حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا بُرَيْدُ بْنُ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِي مُوسَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ لَيُمْلِي لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ قَالَ ثُمَّ قَرَأَ { وَكَذَلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ إِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيمٌ شَدِيدٌ }
Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Al Fadll Telah mengabarkan kepada kami Abu Mu'awiyah Telah menceritakan kepada kami Buraid bin Abu Burdah dari Abu Burdah dari Abu Musa radhiallahu'anhu dia berkata; Rasulullah ﷺ bersabda, "Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta 'ala akan menangguhkan siksaan bagi orang yang berbuat zalim. Dan apabila Allah telah menghukumnya, maka Dia tidak akan pernah melepaskannya." Kemudian Rasulullah membaca ayat yang berbunyi: 'Begitulah azab Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya azab-Nya itu sangat pedih dan keras.' (QS. Hud (11): 102).
HR. Bukhari: 4.318
Ibrah :
Tidak setiap kesalahan langsung dihukum seketika oleh Allah, terkadang Allah tangguhkan balasan itu untuk memberikan kesempatan menyadari diri dan taubat.
Namun, ada diantara orang yang karena merasa tidak langsung diberikan balasan /hukuman, ia justru mengulang kesalahan, bahkan berkali-kali.
Inilah yang sering dipahami sebagai istidraj (Jawa : dilulu).
Ketika orang telah bertumpuk melakukan kesalahan, akhirnya balasan Allah berupa adzab yang pedih.
0 comments: