Monday, May 24, 2021

Ketentuan Islam terkait Gerhana

 



 Pendahuluan

Allah adalah pencipta dan penguasa segala sesuatu yang ada di alam raya ini. Semua ada didalam kuasa dan kehendak Allah SWT. Tidak terkecuali matahari dan bulan beserta seluruh kejadian yang terkait dengan dua ciptaan tersebut, yaitu pergantian siang dan malam maupun terjadinya gerhana.

Allah berfirman : 


وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Artinya : “Dan dari sebagian tanda-tanda (kekuasaan)-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganla kamu sujud kepada matahari atau bulan tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya”.  (QS. Fushshilat: 37).

Apabila setiap hari kita berucap hanya kepada-Mu kami beribadah (menyembah) dan hanya kepada-MU kami memohon pertolongan, maka ayat ini menegaskan agar kita tidak mensekutukan Allah dengan ciptaan-Nya.

Peristiwa gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari, ia adalah ketetapan Allah, oleh karenanya semestinya semakin menguatkan keimanan kita kepada Allah SWT.

Baca : Gerhana, ayat Allah di alam semesta

Sejarah Gerhana

Sebagai sebuah fenomena alam, gerhana sebetulnya telah dan akan selalu terjadi atas kehendak Allah. Namun karena kurangnya pengetahuan dan belum sampainya penjelasan, maka persitiwa gerhana mendapat berbagai sikap, bahkan menimbulkan  kepercayaan masyarakat yang salah. Seperti terjadinya gerhana terkait dengan hidup dan matinya seseorang, atau di masyarakat jawa dulu dikenal bahwa gerhana adalah peristiwa matahari atau bulan dimakan butho ijo dan mungkin ada mitos serta kepercayaan lainnya.

Terkait dengan hal tersebut terdapat Riwayat berikut :

عَنِ الْمُغِيرَةِ بنِ شُعْبَةَ قال انْكَسَفَتْ الشَّمْسُ يوم مَاتَ إِبْرَاهِيمُ فقال الناس انْكَسَفَتْ لِمَوْتِ إبراهيم فقال رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ ولا لِحَيَاتِهِ فإذا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حتى يَنْجَلِيَ [رواه البخاري

Artinya : “Dari al-Mughirah Ibn Syu‘bah r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Terjadi gerhana matahari pada hari meninggalnya Ibrahim. Lalu ada orang yang mengatakan terjadinya gerhana itu karena meninggalnya Ibrahim. Maka Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan salat sampai matahari itu terang (selesai gerhana)”. [HR al-Bukhari].

Berdasarkan hadis tersebut, Rasulullah meluruskan dan menjaga aqidah para sahabat bahwa peristiwa gerhana adalah murni karena kuasa dan kebesaran Allah.

Macam Gerhana

Gerhana terdiri dari dua macam, Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan.

Gerhana Matahari : adalah fenomena yang terjadi ketika bulan terletak di antara bumi dan matahari. Kusuf adalah peristiwa dimana sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari karena terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari.

Gerhana Bulan : adalah fenomena yang terjadi ketika posisi bumi berada di antara matahari dan bulan. Khusuf adalah peristiwa dimana cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari karena terhalang oleh bayangan bumi karena posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari.

Istilah Kusuf maupun khusuf dapat dipakai untuk menyebut peristiwa gerhana matahari maupun gerhana bulan.

Dasar perintah sholat gerhana

عن عَائِشَةَ أَنَّ الشَّمْسَ خَسَفَتْ على عَهْدِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَبَعَثَ مُنَادِيًا الصَّلاَةَ جَامِعَةً فَتَقَدَّمَ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ في رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعِ سَجَدَاتٍ [رواه البخاري واللفظ له ، ومسلم ، وأحمد

Dari Aisyah (diriwayatkan) bahwa pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw, maka ia lalu menyuruh orang menyerukan “ash-shalatu jami‘ah”. Kemudian beliau maju, lalu mengerjakan salat empat kali rukuk dalam dua rakaat dan empat kali sujud [HR al-Bukhari, Muslim dan Ahmad]

عن أبي مَسْعُودٍ قال قال النبي صلى الله عليه وسلم إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ من الناس وَلَكِنَّهُمَا آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ فإذا رَأَيْتُمُوهُمَا فَقُومُوا فَصَلُّوا [رواه البخاري ومسلم

