Wednesday, October 31, 2018

Permissif sebabkan kekufuran

Membenarkan Perbuatan yang Salah dapat Menggelincirkan pada Kekufuran yang  Mengakibatkan Semua Kebaikan menjadi Sia-Sia

Jika melihat  kecenderungan dasar manusia dalam melakukan suatu perbuatan, memulai perbuatan buruk atau jahat akan jauh lebih berat dari pada mengawali perbuatan baik.  Sebab pada dasarnya manusia memiliki kecenderungan pada kebaikan, sehingga  melakukan perbuatan buruk dan jahat merupakan perbuatan yang berlawanan dengan fitrah dirinya sendiri.

Namun, lain halnya ketika perbuatan itu sudah menjadi kebiasaan. Jangankan perbuatan baik, amal keburukan sekalipun akan terasa sangat mudah dikerjakan. Apalagi kalau sudah meresap dan merasuk ke dalam jiwa, keburukan akan dianggapnya sebagai perbuatan yang baik dan menguntungkan. Kendati pandangan itu sesungguhnya bukan murni dari sisi kemanusiaannya, melainkan ulah setan yang selalu memperindah keburukan dimata orang-orang yang sudah diliputi dosa.

Jika sudah demikian, maka kita dapat tergelincir pada kekufuran. Sebab salah satu makna kufur adalah menganggap baik terhadap hal-hal yang buruk, atau membenarkan suatu perbuatan yang sudah jelas-jelas salah. Termasuk juga membela pelaku kejahatan, sebab dibalik pembelaan terkandung upaya pembenaran yang membuat lingkaran dosa semakin melebar.

Pendosa akan berada dalam lingkaran yang menjadikan ia tidak mudah  melepaskan diri dari perbuatan dosanya dan akan terus membenarkan setiap perbuatannya. Akhirnya, amal apapun yang dilakukan, termasuk amal yang baik, sama sekali tidak akan mendapatkan ganjaran, sebab kekufuran menjadikan amal baik menjadi tidak bisa diterima. Hal tersebut berdasarkan firman Allah, “Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu  (sia-sia bagaikan) debu yang berterbangan”. (QS. Al-Furqan : 23). Salam Yansur
Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: