![]() |
Ilustrasi Nabi Musa dihanyutkan di sungai nil |
Fir'aun mimpi. Oleh penasehat spiritualnya, mimpi itu ditakwilkan akan adanya seorang bayi laki laki yang kelak menjadi pemuda dan berpotensi mengganggu kekuasaan raja Fir'aun. Berdasarkan takwil mimpi tersebut, Fir'aun memerintahkan secara terstruktur, sistematis dan massif agar membunuh setiap bayi yang lahir laki-laki, dan membiarkan hidup bayi perempuan.
Diantara pelayan/dayang dayang kerajaan, ada seorang ibu yang melahirkan bayi laki-laki. Ia khawatir akan nasib anaknya tersebut. Kemudian ia mendapat Ilham dari Allah, agar menghanyutkan anaknya di sungai Nil dan dijanjikan akan dikembalikan kepadanya.
Dengan berat hati sang ibu menghanyutkan anaknya di sungai Nil. Singkat cerita, bayi tersebut ditemukan oleh istri Fir'aun yang sedang menikmati keindahan sungai Nil. Bayi itu sangat menawan hati istri fir'aun. Maka, bayi itu dibawa pulang ke kerajaan. Raja Fir'aun hampir saja membunuh bayi tersebut. Tetapi sang istri meyakinkan bahwa bayi tersebut akan menjadi penyejuk hatinya, juga suaminya. Luluhlah hati Fir'aun dan mengijinkan istrinya memelihara bayi ini.
Sebagaimana tradisi menyusukan bayi, dicarikan lah wanita yang bersedia menyusui dengan upah yang besar. Namun bayi ini, tidak mau menyusu kepada banyak wanita yang sudah siap menyusuinya demi mendapatkan upah yang besar.
Makar Allah lebih baik. Akhirnya sang bayi disusui oleh ibunya sendiri, dayang-dayang di kerajaan Fir'aun. Bayi itu bernama Musa. Akhirnya Musa tumbuh besar sebagai anak angkat raja Fir'aun dalam asuhan ibunya sendiri. Kelak, Musa menjadi "slilit" bagi raja Fir'aun.
Demikian, kisah ini tergambar dalam surat Al Qoshos ayat 7-13 yang terpilih menjadi bahan tadabur ayat pada subuh hari ke 25. Betapa rencana (makar) Allah lebih baik dari makar manusia.
Agung Nugraha
Lereng merapi, 18 Mei 2020
0 comments: