Sabtu, 28 Maret 2020 merupakan moment yang sakral, bercampur bahagia dan haru sekaligus, yang tidak akan pernah terlupakan bagi pasangan Syahron Siregar dan Elza Kusetiani.
Betapa tidak, pesta pernikahan yang sedianya dilaksanakan di Auditorium BKN dan sudah disiapkan sejak November 2019 harus batal dan akhirnya hanya prosesi pokok berupa ijab qobul di rumah dan hanya dihadiri beberapa tamu kerabat sekitar rumah.
Hal tersebut mengacu ketentuan pemerintah dan protokol pernikahan yang disampaikan pihak KUA Kec. Sleman, yaitu hanya dihadiri oleh 10 orang dalam ruangan majelis ijab qobul.
Meski demikian, gurat kebahagian tetap tampak terpancar ketika wali dan dua orang saksi menyakatan sah dan keduanya langsung menerima buku nikah dari H. R. Agung Nuhraha, MA, Kepala KUA/ Penghulu Madya, yang hadir melakukan tugas pengawasan dan pencatatan nikah.
Selain menyampaikan pesan membangun keluarga sakinah, dalam khutbah nikahnya Agung juga memberikan ucapan selamat dan mengapresiasi kesederhanaaan pernikahan keduanya. Agung mengatakan : "sekilas mungkin anda kecewa karena pernikahan yang mestinya meriah daa dihadiri banyak orang yang mendoakan anda, namun yakinlah bahwa dengan kesederhanaan dan ketidakhadiran itu justru anda telah menyelamatkan banyak borang yang sangat mungkin menjadi carier atau bisa terpapar virus. karenanya, hikmah terbesar yang dapat anda petik ialah semoga dengan kesederhanaan ini anda telah menyelamatkan banyak orang".
Terpisah Agung menyampaikan kisah 'perjuangannya' hadir melaksanakan tugas tersebut. Sebagaimana tugas sebelumnya, ia selalu mengenakan masker. tetapi karena sulitnya mendapatkan masker, ia siasati masker yang sudah digunakan dua hari itu dengan hanya mengganti tisu didalamnya.
Pengalaman lain yang terkenang ialah, sabtu itu adalah hari kedua dimana banyak kampung di sleman yang melakukan "lockdown" mandiri, termasuk dusun kemloko.
Dari 4 atau 5 gang yang ada semua ditutup, kecuali satu gang sebagai pintu masuk yang merupakan jalur masjid.
Di depan masjid itu telah dijaga beberapa orang lengkap dengan hand sanitizer dan alat semprot. Tidak terkecuali ia tidak luput kena semprot juga. Agung bersyukur bahwa jamaah masjid dan warga di wilayah kerjanya telah mempunyai kesadaran yang tinggi terkait partiipasi pencegahan pandemi covid-19 dengan menggulung karpet, mengepel, dan menyediakan perlengkapan mendukung Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagaimana edaran yang ia teruskan dari pimpinan dan pemerintah setempat.
0 comments: