Monday, March 25, 2024

Berlian : Ikhlas, hanya karena Allah


Jamaah yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan kali ini saya akan menyampaikan ceramah singkat mengenai ikhlas. Dalam arti yang sering kita ketahui bahwa ikhlas merupakan segala sesuatu yang dilakukan tanpa mengharapkan imbalan apapun. Arti ikhlas ini sudah benar, tetapi kurang tepat.

Dalam agama islam, ikhlas berarti melakukan sesuatu karena Allah SWT. Perihal ibadah misalnya, ikhlas berarti melakukan ibadah karena Allah SWT, bukan karena yang lain. Bukan juga karena ingin dipuji, ingin terlihat sholeh, tetapi memang benar-benar karena Allah SWT.

Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Bayyinah ayat 5:

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ - 5


Artinya: "Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi (istiqomah), melaksanakan sholat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar)."

Ikhlas akan menjadi sangat. penting untuk diaplikasikan dalam kehidupan, sebab pada setiap amalan yang kita lakukan tanpa didasari dengan keikhlasan maka amalan tersebut dipandang tidak sah di hadapan Allah.

Ikhlas juga menjadi alat ukur pada setiap amalan yang kita lakukan, semakin kita ikhlas maka pahala yang akan kita dapatkan juga akan semakin besar. Semakin ikhlas seseorang dalam beramal, maka akan semakin besar pula balasan yang akan diterima.

Setelah kita memahami pentingnya ikhlas dalam kehidupan sehari-hari, maka latihlah hati untuk selalu ikhlas pada setiap hal. Saya rasa cukupkan sekian, semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat. Kurang lebihnya mohon maaf. Terimakasih

Friday, March 15, 2024

Berlian : Pribadi bermanfaat


Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad).,


menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus 

dimiliki oleh seorang Muslim. Setiap Muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi 

orang lain. Dengan memberikan manfaat kepada orang lain, maka manfaatnya juga akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri.


Allah SWT  berfirman di dalam QS. Al-Isra:7

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا

ْyang artinya: 

“Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri” 

Rasulullah صلى الله عليه وسلم berwasiat kepada kita untuk bersemangat dalam melakukan hal-hal yang bermanfaat Sedangkan lawannya adalah melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya dan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, sedangkan perbuatan umum yang kita lakukan ada tiga macam yang pertama perbuatan yang mendatangkan manfaat, yang ke dua perbuatan yang menimbulkan 

bahaya, dan yang ke tiga perbuatan yang tidak mendatangkan manfaat maupun bahaya. Sedangkan yang diperintahkan adalah melakukan kegiatan yang pertama yaitu melakukan hal hal yang bermanfaat. Maka dari itu pada kesempatan bulan yang suci ini marilah kita berusaha untuk selalu melakukan kegiatan kegiatan yang bermanfaat baik bagi diri kita sendiri maupun bagi orang lain. 

Disampaikan santri Mubaligh Hijrah pada kultum subuh 16 Maret 2024 di Masjid Darul Muttaqien Selomartani. 

Wednesday, March 13, 2024

Safari Tarling Pemerintah Kalurahan Condongcatur


Pemerintah Kalurahan Condongcatur dalam rangka menyemarakkan bulan suci ramadhan 1445 H kembali melaksanakan Safari Tarawih Keliling di 18 masjid yang ada diwilayah kalurahan condongcatur terbagi dalam 3 Tim utama 

Pelaksanaan Safari Tarling Perdana dilaksanakan, Rabu 13 Maret 2024 di Masjid Al Waqaf Sengkan  Padukuhan Joho yang diikuti Tim 1 yang terdiri dari Pamong, BPKal,  Lembaga Kalurahan (PKK,  LPMK dan Karangtaruna), Ketua DMI Condongcatur,  Ketua Forum TPA Condongcatur, Ketua LDII Condongcatur, Bhabinkamtibmas,  Babinsa

Usai melaksanakan sholat isya dan tarawih berjamaah dilakukan Ramah Tamah Tim 1 Tarling dengan Pengurus Takmir Masjid dan diserahkan Infaq dari Pemerintah Kalurahan sebesar Rp.1.500.000 kepada takmir masjid paket bingkisan dari Real Masjid kepada Marbot 

Dalam sambutanya Lurah Condongcatur menyampaikan tujuan dari Safari Tarling ini untuk menjaga silaturahmi dan komunikasi penyampaian informasi program dan kebijakan dari pemerintah kalurahan  kepada masyarakat disamping sebagai upaya penyerapan aspirasi masyarakat 


Lurah Condongcatur berpesan untuk menjaga Kerukunan karena warga condongcatur sangat majemuk dari berbagai suku, agama juga banyak asrama asrama mahasiwa dari luar daerah yang ada di wilayah Condongcatur 


"Mari jaga persaudaraan antar umat beragama, saling menghormati dan toleransi, jadikan momentum bulan ramadhan sebagai bulan untuk mengevaluasi diri, bulan ramadhan mengajarkan tentang solidaritas dan kepedulian sosial, karena umat muslim yang puasa diwajibkan untuk memperbanyak amal kebaikan, bersedekah dan membantu sesama yang membutuhkan dan bulan ramadhan juga untuk melatih disiplin diri" 


Ditambahkan Lurah Condongcatur bahwa

*selama bulan Ramadhan jam pelayanan umum kantor kalurahan condongcatur Senin sd Kamis jam 08.00 sd 15.30 WIB dan hari Jumat jam 08.00 sd 13.30 WIB* juga untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat ada layanan umum dari Instansi lainya dalam program SEMANIS MADU (Selasa Melayani Semua, Mudah dan Terpadu) seperti layanan Bus Samsat, BPJS Kesehatan, BNN, Bank Sleman dll dengan prinsip untuk memudahkan, mendekatkan dan layanan cepat kepada masyarakat


Diakhir acara dilaksanakan sesi foto bersama antara tim tarling dengan pengurus Takmir Al Waqaf Sengkan Joho


Di wilayah kalurahan condongcatur ada 82 Masjid dan 20 Musholla yang tersebar di 18 padukuhan, untuk  jadwal urutan Tarling adalah sebagai berikut, Masjid Al Waqaf Sengkan (Joho), Gandok Mulia (Gandok), Al Falah Korem Kowilhan (Pikgondang), Nurul Hidayah Kayen / NHK (Kayen), An Nur (Pringwulung), Al Hidayah (Manukan), Nurul Muttaqin (Tiyasan), Al Firdaus Al Ala (Gejayan, Al Muhlasin Pringgolayan (Dabag), Al Hanaan (Ngropoh), Baabul Jannah Leles (Ngringin), Al Amin (Dero), Al Fatah (Kaliwaru), Ar Rahmah SDN Karangasem (Gempol), Nurul Huda Krangkungan (Sanggrahan), Al Haq (Pondok) dan Masjid Ash Shobar (Soropadan)


Sedangkan jadwal untuk Tarling Tingkat Kapanewon Depok akan dilaksanakan Sabtu 16 Maret 2024 di Masjid Al Akbar Yonif 403 (Kentungan) dan Safari Tarling tingkat Kabupaten Sleman pada hari Sabtu 30 Maret 2024 di Masjid Sultan Agung Babadan Baru (Kentungan) 

©️ 2024

Lurah Condong Catur pimpin safari ramadhan 1445 dimasjid Al Wakaf

 


Lurah Condong Catur Depok, Reno Candra Sangaji, S. I. P.  Mengawali Safari Tarawih Ramadhan 1445 H di masjid Al Wakaf Sengkan pada hari ini, rabu 13 Maret 2024.

Mengawali sambutannya, Reno mengenalkan anggota tim safari yang berjumlah 25 orang. Selanjutnya Berharap masjid Al Wakaf Sengkan beserta jamaah dapat menjadi contoh dan terus mengembangkan toleransi. Hal ini tidak terlepas dari posisi masjid yang berada didalam masyarakat.yang majemuk. 

Safari ini merupakan putaran pertama dengan target 18 masjid dari 18 dusun se kalurahan condong catur. 

Sebelumnya Pak Dirgo selaku ketua takmir menyampaikan ucapan selamat datang dan melaporkan kegiatan masjid. R. Agung Nugraha selaku sekretaris Yayasan bertindak sebagai imam sholat isya dan tarawih. 

Agung dalam kesempatan akhir menambahkan bahwa masjid Al Wakaf di bangun diatas tanah Wakaf dari keluarga Bpk Nanang dan bu Rita dengan nadzir Yayasan Darul Muttaqien Medari. Konsep awal masjid di bangun dua lantai. Saat ini masih membutuhkan dana untuk penyelesaian lantai atas yang sejak semula diharapkan dapat digunakan untuk kamar santri tahfidz.

Menurut acara, pak Lurah memberikan kenang-kenangan kepada marbot dan takmir. 




Lafal dzikir dan doa serta niat puasa  ketika tarawih


Di beberapa masjid sering dijumpai imam memimpin doa/dzikir diantara sholat tarawih dan setelah witir kemudian diakhiri dengan niat puasa. 

Mohon penjelasan apakah harus dituntun, bersama sama atau sendiri-sendiri? 


Jawab :

Sebuah ibadah akan bermakna apabila memenuhi tiga unsur, yaitu 1) dilaksanakan sesuai dengan kaifiyah yang dituntunkan, 2) dipahami hakekatnya, dan 3) ada atsar (bekas) dari ibadah tersebut. 

Secara umum kita memang dianjurkan memperbanyak dzikir, bersyahadat, istighfar, minta surga dan dijauhkan dari siksa neraka. Namun hal itu bersifat umum dan dapat dilafalkan kapan saja, tidak dikaitkan langsung dengan sholat tarawih. 

Terkait doa atau dzikir dalam sholat tarawih/sholat malam, setidaknya ada dua doa yang dapat diamalkan. 

Yang pertama membaca dzikir :

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ

artinya: 

Maha Suci Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan. 

diucapkan 3 kali. Pada pengucapan yang ketiga dengan suara nyaring. 

Hal ini didasarkan pada hadis 

 عن أبيِّ بن كعبٍ قال: كانَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم إذا سلَّمَ منَ الوترِ قال: سبحانَ الملِكِ القدُّوس. ثلاثَ مرَّاتٍ. وفي رواية: يُطيلُ في آخرهنَّ  

Dari Abu Ka'ab ia berkata, Bahwasanya Rasulullah SAW apabila selesai mengucapkan salam dari sholat witir mengucapkan "subhanal malikil qudduus" Tiga kali. Dan dalam satu riwayat : memanjangkan yang terakhir. 

عن عبد الرحمن بن أبزَى: أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان يقول إذا سلَّم: ((سُبحانَ المَلِكِ القُدُّوسِ)) ثلاثًا، ويَرْفَعُ صوتَه بالثَّالثة

Artinya : dari Abdurrahman bin Abza ra bahwa Nabi Muhammad SAW membaca Ayat dalam sholat witir sabbihisma rabbikal a'la (pada rakaat pertama), qul ya ayyuhal kafirun (pada rakaat kedua) dan qul huwaAllahu ahad (pada rakaat ketiga). Dan apabila salam mengucapkan _"subhanal malikil qudduus"_ tiga kali, dan mengeraskan suaranya pada yang ketiga. 


Yang kedua ialah membaca doa :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Artinya: Ya Allah, aku berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjukan kepada diri-Mu sendiri. 

Hal ini didasarkan pada hadis riwayat imam Ahmad (751), Tirmidzi (3.566), Abu Dawud (1.747) dari Ali bin Abi Thalib bahwa Nabi muhammad SAW di akhir witir mengucapkan : _Allahumma inni a'udzubiridhoka min sakhotika, wa bimu'afatika min uquubatika, wa a'udzubika minka laa ukhshi tsana'an 'alaika anta kama astnaita 'ala nafsika._

أخرجه أحمد في "مسنده" (751) ، والترمذي في "سننه" (3566) ، وأبو داود في "سننه" (1747) ، من حديث علي بن أبي طالب رضي الله عنه ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي آخِرِ وِتْرِهِ:  اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.


Sedangkan terkait lafal niat didalam kitab Roudhotut Tholibin dijelaakan

لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ


“Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan. Masalah ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Roudhotuth Tholibin, 1: 502)

Dari keterangan tersebut disepakati bahwa untuk puasa wajib harus diniatkan/disengaja, namun letak niat adalah didalam hati. Tidak ada tuntunan atau dalil khusus tentang lafal niat. 

Terakhir, untuk dzikir dan doa yang dituntunkan tersebut pada dasarnya diucapkan sendiri-sendiri. Namun  untuk keperluan tarbiyah (pendidikan) tidak mengapa untuk satu dua kali/malam awal ramadhan dzikir dan doa itu dituntun atau dilafalkan bersama. Dengan penjelasan agar selanjutnya dilafalkan sendiri sendiri. 

Allah a'lam

Monday, March 11, 2024

Sholat tarawih, 4 salam atau 2 salam?

 


Di suatu pengajian dijelaskan bahwa sholat tarawih yang benar adalah dua rakaat salam, bukan empat rakaat salam. Dan jumlahnya 13 rakaat. 

Mohon penjelasan dan bagaimana tata cara sholat tarawih yang sebetulnya? 


Jawab :

Sholat malam disebut sholat lail, Qiyamullail, qiyamu ramadhan (ketika dilaksanakan di bulan ramadhan) atau tarawih (karena di sela dengan jeda waktu istirahat diantara sholat). 

Terkait sholat tarawih ada beberapa riwayat, Berikut diantaranya :

*Sholat iftitah*

Sholat malam dimulai dengan dua rakaat ringan, biasa disebut sholat iftitah. 

روى مسلم (767) عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: " كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ لِيُصَلِّيَ، افْتَتَحَ صَلَاتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ".

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, dari Aisyah ra beliau berkata : Rasulullah SAW apabila berdiri di sebagian malam untuk sholat (malam) , memulai sholatnya dengan dua rakaat ringan. 


وروى مسلم (768) عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: (إِذَا قَامَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ، فَلْيَفْتَتِحْ صَلَاتَهُ بِرَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ).


Diriwayatkan dari Imam Muslim, dari Abu Hurairah ra dari Nabi Muhammad SAW bersabda : Apabila salah seorang di antara kamu berdiri  di sebagian malam (untuk sholat malam), maka bukalah sholatmu itu dengan dua rakaat ringan. 

*Formasi 4+4+3*

Sholat tarawih 11 Raka'at dilakukan empat rakaat sekali salam, empat rakaat sekali salam dan diakhiri tiga rakaat sekali salam. 

روى البخاري (2013)، ومسلم (738) عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ: " أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي رَمَضَانَ؟ فَقَالَتْ: مَا كَانَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً، يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلاَ تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا، فَلاَ تَسَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاَثًا".

Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim, dari Abu Salamah bin Abdurrahman bahwasanya ia bertanya kepada Aisyah ra (istri Rasulullah) : bagaimana sholat Rasulullah di bulan Ramadhan? Aisyah menjawab : Rasulullah tidak pernah menambah di bulan Ramadhan dan diluar Ramadhan dari sebelas rakaat. Nabi sholat empat rakaat jangan engkau tanya betapa bagus dan panjangnya (bacaan), kemudian sholat empat rakaat jangan engkau tanyakan betapa bagus dan panjangnya (bacaan) kemudian sholat tiga rakaat. 


*Formasi 2+2+2+2+2 dan 1*

Terdapat hadits Ibnu Majah :

حَدَّثَنَا عَبْدُ السَّلَامِ بْنُ عَاصِمٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نَافِعِ بْنِ ثَابِتٍ الزُّبَيْرِيُّ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسِ بْنِ مَخْرَمَةَ أَخْبَرَهُ عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قُلْتُ لَأَرْمُقَنَّ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّيْلَةَ قَالَ فَتَوَسَّدْتُ عَتَبَتَهُ أَوْ فُسْطَاطَهُ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ أَوْتَرَ فَتِلْكَ ثَلَاثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً


Telah menceritakan kepada kami [Abdus Salam bin Ashim] berkata, telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Nafi' bin Tsabit Az Zubairi] berkata, telah menceritakan kepada kami [Malik bin Anas] dari [Abdullah bin Abu Bakr] dari [Bapaknya] bahwa [Abdullah bin Qais bin Makhramah] mengabarkan kepadanya dari [Zaid bin Khalid Al Juhani] ia berkata, "Sungguh, aku akan mengamati bagaimana shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di malam hari. " Ia berkata, "Maka aku pun memanjat lotengnya, beliau bangun dan shalat dua raka'at ringan, kemudian dua raka'at panjang,  panjang, panjang (red : diulang sampai 3 kali menunjukkan betapa panjangnya) . Setelah itu beliau shalat dua raka'at namun tidak sebagaimana dua raka'at sebelumnya, kemudian shalat dua raka'at namun tidak sebagaimana dua raka'at sebelumnya, kemudian shalat dua raka'at namun tidak sebagaimana dua raka'at sebelumnya. Setelah itu shalat dua raka'at dan witir. Maka genaplah tiga belas raka'at. "

Dari tiga Hadis diatas terdapat titiik temu bahwa sholat malam nabi berjumlah 13 rakaat terdiri dari 2 rakaat ringan yang disebut sholat iftitah kemudian dilanjutkan dengan 11 rakaat (tarawih dan witir) dengan formasi 4+4+3 atau formasi 2+2+2+2+2+1.

Dalam ilmu hadisbdikenal istirahat tarjih, yaitu aktifitas membandingkan hadis kemudian memilih yang akan diamalkan karena dianggap lebih kuat (rajih) untuk diamalkan. Namun apabila keduanya sama-sama shahih maka keduanya sama-sama dapat diamalkan. 

Adapun kecenderungan memilih formasi 4+4+3 lebih didasarkan pada sumber hadis. Mengapa? ;Aisyah merupakan istri Rasulullah yang tentunya lebih mengetahui aktifitas Rasulullah setiap hari. Sedang keterangan Zaid bin Khalid lebih bersifat temporal saat Zaid mengamati. 

Meski demikian, kedua hadis tersebut sama sama dapat dijadikan hujjah untuk diamalkan. 

Dengan demikian, agar tidak terkesan menghakimi orang lain, semestinya lebih bijak tidak menggunakan kata "yang benar" tetapi lebih baik menggunakan diksi "memilih" Mengamalkan yang ini dengan pertimbangan ini. 


Allahu a'lam

Sunday, March 10, 2024

Hukum mengajak anak kecil ke masjid

 


Pertanyaan bolehkah mengajak anak kecil ke masjid baik untuk menghadiri pengajian atau waktu sholat seperti untuk tarawih? 

Jawab :

Terkait kehadiran anak kecil di masjid, terdapat hadis riwayat An Nasa'i No. 1.129 sebagai berikut :

أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَلَّامٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ قَالَ أَنْبَأَنَا جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي يَعْقُوبَ الْبَصْرِيُّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَدَّادٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي إِحْدَى صَلَاتَيْ الْعِشَاءِ وَهُوَ حَامِلٌ حَسَنًا أَوْ حُسَيْنًا فَتَقَدَّمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَضَعَهُ ثُمَّ كَبَّرَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّى فَسَجَدَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِهِ سَجْدَةً أَطَالَهَا قَالَ أَبِي فَرَفَعْتُ رَأْسِي وَإِذَا الصَّبِيُّ عَلَى ظَهْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ سَاجِدٌ فَرَجَعْتُ إِلَى سُجُودِي فَلَمَّا قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةَ قَالَ النَّاسُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ سَجَدْتَ بَيْنَ ظَهْرَانَيْ صَلَاتِكَ سَجْدَةً أَطَلْتَهَا حَتَّى ظَنَنَّا أَنَّهُ قَدْ حَدَثَ أَمْرٌ أَوْ أَنَّهُ يُوحَى إِلَيْكَ قَالَ كُلُّ ذَلِكَ لَمْ يَكُنْ وَلَكِنَّ ابْنِي ارْتَحَلَنِي فَكَرِهْتُ أَنْ أُعَجِّلَهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ


Telah mengabarkan kepada kami ['Abdurrahman bin Muhammad bin Sallam] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Yazid bin Harun] dia berkata; telah memberitakan kepada kami [Jarir bin Hazim] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu Ya'qub Al Bashri] dari ['Abdullah bin Syaddad] dari [bapaknya], dia berkata; "Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam pergi kepada kami didalam salah satu shalat 'Isya', ia membawa Hasan atau Husain. Kemudian Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam ke depan dan meletakkan (Hasan dan Husain), kemudian beliau bertakbir untuk shalat lalu mengerjakan shalat. Saat shalat beliau sujud yang lama, maka ayahku berkata, 'Lalu aku mengangkat kepalaku, dan ternyata ada anak kecil di atas punggung Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam yang sedang sujud, lalu aku kembali sujud'. Setelah Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam selesai shalat, orang-orang berkata, 'Wahai Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam saat shalat engkau memperlama sujud, hingga kami mengira bahwa ada sesuatu yang telah terjadi atau ada wahyu yang diturunkan kepadamu? ' Beliau Shallallahu'alaihiwasallam menjawab, 'Bukan karena semua itu, tetapi cucuku (Hasan dan Husain) menjadikanku sebagai kendaraan, maka aku tidak mau" membuatnya terburu-buru, (aku biarkan) hingga ia selesai dari bermainnya'."

Juga terdapat riwayat lain dari Abu Qotadah diriwayatkan oleh imam bukhori dan muslim :

وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ ( قَالَ : { كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم يُصَلِّي وَهُوَ حَامِلٌ أُمَامَةَ بِنْتَ زَيْنَبَ , فَإِذَا سَجَدَ وَضَعَهَا , وَإِذَا قَامَ حَمَلَهَا } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .وَلِمُسْلِمٍ : { وَهُوَ يَؤُمُّ اَلنَّاسَ فِي اَلْمَسْجِدِ } 

Dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat sambil menggendong Umamah binti Zainab. Jika beliau sujud, beliau meletakkannya dan jika beliau berdiri, beliau menggendongnya.” (Muttafaqun ‘alaih. Dalam riwayat Muslim, “Sedang beliau mengimami orang-orang di masjid.”)

Berdasarkan dua hadis diatas dapat diambil kesimpulan boleh (mubah) hukumnya mengajak anak kecil ke masjid, baik pada waktu pengajian ataupun ketika waktu sholat. Bahkan bisa dipahami sebagai sunnah, karena Rasulullah 'sengaja' mengajak cucunya hasan atau husain ke masjid, juga umamah binti Zainab.  

Dari riwayat imam Muslim dari Abu Qotadah bahkan Rasulullah mengimami sholat sambil menggendong cucu. 

Hikmah dari kebolehannya adalah :

1. Mengenalkan anak dengan masjid. Dan masjid adalah pusat berbagai kegiatan pembinaan umat/jamaah, bukan 'sekedar' sholat.

2. Sebagai proses tarbiyah (pendidikan) dan mengenalkan anak kebiasaan sholat di masjid dan atau berjama'ah. 

2. Agar orang tua yang mempunyai anak lebih tenang dalam sholat karena tidak khawatir anaknya yang ditinggal dirumah. 

3. Sunnahnya Imam menghadap jamaah sebelum sholat, disamping untuk mengatur shaf juga dalam rangka memahami siapa saja jamaahnya. Kalau ada anak kecil sebaiknya imam memendekkan sholat.

4. Gerakan diluar sholat seperti menggendong dan meletakkan tersebut tidak termasuk membatalkan sholat. 

5. Meski demikian, orang tua yang mengajak anak kecil diseyogyakan untuk tetap menjaga anaknya agar tidak terlalu mengganggu jamaah lain. Diantara teknisnya adalah memisahkan anak-anak diantara jamaah. Dan senantiasa mengingatkan.