حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بِشْرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ فُقَرَاءُ الْمُؤْمِنِينَ الْجَنَّةَ قَبْلَ الْأَغْنِيَاءِ بِنِصْفِ يَوْمٍ خَمْسِ مِائَةِ عَامٍ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bisyr dari Muhammad bin 'Amru dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dia berkata,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang-orang fakir dari kaum mukminin akan masuk surga sebelum orang-orang kaya dengan jarak setengah hari yang setara dengan lima ratus tahun."HR. Ibnu Majah: 4.112 @ensiklopedi hadis
Ibrah :
Hadis ini derajatnya Hasan. Pernyataan Rasulullah ini muncul karena adanya beberapa sahabat yang secara ekonomi terbatas (fakir/miskin) menyampaikan rasa irinya kepada Rasulullah atas orang kaya. Kemudian Rasulullah menyampaikan pernyataan tersebut.
Berdasarkan sebab wurud tersebut, kita pahami hadis ini dengan perspektif positif bahwa pernyataan ini lebih dalam rangka menghibur/menenangkan sahabat yang iri. Meski mereka terbatas secara ekonomi di dunia, tetapi akan lebih dahulu masuk surga. Dengan demikian ia tidak akan merasa iri lagi.
Secara logika, memang orang kaya akan dihisab atas hartanya, dari mana diperoleh dan untuk apa/kemana ditasharufkan. Hal ini tentu akan memperlambat proses hisab. Bagi orang miskin, ia tidak akan banyak dihisab terkait harta sehingga bisa lebih dahulu masuk surga.
Meski demikian, bukan berarti lebih baik kita menjadi miskin. Tetap saja Islam mendorong orang untuk memiliki harta dan dengan hartanya ia bisa berbuat baik dan menuai pahala melalui berzakat, berinfaq, bershodaqah, wakaf, haji dsb.
Hadis ini juga memperkuat keterangan perbandingan perhitungan hari dalam surat Al Haj : 47, bahwa satu hari di akhirat setara dengan 1.000 hari di dunia.
0 comments: