Wednesday, December 23, 2020

Janji dan ancaman Allah
Ilustrasi : yang menjaga dan yang mengumbar aurat



حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَعْبَدِ بْنِ خَالِدٍ قَالَ سَمِعْتُ حَارِثَةَ بْنَ وَهْبٍ الْخُزَاعِيَّ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ الْجَنَّةِ كُلُّ ضَعِيفٍ مُتَضَعِّفٍ لَوْ أَقْسَمَ عَلَى اللَّهِ لَأَبَرَّهُ أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِأَهْلِ النَّارِ كُلُّ عُتُلٍّ جَوَّاظٍ مُسْتَكْبِرٍ


Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Ma'bad bin Khalid ia berkata, Aku mendengar Haritsah bin Wahb Al Khuza'i ia berkata; Aku mendengar Nabi ﷺ bersabda, "Maukah kalian aku beritahukan mengenai penghuni surga? Yaitu setiap orang lemah dan ditindas, yang sekiranya ia bersumpah atas nama Allah, niscaya Allah mengabulkannya. Dan maukah kalian aku beritahukan mengenai penghuni neraka? Yaitu setiap yang beringas membela kebatilan, kasar lagi sombong." 


HR. Bukhari: 4.537 @ensiklopedi hadis


Ibrah :

Syariat Islam yang termaktub dalam Al Qur'an dan Al Hadis secara umum dapat digolongkan kedalam tiga klasifikasi, yaitu berupa perintah (Al awamir), larangan (an-nawahi) dan petunjuk (Al irsyadat).


Diantara pesan petunjuk (Al irsyadat) adalah berupa janji (Al wa'du) dan ancaman (Al Wa'id). Janji Allah berupa surga, dan ancaman Allah berupa neraka.


Hadis ini termasuk diantara pesan syariat yang berupa petunjuk bahwa orang yang terdhalimi, tertindas, dianiaya akan mendapat perlindungan dan bahkan 'pembelaan' dari Allah sehingga apabila ia berdoa dan mengadu kepada Allah, akan dikabulkan. Orang-orang yang tertindas akan mendapatkan tempat yang layak di surganya Allah. 


Sebaliknya orang dan  yang berbuat dhalim, menganiaya orang, berbuat kasar, sombong termasuk golongan orang yang dibenci oleh Allah. Allah tidak suka pada sikap dan perilaku demikian. Orang orang ini akan mendapat tempat di neraka.

Tuesday, December 22, 2020

Kasih sayang Allah, lebih dari kasih sayang ibu


حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ حَدَّثَنَا أَبُو غَسَّانَ قَالَ حَدَّثَنِي زَيْدُ بْنُ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبْيٌ فَإِذَا امْرَأَةٌ مِنْ السَّبْيِ قَدْ تَحْلُبُ ثَدْيَهَا تَسْقِي إِذَا وَجَدَتْ صَبِيًّا فِي السَّبْيِ أَخَذَتْهُ فَأَلْصَقَتْهُ بِبَطْنِهَا وَأَرْضَعَتْهُ فَقَالَ لَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتُرَوْنَ هَذِهِ طَارِحَةً وَلَدَهَا فِي النَّارِ قُلْنَا لَا وَهِيَ تَقْدِرُ عَلَى أَنْ لَا تَطْرَحَهُ فَقَالَ لَلَّهُ أَرْحَمُ بِعِبَادِهِ مِنْ هَذِهِ بِوَلَدِهَا


Telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam telah menceritakan kepada kami Abu Ghassan dia berkata; telah menceritakan kepadaku Zaid bin Aslam dari Ayahnya dari Umar bin Al Khatthab radhiallahu'anhu (katanya); "Rasulullah ﷺ pernah memperoleh beberapa orang tawanan perang. Ternyata dari tawanan tersebut ada seorang perempuan yang biasa menyusui anak kecil, apabila dia mendapatkan anak kecil dalam tawanan tersebut, maka ia akan mengambilnya dan menyusuinya, lalu Nabi ﷺ bersabda kepada kami: 'Menurut kalian, apakah perempuan itu tega melemparkan bayinya ke dalam api? ' Kami menjawab; 'Sesungguhnya ia tidak akan tega melemparkan anaknya ke dalam api selama ia masih sanggup menghindarkannya dari api tersebut.' Lalu beliau bersabda, 'Sungguh, kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya melebihi kasih sayang perempuan itu terhadap anaknya.' 


HR. Bukhari: 5.540 @ensiklopedi hadis


Ibrah :

Secara umum, naluri wanita akan sangat menyayangi bayi/anak-anak. Bahkan yang bukan anaknya sendiri. Terlebih seorang ibu kandung.  Tentu setiap ibu sangat mengasihi anaknya. 


Hadis ini menunjukkan bahwa besarnya kasih sayang ibu kepada anak, masih lebih besar kasih sayang Allah kepada manusia.


Ini memperkuat keterangan banyak ayat yang mengatakan bajwa Allah itu maha pengasih (Rahman), maha penyayang (rahim), hingga maha pengampun (Ghafur). 


Bila kepada ibu yang sangat mencintai kita tidak boleh membantah dan atau durhaka, maka kepada Allah semestinya kita juga tidak durhaka atau menyekutukan-Nya.

Tuesday, December 15, 2020

Tiga (golongan) orang yang dicuekin oleh Allah


أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ ابْنِ عَجْلَانَ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الشَّيْخُ الزَّانِي وَالْعَائِلُ الْمَزْهُوُّ وَالْإِمَامُ الْكَذَّابُ


Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ibnu 'Ajlan dia berkata; Aku mendengar Bapakku bercerita dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat; 'Seorang yang sudah tua berzina, orang miskin namun sombong, dan pemimpin yang pendusta." 


HR. Nasa'i: 2.528 @ensiklopedi hadis


Ibrah :

Setiap orang tentu ingin mendapat Rahmat Allah, karenanya kita perlu caper (cari perhatian) ke Allah.


Di akhirat, akan ada tiga (golongan) orang yang dicuekin oleh Allah karena sikap dan atau perbuatannya ketika di dunia. Mereka adalah orang tua yang berzina, orang miskin yang sombong, dan pemimpin yang suka berbohong.


Diksi orang tua yang berzina dalam hadis tidak berarti dipahami kalau muda tidak apa-apa. Muda ataupun tua tetap dilarang. 


Demikian juga dengan miskin yang sombong tidak boleh dipahami bahwa orang kaya boleh sombong. Orang kaya, meskipun pantas atau wajar bila sombong, tetapi tetap diminta untuk rendah hati dan tidak menyombongkan kekayaannya. Karena hakekat kekayaan itu milik Allah. 


Pemimpin demikian juga. Seorang pemimpin semestinya jujur, tidak boleh berbohong. Ketika seorang pemimpin berbohong, maka menjadi preseden bahwa pemimpin tersebut tidak bisa berbuat adil. Padahal untuk mendapat naungan dan perlindungan Allah, seorang pemimpin harus berbuat adil.

Monday, December 14, 2020

Agar terhindar dari segala kemadharatan


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا  أَبُو دَاوُدَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبَانَ بْنِ عُثْمَانَ قَال سَمِعْتُ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ وَكَانَ أَبَانُ قَدْ أَصَابَهُ طَرَفُ فَالِجٍ فَجَعَلَ الرَّجُلُ يَنْظُرُ إِلَيْهِ فَقَالَ لَهُ أَبَانُ مَا تَنْظُرُ أَمَا إِنَّ الْحَدِيثَ كَمَا حَدَّثْتُكَ وَلَكِنِّي لَمْ أَقُلْهُ يَوْمَئِذٍ لِيُمْضِيَ اللَّهُ عَلَيَّ قَدَرَهُ 


قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Abu Daud telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman bin Abu Az Zinad dari ayahnya dari Aban bin Utsman? ia berkata; saya mendengar Utsman bin 'Affan radhiallahu'anhu berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Tidaklah seorang hamba setiap pagi dan sore hari mengucapkan; BISMILLAAHILLADZII LAA YADHURRU MA'AS MIHI SYAI UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAAI WA HUWAS SAMII'UL 'ALIIM (Dengan menyebutkan nama Allah yang tidak ada sesuatupun dengan menyebut nama-Nya yang membahayakan di bumi maupun di langit, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali melainkan ia tidak akan diganggu oleh sesuatupun." Dan Aban pernah menderita lumpuh sebelah badan, kemudian terdapat seorang laki-laki yang melihat kepadanya. Maka Aban berkata kepadanya; apa yang engkau lihat, ketahuilah sesungguhnya hadits tersebut seperti yang telah aku ceritakan kepadamu, akan tetapi aku tidak mengucapkannya pada saat itu agar Allah memberlakukan takdir-Nya atas diriku.


Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib. 


HR. Tirmidzi: 3.310 @ensiklopedi hadis


Ibrah :

Setiap orang ingin senantiasa terhindar dari segala mara bahaya. Selamat dari segala sesuatu yang merugikan dan atau mendatangkan madharat.


Hadis ini mengandung beberapa pelajaran :

1. Agar senantiasa bermohon perlindungan kepada Allah.

2. Tuntunan untuk membaca dzikir ini setiap pagi dan setiap sore.

3. Dzikir ini dibaca 3 kali.

Sunday, December 13, 2020

Berlindung kepada Allah atas 4 hal


حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ


Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Summi dari Abu Shalih dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu dari Nabi ﷺ bersabda, "Mintalah perlindungan kepada Allah dari cobaan yang menyulitkan, kesengsaraan yang menderitakan, takdir yang buruk dan cacian musuh." 


HR. Bukhari: 6.126 @ensiklopedi hadis


Ibrah :

Hadis ini menggunakan diksi berupa kata perintah. Perintah dari Nabi (kepada sahabat dan umatnya) untuk senantiasa memohon perlindungan kepada Allah. Karena hanya Allah-lah hakikat pemberi perlindungan.


Perlindungan yang dimohon dalam hadis ini ialah :

1. Berlindung kepada Allah dari cobaan yang menyulitkan.

2. Berlindung kepada Allah dari kesengsaraan.

3. Berlindung kepada Allah dari takdir yang buruk.

4. Berlindung kepada Allah dari cacian musuh.


Dengan demikian, doa yang bisa kita panjatkan adalah :


اللَّهِم انى اعوذبك مِنْ جَهْدِ الْبَلَاءِ وَدَرَكِ الشَّقَاءِ وَسُوءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الْأَعْدَاءِ


_*"Allahumma inniy a'udzubika min jahdil bala', wa Darkish-syaqo', wa suuil qodho', wa syamatatil a'daa'.*_


Tentu masih banyak hadis lain yang menuntunkan kita untuk senantiasa berlindung hanya kepada Allah.

Friday, December 4, 2020

Adab menjelang tidur



حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الْأَيْمَنِ ثُمَّ قُلْ اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ فَإِنْ مُتَّ مِنْ لَيْلَتِكَ فَأَنْتَ عَلَى الْفِطْرَةِ وَاجْعَلْهُنَّ آخِرَ مَا تَتَكَلَّمُ بِهِ قَالَ فَرَدَّدْتُهَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا بَلَغْتُ اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ قُلْتُ وَرَسُولِكَ قَالَ لَا وَنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ


Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil berkata, telah mengabarkan kepada kami 'Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Sa'ad bin 'Ubaidah dari Al Bara' bin 'Azib berkata,

Nabi ﷺ bersabda, "Jika kamu mendatangi tempat tidurmu maka wudhulah seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu dan ucapkanlah: ALLAHUMMA ASLAMTU WAJHII ILAIKA WA FAWWADLTU AMRII ILAIKA WA ALJA`TU ZHAHRII ILAIKA RAGHBATAN WA RAHBATAN ILAIKA LAA MALJA`A WA LAA MANJAA ILLAA ILAIKA ALLAHUMMA AAMANTU BIKITAABIKALLADZII ANZALTA WANNABIYYIKALLADZII ARSALTA (Ya Allah, aku pasrahkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan perasaan senang dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksa-Mu melainkan kepada-Mu. Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus) '. Jika kamu meninggal pada malammu itu, maka kamu dalam keadaan fitrah dan jadikanlah doa ini sebagai akhir kalimat yang kamu ucapkan." Al Bara' bin 'Azib berkata, "Maka aku ulang-ulang doa tersebut di hadapan Nabi ﷺ hingga sampai pada kalimat: ALLAHUMMA AAMANTU BIKITAABIKALLADZII ANZALTA (Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan), aku ucapkan: WA RASUULIKA (dan rasul-Mu), beliau bersabda, "Jangan, tetapi WANNABIYYIKALLADZII ARSALTA (dan kepada Nabi-Mu yang Engkau utus)." 


HR. Bukhari: 239@ensiklopedi hadis

Ibroh :

Sangat mungkin orang berangkat tidur dan kemudian tidak bangun lagi, alias mati. Karenanya, hadis ini memberikan pelajaran agar sebelum tidur, kita mengambil kondisi dalam keadaan suci dengan berwudhu dan berdoa dan berserah diri kepada Allah.


Dengan kondisi suci dan kepasrahan total tersebut, bila Allah menghendaki kita diwafatkan maka insyaAllah kita mati dalam keadaan fitrah dan akan mendapatkan tempat terbaik disisi Allah.


Hal ini sepertinya sederhana dan mudah dilaksanakan, tetapi barangkali  tidak sedikit diantar kita yang belum mengamalkannya. Bisa karena capek, malas atau ketiduran sambil nonton TV atau main game, dll.


Dengan demikian, kata kuncinya tidur semestinya disengaja dan penuh kesadaran berpasrah kepada Allah. Semoga kita diwafatkan dalam keadaan Khusnul khatimah. Aamiin

Adian Husaini : Hutang Barat terhadap Islam


Oleh: Adian Husaini

 ”Hutang Barat terhadap Islam” (The Wes’st Debt to Islam). Itulah tajuk satu bab dari sebuah buku berjudul “What Islam Did For Us: Understanding Islam’s Contribution to Western Civilization” (London: Watkins Publishing, 2006), karya Tim Wallace-Murphy. 


Di tengah gencarnya berbagai serangan terhadap Islam melalui berbagai media di Barat saat ini, buku seperti ini sangat patut dibaca. 


Selain banyak menyajikan data sejarah hubungan Islam-Barat di masa lalu, buku ini memberikan arus lain dalam menilai Islam dari kacamata Barat.


Berbeda dengan manusia-manusia Barat yang fobia dan antipati terhadap Islam – seperti sutradara film Fitna, Geert Wilders – penulis buku ini memberikan gambaran yang lumayan indah tentang sejarah Islam. 


Bahkan, dia tidak segan-segan mengajak Barat untuk mengakui besarnya hutang mereka terhadap Islam. ”Hutang Barat terhadap Islam,” kata, Tim Wallace-Murphy,   “adalah hal yang tak ternilai harganya dan tidak akan pernah dapat terbayarkan sampai kapan pun. Katanya, “We in the West owe a debt to the Muslim world that can be never fully repaid.’’  


Pengakuan Wallace-Murphy sebagai bagian dari komunitas Barat semacam itu, sangatlah penting, baik bagi Barat maupun bagi Islam. 


Di mana letak hutang budi Barat terhadap Islam? 


Buku ini banyak memaparkan data tentang  bagaimana transfer ilmu pengetahuan dari dunia Islam ke Barat pada zaman yang dikenal di Barat sebagai Zaman Pertengahan (the Middle Ages). Sejak beberapa bulan lalu, setiap hari, Harian Republika, juga memuat rubrik khusus tentang khazanah peradaban Islam di masa lalu, yang memberikan pengaruh besar terhadap para ilmuwan di Barat.


Di Zaman Pertengahan itulah, tulis Wallace-Murphy, Andalusia yang dipimpin kaum Muslim menjadi pusat kebudayaan terbesar, bukan hanya di daratan Eropa tetapi juga di seluruh kawasan Laut Tengah.  Pada zaman itu, situasi kehidupan dunia Islam dan dunia Barat sangatlah kontras. 


Bagi mayoritas masyarakat di dunia Kristen Eropa, zaman itu, kehidupan adalah singkat, brutal dan barbar, dibandingkan dengan kehidupan yang canggih, terpelajar, dan pemerintahan yang toleran di Spanyol-Islam.

            

Saat itu, Barat banyak sekali belajar pada dunia Islam. Para tokoh agama dan ilmuwan mereka berlomba-lomba mempelajari dan menerjemahkan karya-karya kaum Muslim dan Yahudi yang hidup nyaman dalam perlindungan masyarakat Muslim. 


Barat dapat menguasai ilmu pengetahuan modern seperti sekarang ini, karena mereka berhasil mentransfer dan mengembangkan sains dari para ilmuwan Muslim.


Tim Wallace-Murphy menekankan perlunya Barat mengakui bahwa mereka mewarisi sains Yunani dan lain-lain, adalah atas`jasa para ilmuwan dan penguasa Muslim. 


Di masa kegelapan Eropa tersebut, orang-orang Barat secara bebas menerjemahkan karya-karya berbahasa Arab – tanpa perlu membayar Hak Cipta.  


Sejarawan Louis Cochran menjelaskan, bahwa Adelard of Bath (c.1080-c.1150), yang dijuluki sebagai “the first English scientist”, berkeliling ke Syria dan Sicilia selama tujuh tahun, pada awal abad ke-12. Ia belajar bahasa Arab dan mendapatkan banyak sekali buku-buku para sarjana. 


Ia menerjemahkan “Elements” karya Euclidus, dan dengan demikian mengenalkan Eropa pada buku tentang geometri yang paling berpengaruh di sana. Buku ini menjadi standar pengajaran geometri selama 800 tahun kemudian. 


Adelard dengan menerjemahkan buku table asronomi, Zijj,  karya al-Khawarizmi (d. 840) yang direvisi oleh Maslama al-Majriti of Madrid (d.1007). Buku itu merupakan pengatahuan astronomi termodern pada zamannya.


Seorang penerjemah yang sangat fenomenal bernama Gerard of Cremona. Selama hampir 50 tahun tinggal di Toledo (1140-1187), dia menerjemahkan sekitar 90 buku dari bahasa Arab ke bahasa Latin. 


Separoh lebih berkaitan dengan matematika, astronomi, dan bidang sains lainnya; sepertiga berkaitan dengan kedokteran dan sisanya tentang filsafat dan logika. Bidang-bidang keilmuan inilah yang memberikan fondasi bagi munculnya renaissance (kelahiran kembali peradaban Barat) di Eropa pada abad ke-12 dan ke-13 M.


Bukan hanya dalam bidang penerjemahan Barat sangat aktif. Dalam Pendidikan Tinggi,  Oxford University yang berdiri tahun 1263 dan Cambridge University tak  lama sesudah itu, juga menjiplak model kampus-kampus ternama di Andalusia.


Dengan bukti-bukti sejarah tentang kejayaan Islam dan karakter Islam itu sendiri, Wallace-Murphy mengajak koleganya di dunia Barat untuk mengakui jasa-jasa besar Islam terhadap Barat. 


Lebih dari itu, dia mengimbau, agar Barat mampu melihat Islam dengan lebih jernih dan jangan bernafsu untuk mengintervensi urusan dunia Islam. Termasuk dalam soal toleransi dan penghormatan terhadap budaya dan pemeluk agama lain. 


Terhadap pertanyaan, “Can the world of Islam solve its own problems?”, apakah dunia Islam mampu menyelesaikan masalahnya sendiri, Wallace-Murphy menjawab tegas:  Itu telah terbukti di masa lalu, dan berkat prinsip-prinsip ajaran Islam yang penuh toleransi terhadap budaya dan agama lain, maka Islam akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.


Bahkan, ditambahkannya, karena keyakinan kaum Muslim yang tidak tergoyahkan dan hasrat besar akan kemerdekaan, maka ”Siapa atau apa yang akan mampu menghentikan mereka?”  


Agama Islam, katanya, telah memberikan inspirasi yang begitu besar di masa lalu, dan mereka akan meraih kejayaan kembali di masa depan di berbagai bidang yang mereka telah memiliki pengalaman hebat di banding yang lain, dalam soal toleransi, kreativitas, dan penghormatan. 


Lalu, ia menutup bukunya dengan sebuah imbauan kepada masyarakat Barat: 


“Berikanlah penghormatan kepada kaum Muslim, sebagaimana mereka telah memperlihatkan kepada kita, saat mereka – tanpa syarat – membagi buah kebudayaan mereka kepada kita.” 


Kata Wallace-Murphy, “Grant them the same respect that they have shown to us when they, unconditionally, shared the fruits of their culture with us”.

 

Sains Islam

Ilmu pengetahuan senantiasa berkembang dari masa ke masa. 


Dan dunia Islam ketika itu berhasil mentransfer dan mengembangkan ilmu pengatahuan yang dikembangkan oleh peradaban lain, seperti Yunani, India, Cina, Persia, Babilonia, dan sebagainya. Tetapi, para ilmuwan Muslim tidak begitu saja menjiplak karya-karya ilmuwan Yunani atau yang lain. 


Bahkan, menurut pakar sains Islam, Prof. Cemil Akdogan, ilmuwan Muslim berhasil mengembangkan ilmu pengetahuan yang ”khas Islam”, yang berbeda dengan tradisi ilmu pengetahuan Yunani atau peradaban lain.


Dalam bukunya, Science in Islam and the West, (ISTAC-IIUM, 2008), Cemil Akdogan menjelaskan, bahwa sains Islam  adalah produk dari pendekatan tauhidik, sedangkan sains Barat modern adalah produk dari pendekatan dualistik.  


Dalam Islam, sains tidak terpisahkan dari Islam. Sedangkan di Barat, sains bersifat ”bebas Tuhan” (godless).


Ironisnya, ketika Barat modern mengambil sains dari dunia Islam, mereka mensekularkan sains tersebut dan membebaskan sains dari campur tangan agama. 


Ini adalah salah satu produk sekulerisme yang memandang alam sebagai hal yang semata-mata ”profane” dan tidak terkait dengan unsur ketuhanan. Karena itulah, mereka memandang bahwa manusia boleh memperlakukan alam sesuai dengan kehendak mereka sendiri. 


Prof. Naquib al-Attas menilai, sains sekular Barat inilah sumber kerusakan terhadap dunia saat ini, bukan hanya kerusakan manusia tetapi juga dunia binatang, tumbuhan, dan alam mineral.


Prestasi-prestasi besar kaum Muslim di bidang kehidupan dan keilmuan tidaklah terpisah dari dorongan besar yang diberikan Kitab Suci al-Quran dalam pengembangan ilmu pengetahuan. 


Al-Quran adalah Kitab yang begitu besar perhatiannya terhadap aktivitas pemikiran dan keilmuan. Ini, misalnya, tergambar dari penyebutan kata “al-‘ilm”  dan derivasinya yang mencapai 823 kali.

 

Ditegaskan dalam QS 3:18-19, orang-orang yang berilmu harus mampu menemukan dua kesimpulan: (1) Tidak ada Tuhan selain Allah, (2) ad-Din (agama) dalam pandangan Allah hanyalah Islam.


Dengan semangat inilah, kaum Muslim mampu menaklukkan dunia ilmu. Sepenggal sejarah peradaban Islam yang digambarkan oleh Tim Wallace-Murphy dalam bukunya, memperlihatkan bagaimana “rahmatan lil-alamin” memang pernah terwujudkan ketika umat Islam mengikuti dan menerapkan perintah al-Quran untuk belajar dan bekerja keras. 


Umat Islam menjadi umat yang disegani dan dicontoh oleh peradaban lain.


Satu pelajaran penting yang dapat kita ambil dari buku Tim Wallace-Murphy itu adalah kesadaran akan hakekat ajaran Islam itu sendiri, yang berhasil diserap dan diaplikasikan oleh kaum Muslim, sehingga menghasilkan sebuah peradaban yang tinggi. 


Umat Islam tidak pernah menutup diri dari peradaban lain. Unsur-unsur positif dari mana pun bisa diambil. Tetapi, bukan pandangan hidup syirik yang bertentangan dengan ajaran Tauhid.


Dalam kaitan inilah, kita tidak habis pikir dengan banyaknya cendekiawan yang ”silau” dengan peradaban Barat; yang bangga dan rajin melantunkan lagu-lagu sekularisme, liberalisme, feminisme, pluralisme agama, dan isme-isme lain yang hanya menyeret kaum Muslim menjadi ”satelit Barat”. 


Karena itulah, sangatlah ajaib, bahwa banyak perguruan Tinggi Islam saat ini, misalnya, lebih bangga menerapkan metode hermeneutika Barat dalam menafsirkan al-Quran ketimbang menggunakan Ilmu Tafsir al-Quran itu sendiri. (Depok, 2 Rabiulakhir 1429 H/9 April 2008).


Diarsipkan dari grup KMM DIY

Sunday, November 29, 2020

Doa agar dimudahkan membayar hutang



حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَقَ عَنْ سَيَّارٍ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ مُكَاتَبًا جَاءَهُ فَقَالَ إِنِّي قَدْ عَجَزْتُ عَنْ كِتَابَتِي فَأَعِنِّي قَالَ أَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ عَلَّمَنِيهِنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَ عَلَيْكَ مِثْلُ جَبَلِ صِيرٍ دَيْنًا أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْكَ قَالَ قُلْ اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ 


Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman telah mengabarkan kepada kami Yahya bin Hassan telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Abdurrahman bin Ishaq dari Sayyar dari Abu Wail dari Ali radhiallahu'anhu, bahwa seorang budak mukatab (yang mengadakan perjanjian pembebasan dengan tuannya) datang kepadanya dan berkata; aku tidak mampu membayar pembebasanku, maka tolonglah aku! Ali berkata; maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang telah Rasulullah ﷺ ajarkan kepadaku, yang seandainya engkau memiliki utang sebesar gunung Shir niscaya Allah akan membayarkannya untukmu? Ali berkata; ucapkanlah; ALLAAHUMMAKFINII BIHALAALIKA 'AN HARAAMIK, WA AGHNINII BIFADHLIKA 'AMMAN SIWAAK (Ya Allah, cukupkanlah aku dengan kehalalan-Mu sehingga tidak memerlukan keharaman-Mu, dan jadikanlah aku kaya sehingga tidak butuh kepada selain-Mu). 


Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib. 


HR. Tirmidzi: 3.486@ensiklopedi hadis


Ibrah :

Setiap orang pasti akan dihadapkan permasalahan. Bisa besar bisa kecil. Diantaranya masalah ekonomi yang kemudian berakibat 'terjerat' hutang.


Hadis ini menunjukkan salah satu doa yang bisa dibaca untuk memohon kepada Allah berupa penghasilan yang halal dan kecukupan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup tanpa menggunakan harta haram dan meminta kepada selain Allah. 


Tentu, disamping doa, ikhtiar lahiriah mesti dilakukan dengan bekerja dan atau berusaha dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki.


Doa ini juga bisa menjadi sebab kemudahan mendapatkan pekerjaan dan atau sumber penghasilan.

Monday, November 16, 2020

Waktu, tempat dan keadaan yang mustajab untuk berdoa


حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ يَعْقُوبَ الزَّمْعِيُّ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا قَالَ مُوسَى وَحَدَّثَنِي رِزْقُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَوَقْتُ الْمَطَرِ


Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ali, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Maryam, telah menceritakan kepada kami Musa bin Ya'qub Az Zam'i, dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa'd, ia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Dua perkara yang tidak ditolak atau jarang ditolak, yaitu: berdoa ketika azan, dan (berdoa) ketika susah di saat sebagian mereka membunuh sebagian yang lain (ketika perang)." Musa berkata; dan telah menceritakan kepadaku Rizq bin Sa'id bin Abdurrahman dari Abu Hazim, dari Sahl bin Sa'd, dari Nabi ﷺ, beliau berkata, " Dan waktu hujan." 


HR. Abu Daud: 2.178 @ensiklopedi hadis



Ibrah :

Secara umum kita didorong untuk berdoa pada setiap waktu, tempat dan kesempatan. 


Meski demikian, dari beberapa hadis dapat kita ketahui bahwa ada tempat yang mustajab untuk berdoa, seperti di Multazam dan atau di sekitar Masjidil haram dan masjid Nabawi serta di Padang arofah.


Ada juga waktu yang mustajab, seperti ketika tengah malam atau sepertiga malam.  


Hadis ini menerangkan  keadaan yang mustajab untuk berdoa, yaitu ketika adzan (sehabis adzan hingga iqomah), ketika dalam keadaan perang, dan ketika hujan (deras).


Pada dasarnya hadis ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa dalam keadaan apapun, semestinya kita ingat kepada Allah dan meminta kepada-Nya.


erkait doa yang mustajab ada beb

Wednesday, October 28, 2020

Yuk mengenal Rasulullah Muhammad SAW


MONGGO DIKENALKAN KEPADA ANAK CUCU KITA... jika anda rela membaca tentang artis berjam2 maka buktikan bahwa anda lbh cinta nabi muhammad saw dgn membaca tentang nabi muhammad saw.


*BIODATA RASULULLAH S.A.W*


🖌 *Nama* : _Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalibs bin Hashim_.


🖌 *Tarikh lahir :* _Subuh hari Isnin, 12 Rabiulawal_ bersamaan 20 April 571

Masehi (dikenali sebagai Tahun Gajah; karena peristiwa tentara bergajah

Abrahah yang menyerang kota Ka'bah)


🖌 *Tempat lahir* : Di rumah Abu Thalib, Makkah Al-Mukarramah.

🖌 *Nama bapak* : Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hashim.

🖌 *Nama ibu* : Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf.

🖌 *Pengasuh pertama* : Barakah Al-Habsyiyyah (digelar Ummu Aiman. Hamba perempuan bapak Rasulullah SAW).

🖌 *Ibu susu pertama* : Thuwaibah (hamba perempuan Abu Lahab).

🖌 *Ibu susu kedua* : Halimah binti Abu Zuaib As-Sa'diah (lebih dikenali Halimah As-Sa'diah, suaminya bernama Abu Kabsyah).


*USIA 5 TAHUN*


💓 _Peristiwa pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh dua malaikat_ untuk mengeluarkan bahagian syaitan yang wujud di dalam hatinya.


*USIA 6 TAHUN*


💓 _Ibunya Aminah binti Wahab ditimpa sakit dan meninggal dunia_ di Al-Abwa '

(sebuah kampung yang terletak di antara Makkah dan Madinah, baginda dipelihara oleh Ummu Aiman (hamba perempuan bapak Rasulullah SAW)

dan dibiayai oleh datuknya Abdul Muththalib.


*USIA 8 TAHUN*


💓 _Datuknya, Abdul Muththalib pula meninggal dunia_.

Baginda dipelihara pula oleh bapak saudaranya, Abu Thalib.


*USIA 9 TAHUN* (Setengah riwayat mengatakan pada usia 12 tahun).


💓Bersama bapak saudaranya, Abu Thalib bermusafir ke Syam atas urusan

perniagaan.


💓Di kota Busra, negeri Syam, seorang pendeta Nasrani bernama Bahira

(Buhaira) telah bertemu ketua-ketua rombongan untuk menceritakan tentang

pengutusan seorang nabi di kalangan bangsa Arab yang akan lahir pada masa

itu.


*USIA 20 TAHUN*


💓Terlibat dalam peperangan Fijar. Ibnu Hisyam di dalam kitab 'Sirah', jilid1, halaman 184-187 menyatakan pada ketika itu usia Muhammad SAW ialah

14 atau 15 tahun. Baginda menyertai peperangan itu beberapa hari dan

berperanan mengumpulkan anak-anak panah sahaja.


💓Menyaksikan ' perjanjian Al-Fudhul ' ; perjanjian damai untuk memberi

pertolongan kepada orang yang didzalimi di Makkah.


*USIA 25 TAHUN*


💓Bermusafir kali kedua ke Syam atas urusan perniagaan barangan Khadijah

binti Khuwailid Al-Asadiyah.


💓Perjalanan ke Syam ditemani oleh Maisarah; lelaki suruhan Khadijah.


💓Baginda SAW bersama-sama Abu Thalib dan beberapa orang bapak saudaranya yang lain pergi berjumpa Amru bin Asad (bapak saudara Khadijah) untuk meminang Khadijah yang berusia 40 tahun ketika itu.


💓Mas kawin baginda kepada Khadijah adalah sebanyak 500 dirham.


*USIA 35 TAHUN*


💓Banjir besar melanda Makkah dan meruntuhkan dinding Ka'bah.


💓Pembinaan semula Ka'bah dilakukan oleh pembesar-pembesar dan penduduk

Makkah.


💓Rasulullah SAW diberi kemuliaan untuk meletakkan 'Hajarul-Aswad' ke

tempat asal dan sekaligus meredakan pertelingkahan berhubung perletakan

batu tersebut.


*USIA 40 TAHUN*


💓Menerima wahyu di gua Hira' sebagai pelantikan menjadi Nabi dan Rasul akhir zaman.


*USIA 53 TAHUN*


💓Berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah dengan ditemani oleh Sayyidina Abu Bakar As-Siddiq.


💓Sampai ke Madinah pada tanggal 12 Rabiulawal / 24 September 622M.


*USIA 63 TAHUN*


💓Kewafatan Rasulullah SAW di Madinah Al-Munawwarah pada hari Isnin, 12 Rabiulawal tahun 11Hijrah / 8 Juni 632 Masehi.


*ISTERI-ISTERI RASULULLAH SAW*


💚 Khadijah Binti Khuwailid.

💚 Saudah Binti Zam'ah.

💚 Aisyah Binti Abu Bakar (anak Sayyidina Abu Bakar).

💚 Hafsah binti 'Umar (anak Sayyidina 'Umar bin Al-Khattab).

💚 Ummi Habibah Binti Abu Sufyan.

💚 Hindun Binti Umaiyah (digelar Ummi Salamah).

💚 Zainab Binti Jahsy.

💚 Maimunah Binti Harith.

💚 Safiyah Binti Huyai bin Akhtab.

💚 Zainab Binti Khuzaimah (digelar 'Ummu Al-Masakin', Ibu Orang Miskin).


*ANAK-ANAK RASULULLAH SAW*


1.💜 Qasim

2.💜 Abdullah

3.💜 Ibrahim

4.💜 Zainab

Cara mencintai Rasulullah


*BAGAIMANA CARA KITA MENCINTAI ROSULULLOH SHOLLALLOHU ALAIHI WA SALLAM ITU ?*


_Saudaraku kaum muslimin rohimakumulloh ………_


Ketahuilah, bahwa kecintaan kita terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam seperti dalam perintah yang tersebut di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, adalah *kecintaan yang sifatnya/hukumnya “wajib”.*


Dan tentunya, kecintaan seorang muslim kepada Nabinya, *tentu ada bentuknya, ada bukti dan juga tanda-tandanya.* Bukan sekedar pengakuan di lisan belaka. 


_Lalu, tahukah anda apa bentuknya ? Apa bukti dan tanda-tanda-nya ?_  


_Saudaraku kaum Muslimin rohimakumulloh….._


Ketahuilah, diantara bukti dan tanda-tanda kecintaan seorang muslim terhadap Nabinya, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama kita, adalah sebagai berikut : 


*Pertama : Hendaknya kita benar-benar mengimani beliau sebagai utusan Alloh, mengagungkan beliau, memuliakan beliau, meneladani beliau dan mendahulukan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas seluruh ucapan siapa pun, serta mengagungkan Sunnah-Sunnah beliau.*


Dalilnya adalah, Firman Alloh ta’ala :


قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ يُحْيِي وَيُمِيتُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (١٥٨)


_"Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi. Tidak ada Robb (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan mematikan. *Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang Ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya), dan ikutilah Dia, supaya kamu mendapat petunjuk"*_ (QS Al-A’rof : 158)


Alloh ta'ala juga berfirman :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (١)


_"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”_ (QS Al-Hujurot : 1)


Makna ayat : ( _“Janganlah kamu mendahului Alloh dan Rosul-Nya”_), yaitu orang-orang mukmin tidak boleh menetapkan sesuatu hukum, sebelum ada ketetapan dari Allah dan Rasul-Nya. Dan tidak boleh beramal apapun, sebelum Alloh dan Rosul-Nya menetapkan perintahnya ! 


Ini adalah bentuk pengagungan terhadap Alloh dan Rosul-Nya.


Alloh Subahanahu wa Ta’ala juga berfirman :


لقد كَانَ لَكُمۡ فِي رَسُولِ ٱللَّهِ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ لِّمَن كَانَ يَرۡجُواْ ٱللَّهَ وَٱلۡيَوۡمَ ٱلۡأٓخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرٗا ٢١


_“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”_ (QS Al-Ahzab : 21)


*Kedua : Mentaati beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam semua apa yang beliau perintahkan.*


Dalilnya adalah, Firman Alloh ta’ala :


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَلَا تُبۡطِلُوٓاْ أَعۡمَٰلَكُمۡ ٣٣


_"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.”_ (QS Muhammad : 33)


Juga firman Alloh ta’ala :


يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُواْ ٱلرَّسُولَ وَأُوْلِي ٱلۡأَمۡرِ مِنكُمۡۖ فَإِن تَنَٰزَعۡتُمۡ فِي شَيۡءٖ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمۡ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِۚ ذَٰلِكَ خَيۡرٞ وَأَحۡسَنُ تَأۡوِيلًا ٥٩


_"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”_ (QS An-Nisa’ : 59)


Ketahuilah pula, bahwa *mentaati Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam itu sama saja dengan kita mentaati Alloh subhanahu wa ta’ala*, sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya :


مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا (٨٠)


_“Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”_ (QS An-Nisa’ : 80)


*Ketiga : Membenarkan semua berita atau kabar yang beliau sampaikan.* 


Karena Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam itu *tidaklah berbicara dari hawa nafsunya. Semua perkataan beliau, terbimbing oleh wahyu Alloh yang telah diwahyukan-Nya kepada beliau.*


Dalilnya adalah, Firman Alloh ta’ala :


وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى (٣) إِنْ هُوَ إِلا وَحْيٌ يُوحَى (٤)


_“Dan tidaklah yang diucapkannya itu adalah menurut kemauan hawa nafsunya. Tetapi ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).”_ (QS An-Najm : 3-4)


Dalam hadits *Abu Sa’id Al-Khudri* rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda : 


اَلا تَأمِنُونِي وَأنا أمينٌ مَنْ فِي السَمَاء ؟ يَأتِيْنِي خَبَرُ السَمَاء صَبَاحًا وَمَسَاءً ....


_'Tidak percayakah kalian kepadaku, padahal aku ini adalah orang kepercayaan Dzat yang ada di langit (yaitu Alloh ta’ala). Telah datang kepadaku kabar-kabar/berita dari langit, setiap pagi dan sore hari…”_ 


(HR *Imam Al-Bukhori* no. 4094 dan *Imam Muslim* no. 1064)


*Keempat : Menjauhi semua perkara yang beliau larang.*


Dalilnya adalah, Firman Alloh ta’ala :


وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (٧)


_"…Apa saja yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa saja yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya.”_ (QS Al-Hasyr : 7)


Dalam hadits *Abu Huroiroh* rodhiyallohu anhu, Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :


مَا نَهَيتُكُم عَنهُ فَاجْتَنِبُوه, ومَا امَرْتُكُم بِهِ فَأتُوا مِنْهُ مَاسْتَطَعْتُمْ ....


_"Apa saja yang aku larang kalian darinya, maka jauhilah. Dan apa saja yang aku perintahkan, maka kerjakanlah semampu kalian ….”_ (HR *Imam Al-Bukhori* dan  *Muslim*) 


*Kelima : Dan kita tidak beribadah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, kecuali dengan apa yang telah beliau syari’atkan dan beliau ajarkan kepada kita kaum Muslimin.*


Atau dengan kata lain, kita harus *Ittiba’ (mengikuti)* beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua syari’atnya, tidak boleh membuat-buat cara sendiri dalam beribadah kepada Alloh ta’ala. 


Dalilnya adalah, Firman Alloh ta’ala :


قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (٣١)


_"Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”_ (QS Ali Imron : 31)


Jika ibadah itu tidak mengikuti apa yang dicontohkan Rosululloh, atau membuat-buat cara ibadah sendiri, yang tidak pernah diajarkan oleh Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, maka *amalannya akan sia-sia dan tidak diterima oleh Alloh subahanhu wa ta’ala.*


Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda :


من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد


_"Barangsiapa beramal dengan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalannya tersebut tertolak (yakni tidak diterima oleh Alloh).”_ (HR *Imam Muslim*, dari Aisyah rodhiyallohu anha).


Demikianlah, *cara yang benar dalam mencintai Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam.* 


Semoga kita diberi kemampuan untuk mengamalkan seperti tersebut di atas, *sehingga kita semua benar-benar menjadi umat Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam yang benar-benar tulus dalam mencintai beliau.* 


_Wallohu a’lamu bis showab._


Semoga penjelasan yang sedikit ini bermanfaat untuk kita semuanya. 


_Allohu yubaarik fiikum…._


_(Catatan : Tulisan ini juga sdh pernah disampaikan pada fawaid pagi hari *setahun yg lalu.* Tetapi mengingat pentingnya nasehat ini, kami merasa perlu untuk menyampaikannya lagi, semoga bermanfaat untuk semuanya)_


*Surabaya*, Rabu pagi yg sejuk, 11 Robi'ul Awal 1442 H / 28 Oktober 2020 M


✍ Akhukum fillah, *Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby*

Reshare : dari WAG APRI NASIONAL

Sunday, October 25, 2020

Thursday, October 15, 2020

Implementasi keimanan



حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ


Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dari Abu Hashin dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia memuliakan tamunya dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaknya ia berkata baik atau diam." 


HR. Bukhari: 5.559


Ibrah :

Iman secara umum adalah keyakinan. Dalam Islam, setiap muslim semestinya meyakini/mengimani Allah, Rasul, Malaikat, Kitab Suci, hari akhir, serta qodlo dan qadar. 


Hadis ini menunjukkan bahwa ternyata iman kepada hari akhir tidak cukup sekedar berupa keyakinan didalam hati bahwa hari akhir itu ada dan kita akan kembali  Keimanan sejati seharusnya  terimplementasi dan berbuah didalam kehidupan. 


Agar selamat di hari akhir, keimanan tersebut perlu diwujudkan dengan memuliakan dan tidak mengganggu tetangga, menghormati dan memuliakan tamu, menjaga lisan agar tidak berkata yang buruk dan atau menyakiti orang lain. 


Tiga hal khusus yang disebutkan dalam hadis ini sekedar mewakili betapa pentingnya mewujudkan keimanan kedalam sikap dan perilaku yang baik. Dengan demikian kelak di hari akhir akan selamat.

Monday, October 12, 2020

Tebar salam bentuk kasih sayang



حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَبِي شُعَيْبٍ حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَفَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى أَمْرٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ


Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abu Syu'aib berkata, telah menceritakan kepada kami Zuhair berkata, telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga hingga beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga saling menyayangi. Maukah kalian aku tunjukkan suatu perkara yang jika kalian amalkan maka kalian akan saling menyayangi? Tebarkanlah salam di antara kalian." 


HR. Abu Daud: 4.519


Ibrah :

Hadis ini menunjukkan bahwa iman tidak cukup berupa keyakinan kepada Allah. Keimanan yang benar semestinya terimplementasi didalam kehidupan sehari-hari, antara lain berupa bentuk kasih sayang dengan sesama.


Bentuk Kasih sayang dengan sesama bisa berupa saling membantu, mencukupi kebutuhan saudara seiman, hingga memberikan sesuatu yang sangat ia cintai.


Kasih sayang juga bisa berupa ucapan yang baik, termasuk dengan mengucapkan salam sebagai bentuk doa agar saudara seiman mendapatkan keselamatan.

Tuesday, October 6, 2020

Perilaku adil dan balasannya


حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَابْنُ نُمَيْرٍ قَالُوا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرٍو يَعْنِي ابْنَ دِينَارٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَوْسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ ابْنُ نُمَيْرٍ وَأَبُو بَكْرٍ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفِي حَدِيثِ زُهَيْرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا


Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah dan Zuhair bin Harb dan Ibnu Numair mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari 'Amru -yaitu Ibnu Dinar- dari 'Amru bin Aus dari Abdullah bin 'Amru, -dan Ibnu Numair dan Abu Bakar mengatakan sesuatu yang sampai kepada Nabi ﷺ, dan dalam haditsnya Zuhair- dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, "Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar (panggung) yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar Rahman 'Azza wa Jalla -sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan semua-, yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas yang di bebankan kepada mereka." 


HR. Muslim: 3.406 @ensiklopedi hadis


Ibrah :

Banyak ayat Qur'an ataupun hadis yang memerintahkan kita untuk berbuat adil disertai dengan keutamaan maupun balasan yang akan diperoleh ketika mampu berbuat adil.


Hadis ini menjelaskan kemuliaan orang yang berbuat adil baik dalam melaksanakan hukum mengadili perkara, dalam keluarga maupun dalam setiap amanat yang menjadi tanggungjawab dan diembannya.


Dalam hadis lain juga dijelaskan keutamaan pemimpin yang adil sebagai salah satu dari tujuh golongan orang yang akan mendapat perlindungan Allah besuk di hari kiamat.

Monday, October 5, 2020

Istidraj dan balasannya



حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا بُرَيْدُ بْنُ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ قَالَ ثُمَّ قَرَأَ { وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ }


Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadll Telah mengabarkan kepada kami Abu Mu'awiyah Telah menceritakan kepada kami Buraid bin Abu Burdah dari Abu Burdah dari Abu Musa radhiallahu'anhu dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta 'ala akan menangguhkan siksaan bagi orang yang berbuat zalim. Dan apabila Allah telah menghukumnya, maka Dia tidak akan pernah melepaskannya." Kemudian Rasulullah membaca ayat yang berbunyi: 'Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu sangat pedih dan keras.' (QS. Hud (11): 102). 


HR. Bukhari: 4.318


Ibrah :

Tidak setiap kesalahan langsung dihukum seketika oleh Allah, terkadang Allah tangguhkan balasan itu untuk memberikan kesempatan menyadari diri dan taubat.


Namun, ada diantara orang yang karena merasa tidak langsung  diberikan balasan /hukuman, ia justru mengulang kesalahan, bahkan berkali-kali. 

Inilah yang sering dipahami sebagai istidraj  (Jawa : dilulu).


Ketika orang telah bertumpuk melakukan kesalahan, akhirnya balasan Allah berupa adzab yang pedih. 

Friday, October 2, 2020

Doa menempati tempat atau membuka usaha  yang baru
Ilustrasi : singgah di Muzdalifah dan berdoa



حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا وُهَيْبُ بْنُ خَالِدٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَجْلَانَ عَنْ يَعْقُوبَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْأَشَجِّ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ سَعْدٍ عَنْ خَوْلَةَ بِنْتِ حَكِيمٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا نَزَلَ مَنْزِلًا قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ الْمَنْزِلِ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ


Telah menceritakan kepada kami Affan telah menceritakan kepada kami Wuhaib bin Khalid berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ajlan dari Ya'qub bin Abdullah bin Al Asyaj dari Sa'id bin Musayyab dari Sa'd dari Khaulah binti Hakim bahwa Nabi ﷺ bersabda : Seandainya salah seorang dari kalian saat singgah di suatu tempat mengucapkan: 'A'UUDZUU BIKALIMAATILLAAHIT TAAMMAAT MIN SYARRI MAA KHALAQA (Aku berlindung dengan nama Allah yang Mahasempurna, dari kejahatan apa-apa yang Dia ciptakan) ', maka tidak ada sesuatu yang membahayakan kepadanya di tempat itu hingga ia meninggalkannya." 


HR. Ahmad: 26.047 @ensiklopedi hadis


Ibrah :

Godaan/gangguan jin atau syetan atau kemadharatan bisa terjadi dimana-mana. Dan semua itu bisa terjadi tentu atas izin Allah. Karenanya kita dituntunkan untuk selalu mohon perlindungan kepada Allah dari berbagai godaan dan mara bahaya.


Hadis ini memberikan tuntunan kepada kita untuk berdoa mohon perlindungan kepada Allah, khususnya ketika kita singgah atau menempati suatu tempat  yang baru. 


Doa ini bisa saja kita baca ketika dalam perjalanan kemudian menginap di suatu rumah atau hotel, atau bahkan ketika istirahat di mobil dalam perjanan sekalipun. Bisa juga kita baca ketika menempati rumah baru, kantor baru, membuka usaha dan atau menempati tempat usaha yang baru.


Tidak saja diucapkan sekali ketika datang, doa ini bisa juga sering kita baca meskipun kita telah tinggal lama di tempat tersebut.

Thursday, October 1, 2020

Jadwal Khatib dan Imam Jum’at Masjid Latifah Al Jabbar tahun 2021


No

Tanggal

Pasaran

Khatib & Imam

1

01/01/2021

Pahing

Drs. H. Abdul Malik Usman, MSI

2

08/01/2021

Wage

Drs. H. Mardjono

3

15/01/2021

Legi

 H. Bahaudin, S.Ag.

4

22/01/2021

Pon

H. R. Agung Nugraha, MA

5

29/01/2021

Kliwon

 Drs. H. Supriatna, M.Ag.

6

05/02/2021

Pahing

Ir. H. Himawan Laksana Dipa, MP

7

12/02/2021

Wage

Drs. Abdul Halim, MA

8

19/02/2021

Legi

 H. A. Fauzi Satriyono, MA

9

26/02/2021

Pon

R. Dwinta Sudibya

10

05/03/2021

Kliwon

 Yasin Baidi, M.Ag

11

12/03/2021

Pahing

Prof. DR. H. Suji Munadi

12

19/03/2021

Wage

H. Bambang Haryanto, SH.

13

26/03/2021

Legi

 Drs. H. Sukirman, MA

14

02/04/2021

Pon

H. Subagyo, M.Ag 

15

09/04/2021

Kliwon

 Dr. H. Muhsin Kalida, M.Ag

16

16/04/2021

Pahing

Drs. H. Abdul Malik Usman, MSI

17

23/04/2021

Wage

Drs. H. Asrori, MA

18

30/04/2021

Legi

 H. Bahaudin, S.Ag.

19

07/05/2021

Pon

Dr. M. Wildan

20

14/05/2021

Kliwon

 Yasin Baidi, M.Ag

21

21/05/2021

Pahing

H. Mamat Rahmat

22

28/05/2021

Wage

Drs. H. Abdul Khoir

23

04/06/2021

Legi

 Eko Mardiono, MSI

24

11/06/2021

Pon

H. R. Agung Nugraha, MA

25

18/06/2021

Kliwon

 Drs. H. Tarmudji, MA

26

25/06/2021

Pahing

H. Sutrisno

27

02/07/2021

Wage

Ardi Sucipto, S. Ag.

28

09/07/2021

Legi

 H. A. Fauzi Satriyono, MA

29

16/07/2021

Pon

H. Subagyo, M.Ag.

30

23/07/2021

Kliwon

Budi Wardoyo, S.Ag

31

30/07/2021

Pahing

Ir. H. Himawan Laksana Dipa, MP

32

06/08/2021

Wage

H. Suwarno

33

13/08/2021

Legi

H. Bahaudin, S.Ag. 

34

20/08/2021

Pon

Dr. M. Wildan

35

27/08/2021

Kliwon

 Drs. H. Tarmudji, MA.

36

03/09/2021

Pahing

Prof. DR. H Suji Munadi

37

10/09/2021

Wage

H. Abdul Halim Nasution, S.Ag

38

17/09/2021

Legi

 Drs. H. Supriyatna, M.Ag

39

24/09/2021

Pon

R. Dwinta Sudibya

40

01/10/2021

Kliwon

 Dr. H. Muhsin Kalida, M.Ag.

41

08/10/2021

Pahing

H. Mamat Rahmat

42

15/10/2021

Wage

Heri Sujarot, S.Ag.

43

22/10/2021

Legi

 Eko Mardiono, MSI

44

29/10/2021

Pon

H. R. Agung Nugraha, MA

45

05/11/2021

Kliwon

 DR. H. Sutarman, M.Ag

46

12/11/2021

Pahing

H. Sutrisno

47

19/11/2021

Wage

Drs. H. Abdul Khoir

48

26/11/2021

Legi

 Drs. H. Sukirman, MA

49

03/12/2021

Pon

R. Dwinta Sudibya

50

10/12/2021

Kliwon

 DR. H. Sutarman, M.Ag.

51

17/12/2021

Pahing

H. Himawan Laksana Dipa, MP

52

24/12/2021

Wage

Drs. H. Asrori, MA

53

31/12/2021

Legi

 Syamsul Alam, S.Ag