Saturday, January 30, 2021

Kegiatan ibadah dan pernikahan dimasa pandemi


 Pandemi Covid-19 hampir satu tahun berlalu. Tetapi tanda-tanda untuk berakhir belum sepenuhnya terlihat. Bahkan di beberapa tempat masih cenderung meninggi. Sementara itu, masyarakat banyak bertanya terkait bagaimana ketentuan kegiatan ibadah dan pernikahan yang merupakan "hajat" kemanusiaan.. Bagaimana bisa dilaksanakan? simak video ini hingga selesai.

Wednesday, January 27, 2021

K.H. A.R. Fachrudin : Jangan tergesa-gesa masuk Muhammadiyah


Walaupun umur Saudara sudah delapan belas tahun, walaupun Saudara telah nyata-nyata sebagai seorang putra Indonesia yang Muslim dan Mukmin, namun kalau Saudara belum mengetahui benar-benar apa yang menjadi dasar dan tujuan Muhammadiyah, saya nasehatkan lebih baik Saudara jangan tergesa-gesa memajukan surat permintaan menjadi anggota Muhammadiyah.


Jangan! Jangan! Agar saudara tiada menyesal. Mengapa demikian? Menjadi anggota Muhammadiyah hanyalah berarti menyediakan diri untuk dapat dan sanggup memikul berbagai bagai tugas dan kewajiban karena Allah. Tugas dan kewajiban itu hanyalah dari dorongan dari rasa kesadaran sebagai seorang Muslim yang benar-benar ingin mengabdi dan berbakti kepada Allah semata-mata untuk kemuliaan dan keluhuran Agama Islam (Agama Allah) di bumi Indonesia, Negara yang sama-sama kita cintai ini. 


Muhammadiyah tidak memaksa! Muhammadiyah tidak akan memaksa. Karena Muhammadiyah menyadari bahwa mereka yang memasuki Muhammadiyah secara terpaksa, tidaklah akan ada artinya. Anggota yang demikian tidak akan berguna bagi dirinya dan tidak akan berguna pula bagi Muhammadiyah.


Anggota Muhammadiyah yang masuknya secara terpaksa, anggota itu tak akan beramal untuk Muhammadiyah: mereka akan banyak melanggar norma-norma Islam. Mereka akan mendapatkan sorotan yang tidak baik dari masyarakat, dari kalangan Muhammadiyah dan juga tentu Allah subhanahuwata’ala.


Karena itu sekali lagi jangan Saudara tergesa-gesa memasuki Muhammadiyah.

Dan jangan sekali-kali Saudara memasuki Muhammadiyah secara terpaksa!! Pelajarilah dahulu Muhammadiyah. Pelajarilah Asas dan Tujuannya. Pelajarilah Khittahnya. Pelajarilah Anggaran Dasarnya Pelajarilah Anggaran rumah Tangganya Pelajarilah Kepribadiannya Dan jangan Saudara terpaksa. Muhammadiyah tidak membujuk! Subhanallah! Allahu Akbar!


Muhammadiyah bukan werek, Muhammadiyah bukan tengkulak, muhammadiyah bukan makelar, Muhammadiyah bukan verkoper, Muhammadiyah bukan tukang calo! Muhammadiyah mengetahui dengan sungguh-sungguh bahwa menjadi warga Muhammadiyah bukan ringan. Dia akan memikul beberapa beban, memikul beberapa kewajiban, memikul beberapa tugas. Kewajiban dan tugas karena Allah. 


Kalau yang kuat, mereka akan beramal dalam Muhammadiyah dengan kekuatannya. Kalau yang kaya, akan beramal dengan kekayaannya. Kalau yang alim, berilmu, Kyai, Alim Ulama, Sarjana akan beramal dengan ilmunya. Kalau yang berpangkat dan berkuasa, mereka akan beramal untuk Islam dalam Muhammadiyah dengan pangkat dan kekuasaannya.


Apakah anggota-anggota Muhammadiyah yang demikian itu dapat dicari dengan bujukan? Dengan janji-janji? Dengan rayu-rayu dan cumbu-cumbu? Tidak Saudara! Itu hanyalah terdapat bagi mereka yang memasuki Muhammadiyah dengan pengertian dan kesadaran. Lalu bagaimana?


Kalau Saudara ingin juga memasuki Muhammadiyah, padahal Saudara hanya tertarik  oleh Rumah Sakitnya, tertarik Panti Asuhan Yatimnya, tertarik dengan Sekolah-sekolahnya, tertarik gerakan Fitrahnya, tertarik gerakan Qurbannya, tertarik gerakan Pemudanya, tertarik gerakan Mahasiswanya, tertarik gerakan Pelajarnya, tertarik ‘Aisyiyahnya, tertarik Nasyiatul Aisyiyahnya, tertarik Pecak Silatnya, tertarik gerakan Ulamaulama’nya, tertarik Seniman-Budayawannya, tertarik Drumbandnya, dan lain-lain usaha Muhammadiyah, kalau baru tertarik dengan yang demikian, saya nasehatkan lebih baik: Jangan tergesa-gesa masuk!. Lalu bagaimana? *Lebih baik ikutilah dahulu pengajian-pengajian Muhammadiyah.*


