Friday, October 11, 2019

Munafiq; tantangan dakwah dari dalam

Ilustrasi :orang  munafiq (bermuka dua)

Kajian Surat An-Nisa' [4] : 71-73

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا خُذُوْا حِذْرَكُمْ فَانْفِرُوْا ثُبَاتٍ اَوِ انْفِرُوْا جَمِيْعًا

Wahai orang-orang yang beriman! Bersiap siagalah kamu dan majulah (ke medan pertempuran) secara berkelompok atau majulah bersama-sama (serentak).

وَاِنَّ مِنْكُمْ لَمَنْ لَّيُبَطِّئَنَّۚ فَاِنْ اَصَابَتْكُمْ مُّصِيْبَةٌ قَالَ قَدْ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيَّ اِذْ لَمْ اَكُنْ مَّعَهُمْ شَهِيْدًا

Dan sesungguhnya di antara kamu pasti ada orang yang sangat enggan (ke medan pertempuran). Lalu, jika kamu ditimpa musibah dia berkata, "Sungguh, Allah telah memberikan nikmat kepadaku karena aku tidak ikut berperang bersama mereka."

وَلَىِٕنْ اَصَابَكُمْ فَضْلٌ مِّنَ اللّٰهِ لَيَقُوْلَنَّ كَاَنْ لَّمْ تَكُنْۢ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهٗ مَوَدَّةٌ يّٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ مَعَهُمْ فَاَفُوْزَ فَوْزًا عَظِيْمًا

Dan sungguh, jika kamu mendapat karunia (kemenangan) dari Allah, tentulah dia mengatakan seakan-akan belum pernah ada hubungan kasih sayang antara kamu dengan dia, "Wahai, sekiranya aku bersama mereka, tentu aku akan memperoleh kemenangan yang agung (pula)."

*Hikmah :*
Konteks turunnya ayat ini ialah bahwa di awal dakwah Islam, Rasulullah bersama sahabat harus pergi berperang/berjihad memerangi musuh-musuh Islam. Untuk itu perlu bekal maupun persiapan yang baik, tidak terkecuali persiapan mental untuk sungguh-sungguh berjuang dengan harta bahkan segenap jiwa raga.

Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan, diantara kaum muslimin  pasti ada orang yang enggan untuk berjihad, bisa jadi karena imannya belum kuat sehingga khawatir kehilangan harta dan jiwa.

Diantara ahli tafsir menjelaskan bahwa ayat ini terkait dengan adanya orang-orang munafik dalam barisan umat Islam, yaitu Abdullah bin Ubay dan beberapa temannya.

Orang-orang ini enggan dan bermalas-malasan ketika diperintahkan untuk bersiap-siap. Akhirnya mereka tidak ikut jihad.

Kemudian, ketika teman-temannya yang berjihad mengalami musibah/kekalahan, ia bersyukur merasa diselamatkan oleh Allah dengan ketidakterlibatannya dalam perang. Sebaliknya, ketika teman-temannya memperoleh kemenangan dan membawa rampasan perang (ghanimah) ia merasa tidak dilibatkan.

Dari tiga ayat ini dapat kita petik hikmah, bahwa dalam setiap perjuangan dakwah, ada saja potensi orang-orang munafik yang merecoki aktifitas dakwah dari dalam. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa jadi minta selalu jadi ketua atau posisi sentral tertentu. Ketika tidak pada posisi tersebut lalu melemahkan program dakwah.

Bisa jadi tantangan dakwah itu muncul karena adanya orang-orang yang mencari muka dihadapan pimpinan. Tujuannya agar mendapatkan jabatan atau kedudukan tertentu atau dalam rangka memperoleh  finansial material.

Menghadapi hal demikian, sepatutnya kita tidak terpengaruh. Lebih penting lagi, jangan sampai kita termasuk orang yang merecoki dakwah.

Dimana pun posisi kita, perankanlah diri kita sebaik mungkin. Kiranya istilah _*ing ngarep sing tulodho, ing madyo Mangun Karso, tut Wuri Handayani.*_ tepat untuk kita terapkan dalam dakwah.

_Allahu a'lam_
Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: