Al-Qur’an Bukan untuk Hiasan ataupun Pajangan, tetapi untuk
Dipelajari, Dihayati, dan Diamalkan
Salah satu hal
penting dalam agama Islam adalah al-Qur’an, sebab al-Qur’an merupakan pilar
kokohnya keimanan dan menjadi sumber ajaran. Al-Qur’an memberi penjelasan
tentang Allah, satu-satunya Dzat yang
seharusnya kita sembah. Menjelaskan tentang apa yang diperintahkan dan yang
dilarang-Nya. Menjelaskan pula tentang apa balasan yang akan diperoleh bagi
orang yang mentaati-Nya dan bagi yang makshiyat kepada-Nya.
Karena itu, al-Qur’an
yang ada ditangan kita, tidak cukup hanya sekedar dibaca, apalagi
dijadikan sebagai hiasan di rumah, disimpan di dashboard mobil, atau terpampang dalam menu aplikasi android. Tetapi al-Qur’an untuk
dipelajari, dihayati kandungannya dan diamalkan pesan-pesannya dalam kehidupan
sehari-hari dengan berharap dapat menghantarkan kita menjadi orang yang
bertaqwa. Yaitu orang yang akan mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan serta
terhindar dari segala macam sangsi berupa bencana di dunia maupun di akhirat.
Abu Sa’id Al-Khudri menyampaikan bahwa Nabi saw. pernah
bersabda, “sesungguhnya salah seorang manusia yang paling bejat adalah seorang
fasik yang membaca al-Qur’an, sedang ia
tidak memperhatikan sesuatu darinya”, yakni tidak mengamalkannya. Demikian
kalimat yang dikutif Prof. Quraish Shihab dari seorang pakar hadis bernama
an-Nasa’i.
Kita harus mengambil pelajaran dari pesan Al-Qur’an ketika
Allah memberi ancaman kepada Bani Israil
yang menolak melaksanakan kandungan kitab suci Taurat karena mereka anggap berat. “Dan (ingatlah) ketika
Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat gunung (Thursina) di atas kamu
(seraya Kami berfirman): Pegang teguhlah apa yang kami berikan kepada kamu dan
ingatlah selallu apa yang ada di dalamnya agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah :
63)
Menurut ahli tafsir, orang-orang Bani Israil menyaksikan
gunung seolah mendekat persis berada di atas kepala mereka. Gunung itu hancur
berterbangan, guntur dan halililintar bersahutan menimbulkan rasa takut yang
berlebihan. Hal demikian sangat mungkin suatu saat dapat ditimpakan kepada
kita, apabila melakukan perbuatan yang sama dengan mereka. Salam Yansur.
0 comments: