Membenarkan Perbuatan yang Salah dapat Menggelincirkan pada
Kekufuran yang Mengakibatkan Semua
Kebaikan menjadi Sia-Sia
Jika melihat
kecenderungan dasar manusia dalam melakukan suatu perbuatan, memulai
perbuatan buruk atau jahat akan jauh lebih berat dari pada mengawali perbuatan
baik. Sebab pada dasarnya manusia
memiliki kecenderungan pada kebaikan, sehingga
melakukan perbuatan buruk dan jahat merupakan perbuatan yang berlawanan
dengan fitrah dirinya sendiri.
Namun, lain halnya ketika perbuatan itu sudah menjadi
kebiasaan. Jangankan perbuatan baik, amal keburukan sekalipun akan terasa
sangat mudah dikerjakan. Apalagi kalau sudah meresap dan merasuk ke dalam jiwa,
keburukan akan dianggapnya sebagai perbuatan yang baik dan menguntungkan.
Kendati pandangan itu sesungguhnya bukan murni dari sisi kemanusiaannya,
melainkan ulah setan yang selalu memperindah keburukan dimata orang-orang yang
sudah diliputi dosa.
Jika sudah demikian, maka kita dapat tergelincir pada
kekufuran. Sebab salah satu makna kufur adalah menganggap baik terhadap hal-hal
yang buruk, atau membenarkan suatu perbuatan yang sudah jelas-jelas salah.
Termasuk juga membela pelaku kejahatan, sebab dibalik pembelaan terkandung
upaya pembenaran yang membuat lingkaran dosa semakin melebar.
Pendosa akan berada dalam lingkaran yang
menjadikan ia tidak mudah melepaskan
diri dari perbuatan dosanya dan akan terus membenarkan setiap perbuatannya.
Akhirnya, amal apapun yang dilakukan, termasuk amal yang baik, sama sekali
tidak akan mendapatkan ganjaran, sebab kekufuran menjadikan amal baik menjadi
tidak bisa diterima. Hal tersebut berdasarkan firman Allah, “Dan Kami hadapi
segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (sia-sia bagaikan) debu yang berterbangan”.
(QS. Al-Furqan : 23). Salam Yansur
0 comments: