQAAM" (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kusta, gila, lepra, dan dari penyakit yang buruk).

HR. Abu Daud: 1329@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini merupakan  salah satu contoh doa yang dilafalkan oleh Rasulullah. Doa ini mencakup permohonan perlindungan dari beberapa penyakit yang secara khusus (disebut kusta, gila dan lepra) kemudian ditutup dengan permohonan agar terhindar dari berbagai penyakit buruk lainnya.

Dengan demikian kita juga diperkenankan berdoa secara khusus agar terhindar dari beberapa penyakit yang belum ada pada jaman nabi. Misalnya mohon perlindungan dari penyakit HIV, penyakit SARS dan CORONA.

 Allahu a'lam

Sunday, January 19, 2020

Dari WAG : Sedekah yang segera kembali

Dalam salah satu televisi show di Negeri Barat, pembawa acara membuka acara untuk pengumpulan donasi bagi seorang yang sedang sakit parah sementara ia dalam kondisi sangat tidak mampu.
Lelaki ini harus ditindak operasi dengan biaya puluhan ribu dolar.

Mulailah para pemirsa menghubungi nomer yang tertera pada acara ini dan beberapa dari mereka menyumbang dalam jumlah yang tidak sedikit.

Hingga muncul satu telepon dari seseorang Muslim yang menyumbang hanya 2 dollar.

Sang pembawa acara heran dan bertanya,
“Mengapa engkau menyumbang sangat sedikit?”
Ia pun menjawab,
“Ketahuilah bahwa itu adalah separuh dari harta yang kumiliki saat ini. Tapi aku tetap ingin berbagi.”

Baginya berbagi walau sangat sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali !

Fenomena ini membuat acara tersebut semakin heboh.
Penelpon selanjutnya menyumbangkan dana yang lumayan besar dan berpesan untuk membagi dana yang ia sumbangkan untuk orang yang sakit dan setengahnya untuk orang yang menyumbang dua dollar tadi.

Setelah itu telepon itu berdering lagi dan ada yang menyumbang ribuan dollar lagi.
Ia juga berpesan untuk membaginya setengah untuk yang sakit dan setengah untuk yang menyumbang 2 dollar.

Begitu terus hingga biaya pengobatan bagi lelaki yang sakit itu terpenuhi dan pemuda yang menyumbang dua dollar itu juga mendapatkan uang yang tidak sedikit.

Akhirnya beberapa hari setelah penggalangan dana ini, pemuda Muslim itu di undang keacara yang sama.
Ia diwawancarai oleh pembawa acara tentang kehebohan yang ia buat di acara sebelumnya.

Ia pun bercerita,
“Aku telah berkeliling dan mendaftar pekerjaan kesana kemari namun aku tidak mendapatkannya. Hari itu aku hanya memiliki 4 dollar dan setengahnya aku berikan kepada lelaki yang membutuhkan dana untuk operasi. Aku pun tidak menyangka akan mendapatkan balasan langsung dari *ALLAH* Subhanahu Wa Ta'Ala dengan jumlah yang tak pernah kubayangkan.”

Setelah acara itu selesai, beberapa perusahaan datang menghampirinya untuk menawari sebuah pekerjaan.
Dan akhirnya ia pun memilih salah satu yang sesuai dengan keahliannya dan itulah pekerjaan yang selama ia inginkan.

Jangan heran dengan kisah-kisah semacam ini karena sedekah yang tulus dari hati pasti akan kembali kepada pemiliknya dengan ganti yang lebih indah dan tak terduga-duga.

Bukankah *ALLAH* Subhanahu Wa Ta'Ala berfirman,

وَمَآ أَنفَقۡتُم مِّن شَيۡءٖ فَهُوَ يُخۡلِفُهُۥۖ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلرَّٰزِقِينَ
“Dan apa saja yang kamu infakkan, ALLAH akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik” (QS.Saba’ : 39).

Bersedekahlah sekecil apapun, karena nilai sedekah tidak ditentukan oleh jumlahnya tapi nilai itu ditentukan oleh keikhlasan Hati kita.

Lakukan segala sesuatu untuk *ALLAH*, nanti *ALLAH* yang akan mengatur bagaimana cara untuk membalas kebaikanmu.

🍁 Semoga Bermanfaat 🍁
Yayasan Darul Muttaqien Medari Lantik Takmir waktu sholat subuh

Dalam rangka mengokohkan gerakan sholat subuh berjamaah, Agung Nugraha selaku sekretaris Yayasan Darul Muttaqien Medari melantik Wakil Nadzir dan takmir masjid Latifah Al Jabbar masa bakti 2020-2020 pada subuh 19 Januari 2020.

Rangkaian pelantikan dimulai sholat jamaah subuh, dilanjutkan pengajian Ahad pagi dan diakhiri dengan pelantikan.

Dalam pengarahannya, Agung menyampaikan bahwa yayasan membuat dua klasifikasi jamaah masjid, yaitu jamaah inti dan jamaah biasa. Jamaah inti adalah orang yang setiap hari berjamaah minimal 3 kali dalam sehari, misalnya Maghrib, isya dan subuh. Sedangkan jamaah biasa ialah yang berjamaah belum rutin setiap hari.

Ia menekankan, Takmir masjid semestinya berasal dari jamaah inti. Jangan sampai Takmir masjid tapi tidak pernah ke masjid.

Agung juga menjelaskan  tiga fungsi Takmir yang harus senantiasa diupayakan, yaitu fungsi idaroh (kesekretariatan), Umaroh (kemakmuran) dan  ri'ayah (pemeliharaan). Ia menekankan pentingnya masjid mempunyai peta jamaah dan  memperhatikan keadaan dan kesejahteraan mereka.

Kesempatan tersebut juga sekaligus merupakan pengukuhan Prof. DR. H. Sudji Munadi sebagai wakil Yayasan selaku nadzir wakaf tanah di pugeran.

Friday, January 17, 2020

Doa ketika mengalami kesulitan


حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ هِشَامِ بْنِ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِي الْعَالِيَةِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ عِنْدَ الْكَرْبِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari Hisyam bin Abu Abdullah dari Qatadah dari Abu 'Aliyah dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam biasa berdo'a ketika dalam kesulitan, beliau mengucapkan: "LAA ILAAHA ILLALLAHUL 'ADZIIM AL HALIIM LAA ILAAHA ILLALLAH RABBUL 'ARSYIL 'AZHIIM, LAA ILAAHA ILLALLAH RABBUS SAMAAWATI WA RABBUL ARDLI WA RABBUL 'ARSYIL KARIIM (Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Penyantun. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Penguasa arasy yang agung. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan langit dan bumi serta Tuhan arasy yang mulia)."

HR Bukhari: 5870 @ensiklopedi hadis

Ibrah:
Setiap orang pasti pernah dan atau akan mengalami suatu kesulitan. Kondisi demikian adalah salah satu bentuk ujian dari Allah. Bukankah Allah telah menyatakannya?

Hadis ini memberikan pembelajaran kepada kita bahwa ketika seseorang mendapatkan suatu kondisi yang tidak mengenakkan hati, atau menemui suatu kesulitan, yang semestinya dilakukan adalah kembali kepada Allah. Inti dari doa tersebut ialah mengokohkan kedudukan Allah, bahwa tidak ada Tuhan tempat meminta selain Allah, hanya kepada Allah-lah yang mengatur dan menguasai segala kejadian di alam semesta, dst hingga pada akhirnya kita memohon pertolongan kepada Allah untuk memberikan kelonggaran bahkan membebaskan diri kita dari bermacam kesulitan.

Tauhid yang benar akan memberikan pembebasan pada setiap insan yang meyakininya.
Larangan mengambil hak orang lain dan bunuh diri
Ilustrasi orang bunuh diri

An-Nisa'[4] : 29

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ اِلَّآ اَنْ تَكُوْنَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِّنْكُمْۗ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.

An-Nisa'[4] : 30

وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ عُدْوَانًا وَّظُلْمًا فَسَوْفَ نُصْلِيْهِ نَارًاۗ وَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا

Dan barang siapa berbuat demikian dengan cara melanggar hukum dan zalim, akan Kami masukkan dia ke dalam neraka. Yang demikian itu mudah bagi Allah.

An-Nisa'[4] : 31

اِنْ تَجْتَنِبُوْا كَبَاۤىِٕرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَنُدْخِلْكُمْ مُّدْخَلًا كَرِيْمًا

Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu dan akan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).

Hikmah :
Allah melarang kita mengambil harta dan atau hak orang lain dengan cara yang batil. Perpindahan harta seseorang sudah diatur, antara lain melalui mekanisme infaq, shodaqah, hibah, hadiah, atau wakaf. Selain itu, perpindahan kepemilikan harta hanya diperbolehkan melalui perniagaan dengan prinsip rela-sama rela ('an taradhin).

Dengan demikian mencuri, merampok, ghosob, mengurangi timbangan termasuk cara-cara batil yang dilarang.

Allah juga melarang seseorang melakukan bunuh diri. Termasuk dalam pengertian bunuh diri ialah secara sengaja dan sadar melakukan  tindakan mencelakai diri sendiri yang menyebabkan kematian baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Thursday, January 16, 2020

Mau duduk dekat bersama Rasulullah?


حَدَّثَنَا يُونُسُ وَأَبُو سَلَمَةَ الْخُزَاعِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا لَيْثٌ عَنْ يَزِيدَ يَعْنِي ابْنَ الْهَادِ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ
أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَسَكَتَ الْقَوْمُ فَأَعَادَهَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا قَالَ الْقَوْمُ نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَحْسَنُكُمْ خُلُقًا

Telah menceritakan kepada kami Yunus dan Abu Salamah Al Khuza'i mereka berkata telah menceritakan kepada kami Laits dari Yazid yaitu ibnul Hadi, dari 'Amru bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya, bahwa ia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Maukah kalian aku kabarkan tentang orang yang paling aku suka dari kalian, dan pada hari kiamat tempat duduknya paling dekat dengan aku?" Orang-orang semuanya diam, maka beliau mengulangi kata-katanya tersebut sampai dua atau tiga kali. Akhirnya mereka pun menjawab; "Mau wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Yaitu orang yang akhlaqnya paling baik di antara kalian."

H.R.Ahmad 6.447 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Setiap kita merindukan mendapat syafaat Rasulullah. Itu yang sering kita ucapkan diawal pembicaraan. Hadis ini menunjukkan "cara mudah" mendapat syafaat dan bahkan bisa duduk dekat dengan Rasulullah. Caranya hanya dengan berakhlak baik.

Seolah mudah, tapi ternyata membutuhkan kesungguhan untuk menjalaninya. Bukankah Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlaq? Dan akhlaq Rasul adalah Al Qur'an?

Karenanya, berakhlak baik berarti berusaha senantiasa mengamalkan isi dan kandungan Al Qur'an. Jadi berat?

Tidak juga. Allah tidak melihat hasil, tetapi proses itu sangat penting. Sejauh kita senantiasa berusaha mengamalkan Al Qur'an dan Sunnah, insyaAllah kita akan mendapat syafaat Rasul dan dapat duduk bersama Rasulullah.


Wednesday, January 15, 2020

Pernah cemburu?  Itu normal


أَخْبَرَنَا الرَّبِيعُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا أَسَدُ بْنُ مُوسَى قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَبِي الْمُتَوَكِّلِ عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ
أَنَّهَا يَعْنِي أَتَتْ بِطَعَامٍ فِي صَحْفَةٍ لَهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابِهِ فَجَاءَتْ عَائِشَةُ مُتَّزِرَةً بِكِسَاءٍ وَمَعَهَا فِهْرٌ فَفَلَقَتْ بِهِ الصَّحْفَةَ فَجَمَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ فِلْقَتَيْ الصَّحْفَةِ وَيَقُولُ كُلُوا غَارَتْ أُمُّكُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ أَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَحْفَةَ عَائِشَةَ فَبَعَثَ بِهَا إِلَى أُمِّ سَلَمَةَ وَأَعْطَى صَحْفَةَ أُمِّ سَلَمَةَ عَائِشَةَ

Telah mengabarkan kepada kami Ar Rabi' bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami Asad bin Musa telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Tsabit dari Abu Al Mutawakkil dari Ummu Salamah bahwa dia datang dengan membawa makanan di atas piringnya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat beliau, lalu datanglah 'Aisyah dengan bersarungkan pakaian, dia datang membawa batu, lalu memecah piring itu dengannya, kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengumpulkan dua pecahan piring dan bersabda: "Makanlah, ibu kalian telah cemburu, " dua kali, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengambil piring 'Aisyah dan mengirimnya kepada Ummu Salamah dan memberikan piring Ummu Salamah kepada 'Aisyah. (HR. Nasa'i: 3.894@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini menunjukkan bahwa Siti Aisyah sebagai salah satu istri nabi juga pernah cemburu kepada istri nabi yang lain, yaitu Ummu Salamah.

Ketika Aisyah cemburu, Rasulullah memberikan mencontohkan agar istri yang lain (Ummu Salamah) mengalah/pengertian. Hal itu ditunjukkan  dengan mengambil piring ummi Salamah kemudian diserahkan kepada Aisyiyah.

Ini bukan pembenaran bolehnya memecah piring lho. Tapi tentang bagaimana menyikapi kecemburuan dan perlunya 'mengalah' sehingga keluarga tetap utuh, bahagia.

Monday, January 6, 2020

Tetangga menentukan surga atau neraka


حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ وَقُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ وَعَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ جَمِيعًا عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ ابْنُ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ قَالَ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَة
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id serta Ali bin Hujr semuanya dari Isma'il bin Ja'far, Ibnu Ayyub berkata, telah menceritakan kepada kami Ismail dia berkata, telah mengabarkan kepada kami al-Ala' dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  "Tidak akan masuk surga, orang yang mana tetangganya tidak aman dari bahayanya." (HR. Muslim: 66)

Ibrah :
Islam sangat menekankan pentingnya akhlaq. Diutusnya Nabi Muhammad pada dasarnya adalah untuk menyempurnakan akhlaq. Tidak ada ajaran agama yang sangat detial mengatur tata cara berinteraksi yang mencakup seluruh aspek kehidupan kecuali Islam. Islam bahwa memberikan tuntunan pribadi sejak bangun sampai tidur, bagaimana ia berinteraksi dalam keluarga, dengan suami/istri, anak. Tidak terkecuali dengan tetangga.

Hadis ini meneknban betapa pentingnya akhlaq terhadap tetangga. Bahkan tetangga bisa menyebabkan seseorang masuk neraka ketika orang tersebut merasa tidak aman dari ucapan, sikap, perilaku dan atau perbuatan tetangganya.

Sunday, January 5, 2020

Biografi imam Ahmad bin Hanbal (780-850)

📮 Tokoh kedua dari beberapa mazhab yang akan dibahas di sini adalah Ahmad bin Hambal, atau biasa dipanggil dengan sebutan Imam Ahmad.

📘 Mazhab ini sangat mementingkan penggunaan hadits, walaupun hadits yang dianggap lemah sekalipun. Bahkan, oleh para Wahhabi, aliran dalam Islam yang mengambil inspirasinya dari mazhab ini menganggap bahwa berbagai tradisi yang tidak ada pada masa Nabi ‎dapat dianggap sebagai sesuatu yang bid’ah.

💠 Tak mengherankan jika citra yang keras acap kali melekat pada mazhab ini, walaupun pendapat seperti itu tentu saja belum tentu benar.

🏞 Imam Ahmad dilahirkan di ibukota kekhalifahan yang dijuluki 1001 malam, kota Baghdad. Sebagai anak yang dibesarkan di ibukota, maka dapat dikatakan bahwa suasana keras yang biasa terdapat di kota-kota besar juga telah dirasakannya.

📝 Di dalam proses menimba ilmu, ternyata ia lebih sering mengembara keluar ibukota mencari guru untuk mengajarinya. Daerah-daerah yang pernah dikunjunginya di antaranya Irak (Kufah dan Bashrah), Syria, Hijaz (Mekkah dan Madinah), hingga Yaman. Hal ini menandakan bahwa Imam Ahmad memiliki jiwa petualangan yang tinggi.

📚 la juga pernah belajar kepada Imam Syafi'i di Baghdad saat berumur sekitar 30 tahun hingga Imam Syafi'i pergi mengajar di Mesir. Pada masa-masa itu, rasa kagum muncul pada diri imam Syafi'i terhadap sosok Imam Ahmad. Hal ini dapat dibuktikan dari komentar Imam Syafi'i mengenai Imam Hambali yang menarik untuk disimak. Katanya, "Saya keluar dari Baghdad, tidak saya tinggalkan di sana, seseorang yang lebih taqwa, lebih wara’, lebih ‘alim selain dari Ahmad bin Hambal, yang sungguh banyak menghafal hadits”

📌 Perjuangan yang paling dikenang dari Imam Ahmad adalah pertentangannya dengan aliran Mu'tazilah, yang tengah berjaya pada saat itu dan didukung Khalifah Al Ma'mun. Aliran ini banyak menggunakan filsafat Yunani untuk memperkuat dasar keyakinan pendapatnya dan tidak terlalu banyak mempergunakan hadist. Dikarenakan menentang aliran tersebut, beliau dihukum dengan dirantai, tepat di tahun wafatnya khalifah. Oleh khalifah dan khalifah berikutnya, ia terus-menerus dipenjara dan disiksa.

📎 Para pakar saat ini banyak yang membela aliran Mu'tazilah dengan alasan bahwa aliran ini sangat membela kebebasan dalam berpendapat. Hal ini mengandung nilai yang kontradiktif, karena Imam Ahmad sendiri mendapat perlakuan yang kasar dan tidak senonoh saat beliau seharusnya bebas dalam mempertahankan pendapatnya dalam mengkritik ajaran-ajaran yang disebarkan oleh aliran Mu'tazilah ini.

📕 Kembali kepada riwayat Imam Ahmad. Nasib yang dialami oleh beliau akhirnya berubah saat ia menginjak usia 67 tahun. Saat itu khalifah yang diangkat yaitu Mutawakkil. Beliau simpati atas perjuangan yang dilakukan Imam Ahmad. Akhirnya ketidakadilan yang menimpa Imam Ahmad dihentikan dengan membebaskannya dari penjara dan membersihkan nama baiknya.

💞 Imam Ahmad sendiri bukanlah seorang yang pendendam.
Beliau tidak meminta kepada Khalifah untuk menyiksa lawan-lawannya yang dahulu telah membuatnya dipenjara dan disiksa.

⛳️ Saat ia wafat di Baghdad pada usia sekitar 75 tahun, jenazahnya dilayat oleh ratusan ribu orang, menandakan bahwa pembungkaman selama belasan tahun tidak menyurutkan popularitas dirinya. Tentu saja salah satu yang patut kita kagumi terhadap diri Imam Ahmad adalah keteguhannya menahan penderitaan dalam mempertahankan hadits dalam posisinya yang mulia dan seharusnya.

🖇 Interpretasi mazhabnya juga berpengaruh sedemikan kuat yang dilanjutkan oleh Ibnu Taimiyah beberapa abad kemudian dan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab di era kolonialisme negara-negara Barat terhadap wilayah-wilayah Islam.

════ ❁📚❁ ════
Sumber:
📖 50 Ilmuwan Muslim Populer
👤 Muhammad Razi
🖨 QultumMedia
🏡 Komunitas Tadabbur Al-Qur'an (KontaQ)
Semoga Bermanfaat.

Saturday, January 4, 2020

Haji mabrur dan ihtiar menjaganya
Ka'bah, pusat ibadah umat Islam


Haji yaitu mengunjungi Makkah untuk melaksanakan Ibadah, seperti Thawaf, Sa’i, Wuquf di Arafah dan seluruh manasik sebagai pemenuhan kewajiban dari Alloh dan dalam rangka mencari ridhaNya. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang lima, kewajiban di antara kewajiban agama yang sudah diketahui secara pasti.

Setiap orang berangkat dan atau pulang haji, kita sering mendengar doa agar menjadi haji mabrur. Apa sebetulnya haji mabrur? dan bagaimana implementasinya didalam kehidupan?

Haji mabrur adalah haji yang diterima

 Dalam Kitab Fathul Baarii (Syarah Bukhari) dijelaskan :

المَبْرُوْرُ المَقْبُوْلُ

Haji mabrur adalah haji yang maqbul, yakni haji yang diterima oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Untuk dapat diterima hajinya, ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian :
1. Niatnya ikhlas karena Allah

Orang yang pergi melaksanakan ibadah haji harus berniat karena Allah, bukan niat yang lain. Firman Allah dalam surat Ali Imran [3] : 97

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ

Dan (semestinya) hanya karena Allah manusia mengunjungi baitullah (menunaikan ibadah haji).

2. Bekalnya harta yang suci/halal

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang makna istitha’ah. Lalu beliau menjawab,

الزَّادُ وَالرَّاحِلَةُ

“Bekal dan kendaraan.” (HR. Turmuzi 818)

Al-Wansyarisi menyebutkan keterangan Ibnul Muhriz,

اَلْحَجُّ قُرْبَةً، فَلَا يُنْفِقُ فِيْهِ إِلَّا الطَّيِّبُ مِنَ الْكَسَبِ. فَقَدْ رُوِيَ عَنْهُ فِي الْحَدِيْثِ صَلًَى اللًٰهُ عَلَيْهِ وَسَلًَمَ أنَهُ قَالَ: مَنْ حَجَّ بِمَالٍ حَرَامٍ فَقَال لَبِّيْكَ نُوْدِيَ لَا لّبَّيْكَ وَلاَ سَعْدَيْكَ، فَارْجِعْ مَأزُوْراً غَيْرَ مَأجُورٍ

Haji itu ibadah. Karena itu, jangan didanai kecuali dari hasil yang halal. Diriwayatkan sebuah hadis dari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Siapa berhaji dengan harta haram, lalu dia bertalbiyah, “Labbaik..”  maka dijawab untuknya, “Tidak ada labbaik dan tidak ada sa’daik.., pulanglah dengan membawa dosa dan bukan pahala.”. (al-Mi’yar al-Muarab, 2/42)

3. Pelaksanaannya sempurna
Untuk mendapatkan haji mabrur, pelaksanaan haji harus sesuai dengan  ketentuan manasik yang telah dituntun kan.
Rasulullah bersabda :

خُذُوْا عَنِّيْ مَنَاسِكَكُمْ

_Ambillah manasik dariku_

Imam Al Qurthubi berkata Syarhus Suyuti menyatakan :

وَأَنَّهُ الْحَجُّ الَّذِي وُفَّتْ أَحْكَامُه وَوَقَعَ مَوْقِعًا لِمَا طُلِبَ مِنْ الْمُكَلَّف عَلَى وَجْهِ الْأَكْمَلِ

Haji Mabrur adalah haji yang dipenuhi seluruh ketentuanya dan dijalankan dengan sesempurna mungkin oleh pelakunya sebagaimana yang dituntut darinya.

4  Tidak dikotori dengan perbuatan dosa
Dalam syarah Muslim, imam Nawawi mengatakan :

الَّذِي لاَ يُخَالِطُهُ شَيْءٌ مِنَ الإِثْمِ

Haji Mabrur itu ialah haji yang tidak dikotori oleh dosa (tidak ada riya, tidak ada sum’ah tidak rafats dan tidak fusuq)

Apabila keempat hal diatas telah terpenuhi, maka kita dapat berharap haji mabrur.

Baca : Menggapai haji mabrur

Kemudian, bagaimana ciri haji mabrur tersebut didalam kehidupan?

Haji yang mabrur dapat dilihat dan dikatagorikan kedalam tiga aspek kehidupan jamaah haji.

Pertama, aspek personal.
Setelah pulang, jamaah haji hendaknya terus berupaya memperbaiki kualitas dan kapasitas dirinya. Sikapnya lebih santun dan ramah,  berusaha melestarikan amalan yang telah dijalankan selama di tanah suci, seperti sering membaca Qur'an, sholat tepat waktu, melaksanakan ibadah-ibadah sunah, berhias dengan sifat-sifat terpuji, cepat melakukan taubat apabila telanjur melakukan kesalahan.

Al Hasan al Bashri berkata dalam Dzakirah al Katsirah :

الحَجُّ المَبْرُوْرُ هُوَ أَنْ يَرْجِعَ زَاهِدًا فِي الدُّنْيَا رَاغِبًا فِي الاَخِرَةِ

Haji Mabrur adalah jika sepulang haji menjadi orang yang zuhud dengan dunia dan merindukan akhirat.

Tidak berarti tidak lagi mencari dunia, melainkan lebih mampu mengendalikan diri, tidak tamak, rakus dan menghalalkan segala cara.

Baca : 13 kriteria haji mabrur

Kedua, aspek ibadah
Setiap jamaah haji hendaknya terus berupaya untuk meningkatkan kualitas ibadah. sholat lebih tertib pelaksanaan, tepat waktu, baik bacaannya, lebih khusu'  dan dapat menghayati apa yang ia baca didalam sholat. Juga memperbanyak puasa Sunnah, membiasakan membaca Al Qur'an, berinfaq/shodaqah/zakat.

Ketiga, aspek sosial
Setiap jamaah haji harus membiasakan diri sholat berjamaah sebagai bentuk interaksi sosial yang baik, menyantuni anak yatim, menjenguk orang sakit dan orang yang meninggal dunia, kerja bakti dan tolong-menolong, serta mendamaikan orang yang berselisih.

Haji mabrur juga dicirikan sebagai suka berbagi dan membantu sesama :

سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَا بِرُّ الْحَجِّ قَالَ : إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَطَيِّبُ الْكَلامِ

Rosululloh Shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang haji yang mabrur, Beliau menjawab , yaitu Suka bersedekah dengan bentuk memberi makan dan memiliki tutar kata yang baik (HR Hakim )

Apabila sepulang haji seseorang dapat menjalankan point point diatas, maka insyaAllah ia termasuk yang hajinya mabrur (diterima) dan mendapat balasan surga.

Hal ini sesuai sabda Rosululloh shalallahu alaihi wa salam :

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ


Haji yang mabrur tidak lain pahalanya adalah surga.( HR. Bukhari)

Semoga Allah SWT menerima haji kita, dan memberikan balasan surga disisi-Nya. Aamiin
Tuntunan jual beli dalam Islam

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ صَالِحٍ أَبِي الْخَلِيلِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَارِثِ رَفَعَهُ إِلَى حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا أَوْ قَالَ حَتَّى يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Shalih Abu AL Khalil dari 'Abdullah bin Al Harits yang dinisbatkannya kepada Hakim bin Hizam radhiyallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : "Dua orang yang melakukan jual beli boleh melakukan khiyar (pilihan untuk melangsungkan atau membatalkan jual beli) selama keduanya belum berpisah", Atau sabda Beliau: "hingga keduanya berpisah. Jika keduanya jujur dan menampakkan dagangannya maka keduanya diberkahi dalam jual belinya dan bila menyembunyikan dan berdusta maka akan dimusnahkan keberkahan jual belinya".

HR. Bukhari: 1937@ensiklopedi hadis

Baca : Pembangunan madrasah Tahfidz Darul Muttaqien

Ibrah :
Selagi belum berpisah, setiap pihak mempunyai kebebasan untuk tetap melanjutkan transaksi atau membatalkannya.

Transaksi yang berkah ialah ketika masing-masing pihak jujur atas kondisi barang dagangannya. Sebaliknya, bila ada pihak yang culas, maka transaksi tersebut tidak akan mendapat keberkahan.

Sekarang, transaksi sudah tidak lagi melalui pertemuan fisik, namun  norma hadis ini masih tetap relevan untuk diimplementasikan.

Prakteknya, ketika seseorang menawarkan barangnya melalui media online, ia harus memberikan kejelasan spesifikasi dan kualitasnya serta mengirim barang tersebut sesuai dengan yang ditawarkan. Tidak boleh ada yang disembunyikan. Ia juga mesti membuat mekanisme re-fund (pengembalian uang) apabila pembeli merasa barang yang dikirim tidak sesuai dengan speknya yang dipesan.

Sistem lain ialah melalui pembayaran ditempat atau COD (cash on delivery). Melalui mekanisme ini  pembeli baru membayar ketika barang yang dikirim telah datang dan  sesuai spesifikasi pesanan. Sebaliknya ia dapat membatalkan transaksi (tidak dibayar) apabila barang tidak sesuai.

Apabila pelaku bisnis memahami prinsip kejujuran dalam bermu'amalah, maka berkah akan mereka peroleh. Sebaliknya, ketika ada prilaku culas, meski secara materi untung banyak, namun tidak akan mendapatkan berkah.

Friday, January 3, 2020

Tutorial daftar nikah secara online

Pada era milineal seperti sekarang. Hampir tidak ada layanan pemerintah yang dilakukan dengan fasilitas media online. tidak terkecuali KIA Kecamatan Sleman.

Setelah setahun menerapkan aplikasi simkahweb (sistem informasi manajemen nikah berbasis web), tahun 2020 ini dioptimalkan fasilitas daftar nikah secara online.

Aplikasi Daftar nikah online ini dilaunching bertepatan dengan Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke 74, yang jatuh pada tanggal 3 Januari 2020.

Menurut Agung Nugraha, Kepala KUA Kec. Sleman, masyarakat yang hendak daftar nikah tidak perlu segera ke KUA, cukup membuka link http://simkah.kemenag.go.id kemudian ikuti 7 langkah mudah daftar nikah onlinedengan mengikuti tutorial yang sudah disiapkan berikut ;


Seorang mukmin harus jujur
Mendidik jujur sejak kecil


عَنْ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا

Artinya: Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud ra., Rasulullah saw. bersabda, “Hendaklah kamu berlaku jujur karena kejujuran menuntunmu pada kebenaran, dan kebenaran menuntunmu ke surga. Dan sesantiasa seseorang berlaku jujur dan selalu jujur sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai orang yang jujur. Dan hindarilah olehmu berlaku dusta karena kedustaan menuntunmu pada kejahatan, dan kejahatan menuntunmu ke neraka. Dan seseorang senantiasa berlaku dusta dan selalu dusta sehingga dia tercatat di sisi Allah Swt. sebagai pendusta.” (H.R. Muslim)

Lihat Ceramah : Ust. Yunahar Ilyajs : pentingnya kejujuran

Jujur bahkan menjadi identitas pembeda dengan orang munafik. Rasulullah bersabda :

 آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

Artinya: “Tanda orang munafik itu ada tiga, jika berkata dia berdusta, jika berjanji dia mengingkari, dan jika diberi amanah dia khianati.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Menekankan pentingnya kejujuran, bahkan Rasulullah menghakimi orang yang tidak jujur sebagai bukan golongan umat nabi Muhammad. hatta dalam urusan perdagangan sebagaimana hadis berikut

 أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم - مَرَّ عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلاً فَقَالَ مَا هَذَا يَا صَاحِبَ الطَّعَامِ. قَالَ أَصَابَتْهُ السَّمَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ أَفَلاَ جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَىْ يَرَاهُ النَّاسُ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّى

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, "Apa ini wahai pemilik makanan?" Sang pemiliknya menjawab, "Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami. (H.R. Muslim)
Dakwah sunyi Ustadz Yunahar Ilyas
Ust.  Prof. Yunahar Ilyas, Lc. M.Ag.

Oleh: *Mohammad Fauzil Adhim*

Ustadz Yun. Tentang kepakarannya, sudah banyak yang tahu. Tak diragukan lagi. Maka kalau beliau menyandang gelar professor, memang sudah sewajarnya dan sangat pantas gelar tersebut bagi beliau. Tetapi bukan ini yang meninggalkan kesan paling mendalam pada diri saya. Di tengah kesibukannya yang luar biasa, sangat terasa jiwa dakwah dalam diri beliau. Apa yang menonjol dari jiwa dakwah? Senantiasa ingin mengajak manusia kepada kebaikan, senang terhadap munculnya orang-orang muda yang bersemangat terhadap kebaikan dan memberi perhatian besar terhadap majelis ilmu.

Sebagai sosok yang memegang berbagai posisi penting di MUI, Muhammadiyah maupun kampus, Ustadz Yun jelas padat kegiatan. Tetapi ini tidak menyurutkan beliau untuk merawat majelis ilmu yang pesertanya sangat sedikit. Tak sampai 50 orang, bahkan 40 orang pun sepertinya kurang dari itu. Majelis emak-emak bersemangat yang sebagiannya sudah lansia, di antara sudah berusia di atas 70 tahun, tetapi beliau tetap hadir memberi kajian rutin yang digelar tiap Rabo pagi. Beliau rutin menyampaikan ilmu meski fisiknya tak lagi bugar. Beliau berhenti mengisi kajian ketika fisiknya sudah tak lagi memungkinkan karena harus istirahat total disebabkan sakit. Kelak sakit inilah yang mengantarkan beliau wafat.

Ini yang saya tahu. Di luar itu, boleh jadi banyak dakwah sunyi yang istiqamah beliau tempuh. Tak terdengar gaungnya, tetapi ibarat rumah, ia menyiapkan fondasi yang kokoh. Inilah jalan dakwah yang seharusnya kita tempuh agar ruh dakwah itu tetap ada pada diri kita. Risau kita risau agama. Dan kecintaan kita pun cinta yang digerakkan oleh agama. Bukan terperangkap ‘ashabiyah.

Sungguh, di antara musibah dakwah itu ialah padamnya ruh dakwah di kalangan penceramah maupun ahli Islam.

Majelis kecil adalah majelis yang senyap. Tak ada gebyar. Tetapi di majelis-majelis kecil seperti itulah justru bincang ilmu dapat dilakukan lebih matang dan pembahasan suatu masalah diurai lebih mendalam. Majelis seperti itu pula yang akan membekas lebih kuat di dalam dada, meskipun kita tidak tampil ke permukaan. Bukankah setiap gerakan besar dimulai dari majelis-majelis senyap yang istiqamah dan tertib?

Saya mulai mengenal Ustadz Yun dari majelis rutin di Masjid Mardhiyah yang ketika itu seolah-olah masjid kampus UGM. Beliau menerangkan dengan bahasa yang sederhana, runtut, mudah dipahami dan mendalam. Ini yang jarang kita temukan. Biasanya yang sederhana tidak mendalam. Tetapi Ustadz Yun beda. Beliau mampu menerangkan topik-topik pelik dengan bahasa yang ringan, jernih dan mudah dipahami. Ini menandakan penguasaan ilmunya yang matang dan mendalam.

Serupa penjelasannya di berbagai majelis ilmu, begitu pula buku-buku beliau. Banyak yang beliau tulis. Salah satunya adalah _Kuliah Akhlaq._ Ada pula buku beliau lainnya semisal _Kuliah Aqidah,_ tetapi saya suka menyebut buku _Kuliah Akhlaq_ karena kesederhanaannya dalam bertutur menjadikan materi tulisannya yang berbobot mudah dicerna oleh siapa saja. Bahasanya baku tapi tak bikin jemu, tulisannya bernas tetapi ringan dikunyah oleh mereka yang berpendidikan SMP maupun perguruan tinggi.

Beberapa tahun terakhir, saya lebih sering bertemu di pesawat, saat berangkat atau pulang ke Jogja. Sangat jarang saya merasa kikuk dan salah tingkah duduk bersebelahan dengan seseorang, tetapi ini saya rasakan saat harus berada di dekat beliau dalam suatu penerbangan. Perasaan itu hadir justru karena kebaikan akhlak beliau.

Hari ini, tugas kehidupan beliau telah usai. Ada kehilangan yang tak pernah tergantikan. Beliau wafat meninggalkan ilmu manfaat yang tak putus-putus. Semoga Allah ‘Azza wa Jalla terima seluruh ‘amal ‘ibadah beliau serta ampuni segala khilaf dan salahnya. Kepada Allah ‘Azza wa Jalla kita berdo’a memohon:
.
اللهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَ عَذَابِ النَّارِ 
.
“Ya Allah, ampunilah beliau, kasih sayangilah beliau, selamatkanlah beliau, maafkanlah beliau, muliakanlah tempat tinggalnya, dan lapangkanlah kuburannya. Mandikanlah beliau dengan air, es dan embun. Bersihkanlah beliau dari kesalahan-kesalahan sebagaimana Engkau membersihkan kain putih dari kotoran. Gantikanlah rumah untuknya yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya (di dunia) dan pasangan hidup yang lebih baik dari pasangan hidupnya (di dunia). Masukkanlah beliau ke dalam surga, selamatkanlah beliau dari azab kubur dan azab neraka.”
.
.
Yogyakarta, 3 Januari 2020
Wali Allah
Wali Allah akan selalu mendekat kepada Allah

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ كَرَامَةَ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ وَلَئِنْ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ الْمُؤْمِنِ يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ

Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin 'Utsman bin Karamah telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal telah menceritakan kepadaku Syarik bin Abdullah bin Abi Namir dari 'Atho` dari Abu Hurairah menuturkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah berfirman; Siapa yang memusuhi wali-KU, maka Aku umumkan perang kepadanya, dan hamba-Ku tidak bisa mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada yang telah Aku wajibkan, jika hamba-Ku terus menerus mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan sunnah, maka Aku mencintai dia, jika Aku sudah mencintainya, maka Akulah pendengarannya yang ia jadikan untuk mendengar, dan pandangannya yang ia jadikan untuk memandang, dan tangannya yang ia jadikan untuk memukul, dan kakinya yang dijadikannya untuk berjalan, jikalau ia meminta-Ku, pasti Kuberi, dan jika meminta perlindungan kepada-KU, pasti Ku-lindungi. Dan aku tidak ragu untuk melakukan sesuatu yang Aku menjadi pelakunya sendiri sebagaimana keragu-raguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang mukmin yang ia (khawatir) terhadap kematian itu, dan Aku sendiri khawatir ia merasakan kepedihan sakitnya."

HR. Bukhari: 6.021 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini termasuk hadis qudsi.
Dalam hadis ini Allah, melalui lisan Rasulullah, menyampaikan keutamaan wali, orang yang sangat dekat dengan Allah.

Orang yang sudah sangat dekat dengan Allah, maka seluruh aktifitasnya akan dibimbing oleh Allah. Pendengaran, penglihatan, langkah kakinya, juga ayunan tanggannya semua karena Allah. Sehingga seolah Allah telah menyatu dengan orang tersebut.

Namun, seorang wali yang sebenarnya tidak akan sampai menyatakan diri sebagai tuhan. Kita perlu berhati-hati bila ada orang menyatakan dekat kepada Allah hingga Allah telah menyatu dengannya. Lalu dengan sebab dekatnya dengan Allah kemudian dia tidak sholat, tidak puasa. Maka yang demikian itu sudah merupakan penyimpangan.
13 ciri haji mabrur

Jamaah haji sering disebut sebagai tamu Allah atau _dhuyufurrahman_. Orang yang pernah menunaikan haji semestinya mempunyai ciri-ciri sebagai _'ibadurrahman_, antara lain :
1. Menjalani kehidupan dengan sederhana (Jawa : Prasojo)
Ia tidak congkak/angkuh/sombong ketika mempunyai jabatan atau kedudukan.  pun tidak inferior/minder/rendah diri seolah tidak mempunyai arti sama sekali.
2. Mampu menjadi lisan.
Haji yang mabrur sopan pertakaannya, ucapannya tidak menyakitkan hati orang yang diajak bicara. Bahkan terhadap orang yang bodoh sekalipun. Seseorang yang bodoh, dan dia tahu bahwa dia bodohpun akan tersinggung bila dibodoh-bodohkan.
3. Senantiasa menjaga sholat.
Haji mabrur akan selalu berusaha menjaga sholat, tertib waktu bahkan menunaikannya berjamaah di masjid

Baca juga : Menggapai haji mabrur

4. Tetap suka berdoa. Haji mabrur menyadari Allah sebagai tempat meminta. Oleh karenanya mereka selalu berdoa hanya kepada Allah, antara lain mohon perlindungan agar terhindar dari adzab neraka.
5. Suka berinfaq.
Haji mabrur gemar berinfaq. Di Makkah Madinah seakan sulit berinfaq, bahkan tidak ada kotak infaq. Yang dilihat justru banyaknya orang 'berebut" bersedekah. Meski demikian, Allah memberikan batasan agar tidak berlebihan juga tidak pelit dalam berinfaq. Sesuai dengan kemampuan, namun terbiasa baik diwaktu longgar maupun dalam kondisi terbatas.
6. Semakin kuat aqidah, tidak mensekutukan Allah.
7. Tidak menyakiti bahkan menghilangkan nyawa orang lain.
8. Tidak zina. Dalam hal telah terlanjur berbuat zina, segera taubat.
9. Tidak bersaksi secara dusta.
10. Menghindari perbuatan yang tidak perlu/sia-sia.
11. Senang ketika mendengar dibacakan ayat Qur'an. Termasuk senang membaca Al Qur'an.
12. Menjaga keluarga senantiasa menjadi penyejuk hati.
13. Berusaha senantiasa menjadi pelopor dalam ketaqwaan.

13 hal tersebut merupakan inti dari surat Al Furqon : 63-76.

Thursday, January 2, 2020

Setiap yang memabukkan hukumnya haram

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ عَنْ عُمَارَةَ بْنِ غَزِيَّةَ عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَجُلًا مِنْ جَيْشَانَ وَجَيْشَانُ مِنْ الْيَمَنِ قَدِمَ فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ شَرَابٍ يَشْرَبُونَهُ بِأَرْضِهِمْ مِنْ الذُّرَةِ يُقَالُ لَهُ الْمِزْرُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمُسْكِرٌ هُوَ قَالَ نَعَمْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ عَهِدَ لِمَنْ شَرِبَ الْمُسْكِرَ أَنْ يَسْقِيَهُ مِنْ طِينَةِ الْخَبَالِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا طِينَةُ الْخَبَالِ قَالَ عَرَقُ أَهْلِ النَّارِ أَوْ قَالَ عُصَارَةُ أَهْلِ النَّارِ

Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz dari Umarah bin Ghaziyah dari Abu Az Zubair dari Jabir berkata, "Seorang laki-laki dari Jaisyan -Jaisyan adalah sebuah wilayah di Yaman- datang dan bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang minuman dari perasan jagung yang mereka sebut Al Mizr, mereka biasa meminumnya di wilayah mereka. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertanya: "Apakah itu memabukkan?" ia menjawab, "Ya." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu bersabda: "Setiap yang memabukkan adalah haram. Sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla telah membuat perjanjian bahwa siapa yang minum sesuatu yang memabukkan, Allah akan memberinya minum tinatul khabal." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tinatul Khabal itu apa?" beliau menjawab: "Keringat penduduk neraka, atau beliau mengatakan, "Perasan keringat penduduk neraka."

HR. Nasa'i: 5613@ensiklopedi hadis

Ibrah :
Hadis ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang memabukkan hukumnya haram. Dan  para memabuk, ia akan ditempatkan di neraka.

Dalam hadis ini Allah, melalui Rasulullah, tidak langsung memvonis seorang pemabuk langsung  dimasukkan neraka.  Namun pernyataan bahwa pemabuk akan diberikan minum dari keringat penduduk neraka dimaksudkan ia bersama tinggal di neraka dan minim dari keringat ahli neraka.

Semoga kita dan keluarga kita terhindar dari perilaku mabuk dan menghindarkan kita semua dari setiap perbuatan yang dapat menjerumuskan kita ke neraka. Aamiin

Wednesday, January 1, 2020

Jadwal Imam dan Penceramah Tarawih Ramadhan 1441 H Masjid al wakaf Yayasan Darul Muttaqien
Ramadhan 1441 H
April/Mei
Nama Iman/Penceramah

23/04/2020
R. Dwinta Sudibya
1
24/04/2020
Widodo, S.Ag. MSI
2
25/04/2020
Iwan Supriatna, MSI
3
26/04/2020
H. Nanang, MH
4
27/04/2020
H. Fauzi Satriyono, MA
5
28/04/2020

6
29/04/2020
Drs. H. Tarmudji, MA
7
30/04/2020
DR. Yayan Suryana
8
01/05/2020
Adha imam Cahyadi
9
02/05/2020
H. Ruswanto, MSI
10
03/05/2020
Agus Saifurrasit
11
04/05/2020
Iwan Supriatna, MSI
12
05/05/2020
Ahmad Yunar. S.Th.I
13
06/05/2020

14
07/05/2020
H. Wartono
15
08/05/2020
Adha Imam Cahyadi
16
09/05/2020
H. Nanang Sigit Yulianto, MH
17
10/05/2020
Drs. Sutarman, M.A.
18
11/05/2020
Agus Saifurrosit
19
12/05/2020
H. Ruswanto, MSI
20
13/05/2020
Drs. Bahrodin
21
14/05/2020
H. Wartono
22
15/06/2020
Adha Imam Cahyadi
23
16/05/2020
Nur Muhammad, S.Pd.I, M.Pd
24
17/05/2020
Agus Saifurrasit
25
18/05/2020

26
19/05/2020

27
20/05/2020
Drs. Bahrodin
28
21/05/2020

29
22/05/2020

30
23/05/2020