 Dari Abu Mas’ud r.a., ia berkata: Nabi saw telah bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang, akan tetapi keduanya adalah dua tanda kebesaran Allah. Maka apabila kamu melihat gerhana keduanya, maka berdirilah dan kerjakan salat [HR al-Bukhari dan Muslim]

Baca : Gerhana : Bukti keagungan Allah

Tidak ada adzan dalan sholat gerhana

عن عَائِشَةَ قالت كَسَفَتْ الشَّمْسُ فَأَمَرَ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً فَنَادَى أَنْ الصَّلاَةَ جَامِعَةٌ فَاجْتَمَعَ النَّاسُ فَصَلَّى بِهِمْ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَكَبَّرَ ... ... ... [رواه النسائي

Dari Aisyah ia berkata, terjadi gerhana matahari, maka Rasulullah SAW memerintahkan seseorang memanggil untuk shalat berjamaah (dengan kalimat : Ash-Sholatu Jami’ah). Maka orang-orang berkumpul, lalu Rasulullah SAW shalat Bersama mereka, Bertakbir,….. dst ( An Nasa’i)

Tata cara sholat Gerhana

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فِي حَيَاةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَقَامَ وَكَبَّرَ وَصَفَّ النَّاسُ وَرَاءَهُ فَاقْتَرَأَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ قَامَ فَاقْتَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيلَةً هِيَ أَدْنَى مِنَ الْقِرَاءَةِ اْلأُولَى ثُمَّ كَبَّرَ فَرَكَعَ رُكُوعًا طَوِيلاً هُوَ أَدْنَى مِنَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ ثُمَّ قَالَ سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ ثُمَّ سَجَدَ -وَلَمْ يَذْكُرْ أَبُو الطَّاهِرِ ثُمَّ سَجَدَ- ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ اْلأُخْرَى مِثْلَ ذَلِكَ حَتَّى اسْتَكْمَلَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ وَانْجَلَتْ الشَّمْسُ قَبْلَ أَنْ يَنْصَرِفَ ثُمَّ قَامَ فَخَطَبَ النَّاسَ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ قَالَ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهَا فَافْزَعُوا لِلصَّلاَةِ [رواه مسلم].

Dari ‘Aisyah, isteri Nabi saw, (diriwayatkan) bahwa ia berkata: Pernah terjadi gerhana matahari pada masa hidup Nabi saw. Lalu beliau keluar ke mesjid, kemudian berdiri dan bertakbir dan orang banyak berdiri bersaf-saf di belakang beliau. Rasulullah saw membaca (al-Fatihah dan surat) yang panjang, kemudian bertakbir, lalu rukuk yang lama, kemudian mengangkat kepalanya sambil mengucapkan sami‘allahu liman hamidah rabbana wa lakal-¥amd, lalu berdiri lurus dan membaca (al-Fatihah dan surat) yang panjang, tetapi lebih pendek dari yang pertama, kemudian bertakbir lalu rukuk yang lama, namun lebih pendek dari rukuk pertama, kemudian mengucapkan sami‘allahu liman hamidah, rabbana wa lakal-hamd, kemudian beliau sujud. [Abu Thahir tidak menyebutkan sujud]. Sesudah itu pada rakaat terakhir (kedua) beliau melakukan seperti yang dilakukan pada rakaat pertama, sehingga selesai mengerjakan empat rukuk dan empat sujud. Lalu matahari terang (lepas dari gerhana) sebelum beliau selesai salat. Kemudian sesudah itu beliau berdiri dan berkhutbah kepada para jamaah di mana beliau mengucapkan pujian kepada Allah sebagaimana layaknya, kemudian beliau bersabda: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak mengalami gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihatnya, maka segeralah salat [HR al-Bukhari].

Baca : Panduan pelaksanaan Sholat Gerhana

Bacaan Jahr

Bacaan dalam sholat gerhana, baik gerhana bulan maupun gerhana matahari dilakukan dengan mengeraskan suara (jahr). Hal itu didasarkan pada dua hadis berikut :

عن عَائِشَةَ أَنَّ النبي صلى الله عليه وسلم جَهَرَ في صَلاةِ الْخُسُوفِ بِقِرَاءَتِهِ فَصَلَّى أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ في رَكْعَتَيْنِ وَأَرْبَعَ سَجَدَاتٍ [رواه البحاري ومسلم ، واللفظ له

Dari ‘Aisyah (diriwayatkan) bahwa Nabi saw menjaharkan bacaannya dalam salat khusuf; beliau salat dua rakaat dengan empat rukuk dan sujud [HR al-Bukhari dan Muslim, lafal ini adalah lafal Muslim].

َنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم جَهَرَ بِالْقِرَاءَةِ فِي صَلاةِ الْكُسُوفِ [رواه ابن حبان والبيهقي وأبو نعيم في المستخرج

Dari ‘Aisyah (diriwayatkan) bahwa Nabi saw menjaharkan bacaannya dalam salat kusuf [HR Ibnu Hibban, al-Baihaqi dan Abu Nu‘aim dalam al-Mustakhraj].

Memperbanyak Takbir, melakukan Sholat dan bersedekah, serta beristighfar

َائِشَةَ أنها قالت خَسَفَتْ الشَّمْسُ في عَهْدِ رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَصَلَّى رسول اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِالنَّاسِ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ ثُمَّ قام فَأَطَالَ الْقِيَامَ وهو دُونَ الْقِيَامِ اْلأَوَّلِ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وهو دُونَ الرُّكُوعِ اْلأَوَّلِ ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ ثُمَّ فَعَلَ في الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ ما فَعَلَ في اْلأُولَى ثُمَّ انْصَرَفَ وقد انْجَلَتْ الشَّمْسُ فَخَطَبَ الناس فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عليه ثُمَّ قال إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ من آيَاتِ اللَّهِ لاَ ينخسفان لِمَوْتِ أَحَدٍ ولا لِحَيَاتِهِ فإذا رَأَيْتُمْ ذلك فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا ... ... ... [رواه البخاري ، واللفظ له ، ومسلم ومالك

Dari ‘Aisyah (diriwayatkan) bahwa ia berkata: Pernah terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah saw. Lalu beliau salat bersama orang banyak. Beliau berdiri dan melamakan berdirinya kemudian rukuk dan melamakan rukuknya, kemudian berdiri lagi dan melamakan berdirinya, tetapi tidak selama berdiri yang pertama. Kemudian beliau rukuk dan melamakan rukuknya, tetapi tidak selama rukuk yang pertama, kemudian sujud dan melamakan sujudnya. Kemudian pada rakaat kedua beliau melakukan seperti yang dilakukan pada rakaat pertama. Kemudian beliau menyudahi salatnya sementara matahari pun terang kembali. Kemudian beliau berkhutbah kepada jamaah dengan mengucapkan tahmid dan memuji Allah, serta berkata: Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak gerhana karena mati atau hidupnya seseorang. Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah, bertakbir, salat dan bersedekahlah... ... ... [al-Bukhari, lafal ini adalah lafalnya, juga Muslim dan Malik].

فإذا رَأَيْتُمْ منها شيئا فَافْزَعُوا إلى ذِكْرِهِ وَدُعَائِهِ وَاسْتِغْفَارِهِ [رواه البخاري ومسلم عن أبي موسى

Maka apabila kamu melihat hal tersebut terjadi (gerhana), maka segeralah melakukan zikir, do‘a dan istigfar kepada Allah [HR al-Bukhari dan Muslim dari Abu Musa].

Baca : Tuntunan Sholat Gerhana

Siapa yang disunnahkan melaksanakan Sholat Gerhana

Sholat gerhana disunnahkan untuk orang yang mengetahui terjadinya gerhana

فإن صَلاَةَ اْلكُسُوْفِ وَاْلخُسُوْفِ لاَ تُصَلَّى إِلاَّ إِذَا شَاهَدْناَ ذَلِكَ [مجموع الفتاوى

Sesungguhnya salat gerhana matahari dan gerhana Bulan tidak dilaksanakan kecuali apabila kita menyaksikan gerhana itu [Majmu‘ al-Fatawa, 24: 258].

Peristiwa gerhana pada masa sekarang ini tentu tidak sama persis dengan pada masa lalu dimana belum ada lampu-lampu penerangan sehingga peristiwa gerhana dapat dilihat melalui perubahan alam dari terang menjadi gelap.

Saat ini, hampir di seluruh wilayah telah banyak sekali lampu penerang, sehingga peristiwa gerhana tidak begitu teramati. Namun, berdasarkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, sekarang kita dapat mengetahui kapan terjadi gerhana, wilayah mana saja yang akan mengalami gerhana hingga menit bahkan detik kapan mulai gerhana, puncak gerhana hingga akhir gerhana.

Berdasarkan hal tersebut, maka orang yang berada di wilayah yang terjadi gerhana disunnahkan melakukan sholat gerhana sebagai salah satu upaya menghidupkan sunnah Rasulullah SAW.

Sunday, May 23, 2021

260 orang terima bingkisan Ramadhan Berbagi 1442 H

 

Penyerahan bingkisan kepada jamaah Masjid Latifah Al Jabbar



Mengakhiri bulan Ramadhan 1442 H, sebanyak 260 orang menerima paket sembako dari program Ramadhan Berbagi bersama Yayasan Darul Muttaqien Medari tahun 1442 H. Program ini merupakan kegiatan rutin yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat binaan Yayasan Darul Muttaqien Medari,baik yang langaung dibina yayasan atau melalui masjid-masjid binaan dan unit dakwah Yayasan.

Dari dana infaq maupun zakat, terkumpul sebanyak Rp. 45.400.000. Diwujudkan menjadi 260 Paket bingkisan yang disalurkan kepada Jamaah Masjid Latifah al Jabbar : 61 orang, Jamaah Masjid al Wakaf : 17 orang, Jamaah masjid al Kautsar : 19 orang, RA dan MI Al Muttaqien : 30 orang, Jamaah komunitas Ijek Online (ojol) : 33 orang, Jamaah Pakem dan Kalasan : 25 orang dan perseorangan/umum : 69 orang. Disamping berupa bingkisan, program ramadhan berbagi tahun ini disisihkan untuk merintis program pemberdayaan ekonomi produktif.

Selain itu, Yayasan juga memfasilitasi donasi untuk biaya rutin bagi bayi Adibah yang mengalami kelainan sejak lahir  dan membuthkan dana  sekitar 3 juta per bulan untuk menopang perawatan. Sementara orang tuanya hanya penjual nasi kuning yang tidak menentu pendapatannya.

TPA Darul Muttaqien mulai tatap muka dengan Prokes

 


Menindaklanjuti Silaturahmi antara wali santri Taman Pendidikan Al Qur'an  Darul Muttaqien yang diselenggarakan pada hari Ahad 23 Mei 2021, disepakati kegiatan TPA Darul Muttaqien akan dimulai pada hari jum'at, tanggal 28 Mei 2021.

Kesepakatan itu merupakan hasil musyawarah antara wali santri dengan pengasuh TPA yang dipandu oleh Ustadzah Nismatun Dian Islami ,S.IP yang membahas tentang jadwal tatap muka, Tekhnis pembelajaran, serta  Buku/Referensi dalam pembelajaran.

Selanjutnya proses pembelajaran akan dilaksanakan setiap hari jum'at dan hari sabtu mulai pukul 16.00 WIB. Karena masih dalam suasana pandemi, maka santri diharapkan bisa tetap melaksanakan 5 M, yaitu menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. 

Hal ini selaras dengan pesan dari Prof. Suji MUnadi, Selaku Takmir masjid Latifah Al Jabbar ketika memberikan sambutan. Beliau menyampaikan : "orang tua harus selalu memperhatikan prokes saat berada ditempat umum terutama saat belajar secara Luring (offline/Tatap muka) Khususnya saat pelaksanaan Pembelajaran baca Alquran di TPA masjid Latifah aljabbar." 



Saturday, May 22, 2021

Menyiapkan generasi berkualitas melalui TPA Darul Muttaqien

 


Secara umum, setiap orang tua semestinya khawatir terhadap anak-keturunannya. Bahkan hal tersebut juga ditekankan oleh Alah SWT dalam  Al Qur'an, Surat An-nisa (4) : 9;

وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُواْ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُواْ قَوْلًا سَدِيدًا (النساء:٩)

Artinya : Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Hal tersebut disampaikan oleh R. Dwinta SUdibya, Ketua Yayasan Darul Muttaqien Medari saat memberikan sambutan pada Silaturahmi Wali Santri TPA Darul Muttaqien Masjid Latifah Al Jabbar, Ahad, 23 Mei 2021 di Masjid Latifah Al Jabbar, Pugeran, Maguwoharjo, Depok, Sleman. 

Dalam kesempatan tersebut, lebih lanjut beliau berpesan agar orang tua tidak hanya mengkhawatirkan keturunan terkait materi, tetapi lebih pada kepribadian. Karenanya, orang tua harus betul-betul mawas diri dalam mendidik anak, sebisa mungkin menjaga tumbuh kembang mereka, membekali mereka dengan ilmu terutama ilmu Agama Islam. Beliau menambahkan agar orang tua tidak hanya pasrah kepada para pendidik tanpa andil dalam memotivasi belajar mereka. orang tua harus menjaga betul anak-anaknya agar terhindar dari segala kemungkaran dan  kemaksiatan terlebih zaman yang penuh kerusakan seperti saat ini.


Melalui kegiatan TPA di Masjid Latifah Al Jabbar, diharapkan dapat membantu orang tua dalam memberikan bekal keagamaan bagi para santri sehingga menjadi generasi yang berkualitas. 



Thursday, May 13, 2021

Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) RA Al Muttaqien

 



Kurikulum Raudhatul Athfal Al Muttaqien disusun dengan mengusung pendidikan agama Islam sebagai dasar program pengembangan karakter anak didik.  Untuk nilai PAI yang dikembangkan antara lain: hafalan surat-surat pendek, hafalan hadits, hafalan doa sehari-hari dll.  Penerapannya dilakukan melalui kegiatan sehari – hari selama anak mengikuti kegiatan belajar mengajar di RA Al Muttaqien.

Dalam mengelola kegiatan pembelajaran RA Al Muttaqien menggunakan model pembelajaran kelompok dengan menyediakan 4 kegiatan main untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, partisipasif dan menyenangkan untuk peserta didik.

Peserta didik juga dikenalkan dengan budaya local dalam hal ini adalah budaya Jawa Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan bahasa jawa dalam percakapan, mengenalkan baju adat dan makanan khas daerah.

Adapun program Unggulan lembaga kami antara lain:

1.      Moderasi Beragama

Dalam hal ini Moderasi beragama berarti mengajarkan agama bukan hanya untuk membentul individu yang sholeh secara personal tetapi juga menjadikan paham agamanya sebagai instrument untuk menghargai umat.  Kementerian Agama telah mendengungkan 3 mantra yaitu Moderasi beragama, Kebersamaan Umat dan Intergrasi data.

2.      Program Sunur (Sungkem dan Janur)

Sungkem adalah merupakan tradisi bangsa dan warga Negara Indonesia yang dilaksanakan pada Hari raya Idul Fitri sebagai ungkapan maaf memaafkan dari yang lebih muda kepada yang lebih tua dalam Bahasa jawa Krama Inggil. Sedangkan janur memiliki arti kata cahaya.  Janur selain untuk dibuat kupat juga dibuat dekorasi.  Saat hari raya Idul Fitri atau lebaran tiba banyak tradisi khas yang bisa dilakukan untuk menyambut dan merayakannya.

3.      Manasik Haji

Salah satu program Kementerian Agama kabupaten Sleman untuk melakukan kebersamaan umat adalah manasik haji, dimana program ini serentak dilakukan pada masa musim haji oleh semua lembaga Pendidikan RA, MI, MTs, MAN yang berada di Kabupaten Sleman.

4.      Literasi Al Quran follow the line

Kegiatan menulis Al Quran dengan metode ini dilengkapi dengan pola sederhana menebalkan mushaf tercetak samar – samar tapi balik proses-proses menebalkan akan terbentuk 20 karakter positif seperti tekun, disiplin , sabar, suci, taat proses dan lain – lain.  Fungsi utama disusun Al Quran follow the line ini adalah untuk membangun karakter mulia keluarga Islam terutama anak – anak.

5.      Tahfidz tematik

Bagi anak – anak menghafal dan memahami Al Quran bisa menjadi aktifitas yang menyenangkan.  Selain hafalan metode belajar Al Quran yang kami gunakan berorientasi pada pemahaman.  Metode yang kami gunakan lewat pembelajaran yang cepat, mudah dan menyenangkan.

6.      Tahfidz

Kegiatan Tahfidz untuk anak dilaksanakan sebagai kegiatan pembiasaan setiap hari.  Materi tahfidz Juz 30 dengan metode Muroja’ah baik di sekolah maupun di rumah.

Lihat : Mengenal RA Al Muttaqien

Kegiatan pengembangan diri di RA Al Muttaqien adalah kegiatan ekstrakurikuler sebagai berikut:

NO

NAMA

KEGIATAN

KELOMPOK

JADWAL

PELAKSANAAN

WAKTU

1.

Tahfidz

A dan B

Selasa - Jumat

07.00 – 07.30

2.

Iqro’

A dan B

Senin – Sabtu

(sesuai jadwal)

08.15 -09.00

3.

Membaca 

A dan B

Senin – Sabtu

(sesuai jadwal)

08.15 -09.00

4.

Angklung

A

Selasa

09.10 - 10.00

B

10.00 – 10.50

5.

Melukis

A

Rabu

09.10 - 10.00

B

10.00 – 10.50

6.

Menari

A

Kamis

09.10 - 10.00

B

10.00 – 10.50

7.

Renang

3 bulan sekali

 

 

 

 

 

 

 

Mengenal Raudhatul Athfal (RA) Al Muttaqien

 

 

Ramadhan berbagi Yaysan Darul Muttaqien Medari
bersama keluarga Raudhatul Athfal Al Muttaqien

SEJARAH BERDIRINYA RA AL MUTTAQIEN

Raudhatul Athfal (RA) Al Muttaqien berdiri berawal dari keprihatinan masyarakat sekitar melihat anak usia dini yang berada di sekitar Tundan Medari Cilik yang beraktivitas tanpa kegiatan pembelajaran. Hal ini dimungkinan karena keberadaan lembaga setingkat Taman Kanak-Kanak pada waktu itu masih berjarak agak jauh.

RA Al Muttaqien dirintis oleh R.H. Wahono Sudibyo, BA dan secara resmi berdiri berdasarkan Piagam Pendirian Departemen Agama Republik Indonesia pada tanggal 09 Juni 2003 di bawah naungan Yayasan Al Muttaqien yang kemudian menyesuaikan dengan ketentuan UU Yayasan menjadi Yayasan  Darul Muttaqien Medari.

RA  Al Muttaqien berdiri di atas tanah seluas 705 m², terletak dekat dengan pemukiman penduduk dan area persawahan. Mata pencaharian sebagian besar otang tua murid adalah buruh, petani, pedagang dan lain – lain.  Dibukanya RA Al Muttaqien merupakan  wadah masyarakat sebagai lembaga yang diharapkan dapat memberikan pondasi pada generasi Islam di Tundan dan sekitarnya. 

Lihat : Profil Yayasan Darul Muttaqien Medari

ALAMAT LOKASI

RA AL Muttaqien terletak di Dusun Tundan Medari Cilik Kelurahan Caturharjo Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Berada di lokasi Latitude -7,68849 dan Longitude 110,3347.

STATUS RA AL MUTTAQIEN

§  Nama Madrasah                      : RA AL MUTTAQIEN

§  Nomor Statistik Madrasah      : 101234040012

§  NPSN                                      : 69743696

§  Status Lembaga                      : Swasta

§  NPWP                                     : 313446320542000

§  Akreditasi                               : B  Tahun 2019

§  Alamat Madrasah                    : Tundan Medari Cilik Caturharjo Sleman

§  Nama Kepala RA                   : Arintas Ikhsaniyah, S.Ag.

§  NIP                                         : 19670914 199103 2 002

§  No HP                                     : 081328164123

§  Nama Yayasan                        : Darul Muttaqien Medari

§  Alamat Yayasan                      : Tundan Medari Cilik Caturharjo Sleman

§  No Akte Pendirian                  : 001/RA/E/VI/2003

§  Kepemilikan Tanah                : Pinjaman dari Universitas Ahmad Dahlan

 

VISI , MISI DAN TUJUAN LEMBAGA

1.      Visi

Sholeh, Mandiri, Kreatif dan Berbudaya

2.      Misi

·           Mewujudkan kepribadian yang berakhlaq mulia

·           Membentuk pribadi yang matang dan mandiri

·           Terbentuk pribadi yang kreatif

·           Memelihara pembiasaan dan budaya yang Islami

3.      Tujuan

·           Menanamkan nilai – nilai Agama Islam sejak dini agar menjadi manusia yang bertaqwa dan berbudi luhur.

·           Menyiapkan generasi penerus agar mampu berpotensi di kemudian hari

·           Menyiapkan generasi penerus agar memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang menghasilkan karya untuk masa depan.

·           Melestarikan budaya lokal yang Islami

DAFTAR GURU DAN KARYAWAN              

NO

NAMA

PENDIDIKAN

TMT

JABATAN

1

Arintas Ikhsaniyah, S.Pd.

S1 - Tarbiyah

1991

Kepala RA

2

Parjiyati, S.Pd.AUD

S1 - PAUD

2002

Guru Kelas

3

Norsoffia Hayhati Faridawam, S.Pd.AUD

S1 - PAUD

2003

Guru Kelas

4

Mujilah, S.Pd.AUD.

S1 – PAUD

2006

Guru Kelas

5

Dessi Krisnawang Wulandari, S.Pd.

S1 - PAUD

2017

Guru Kelas

6

Latifah Lisa Nur Aini

MAN

2019

Admin

7

Tri Yuniwati

SMK

2020

Kebersihan