*Ikutilah lebih dahulu uraian-uraian dari Muballigh/Muballighat Muhammadiyah, ikutilah lebih dahulu ceramah-ceramah Muhammadiyah, atau coba bicara-bicaralah lebih dahulu dengan Pemimpin-pemimpin Muhammadiyah. Dimana ada kesempatan, bertanyalah, berdekatlah, berdiskusilah, bertukar pikiranlah! Jangan terus tunduk, jangan terus menyerah. Debatlah, debatlah, dan ….. Jangan tergesa-gesa masuk!* 


*Kalau Saudara telah memahami benar-benar tentang apa, siapa dan bagaimana Muhammadiyah, tentang asas, tujuan, khittah, Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dan Kepribadiannya, saya kira Saudara tentu sudah tidak ragu-ragu lagi memasuki Muhammadiyah. Kalau Saudara sudah tidak menyesal memasuki Muhammadiyah, tentu Saudara akan bergembira dan puas memasuki Muhammadiyah.* 


*Dan dengan demikian tentu Saudara akan berasa senang, berjuang dalam Muhammadiyah dengan uang, ilmu dan tenaga Saudara. Karena Saudara menyadari, walaupun lahirnya untuk Muhammadiyah, tetapi pada hakekatnya itu adalah untuk Allah semata-mata, muhlisina lahuddin. Bukan untuk lain-lainnya.*


Kalau sudah demikian, dengan tidak usah didesak-desak, tak usah dikejar-kejar, Saudara tentu berkeinginan dan berkemauan untuk menyebarkan, meratakan, meluaskan  dimana saja Saudara berada. 


Seperti tersebut di muka, kesemuanya itu kerjakanlah bukan untuk mencari gaji melainkan jadikanlah semuanya itu sebagai ibadah Saudara kepada Allah, untuk mencari keridhaan Allah dengan melalui Persyarikatan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah amar makruf nahi munkar. 

___________

Diposting dalam rubrik "Dibuang Sayang" dari WA grup Fastabiqul Khairat agar tidak hilang dan semakin banyak orang membaca. Semoga menjadi jariyah bagi penulisnya.

Sunday, January 10, 2021

Thursday, January 7, 2021

Mengambil hikmah dari setiap musibah

 



السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْزَلَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْئٍ وَهُدًا وَنُوْرًا وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِيْنَ. أَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلَـــهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. أّللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ

اّمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ، اُوْصِيْكُمْ وَإِيَّاَيَ بَتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ….. مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ

 

Kaum Muslimin rahimakumullah,

Kita bersyukur kepada Allah, karena atas rahmat dan karunia-Nya, saat ini kita masih diberikan rahmat berupa kesehatan ditengah ancaman Pandemi covid-19 yang hingga saat ini masih cenderung meningkat. Kita juga bersyukur atas kesempatan yang Allah berikan, sehingga dapat hadir bersama melaksanakan ibadah jum’at. Semoga ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Aaamin

Sebagai umat beriman, kita yakin bahwa kemana wabah akan menyebar, kepada siapa akan terpapar, siapa yang akan tertular semuanya telah tertulis di lauhil Mahfudz.  Sebagaimana firman Allah Dalam QS. Al-Hadid[57] : 22

مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ

Artinya : “Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah”.

Meski demikian kita tidak boleh  menantang takdir dengan tidak mematuhi anjuran pemerintah untuk selalu menggunakan masker, cuci tangan, menjaga jarak dan hal lainnya. Kita diperintahkan untuk berikhtiar untuk menghindar dari potensi mushibah. Bahkan dalam hal ibadahpun, kita tetap dianjurkan melaksanakannya tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan dan dibatasi 50 persen dari kapasitas Masjid.

 

Kaum muslimin, rahimakumullah

Terkait dengan wabah virus covid-19 ini telah berlangsung hampir satu tahun. Namun belum ada tanda tanda berakhir. Bahkan mulai tanggal 11 Januari nanti, pemerintah menetapkan status PSBB diperketat dengan istilah baru, yaitu Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) khususnya utntuk pulau jawa dan bali.

Sekilas tentu hal ini menimbulkan kegundahan, kegalauan karena jenuh dibatasi kegiatan kita. Namun bagi kita seorang muslim, tentu ada hikmah yang bisa kita petik dari setiap peristiwa. Diantara hikmah tersebut ialah :

1.     Moment untuk mengokohkan kembali tauhid kita kepada Allah dan menghilangkan sifat ananiyah,

Betapa tidak, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah kita raih, seolah menjadikan manusia mampu melakukan segala sesuatu. Dengan pandemic covid ini kita disadarkan dan perlu kembali mengokohkan keyakinan bahwa segala sesuatu ada dalam genggaman dan kuasa Allah. Kita melihat dan menyaksikan, berbagai sector yang kita banggakan ternyata porak poranda hanya dengan virus ciptaan Allah yang hingga sekarang belum dapat ditanggulangi.

2.       Moment untuk mengakrabkan kembali hubungan didalam keluarga

Selama pandemi covid ini, kita banyak disarankan untuk membatasi aktifitas, tinggal dirumah atau tidak keluar rumah kecuali untuk sesuatu yang penting. Bahkan sampai sekarang sekolah masih dilakukan dengan cara daring/online dari rumah. Kita perlu mengambil sisi positif dari peristiwa ini. kita bisa memanfaatkan moment tinggal di rumah ini dengan membangun komunikasi efektif antar anggota keluarga, baik antara suami istri maupun antara orang tua dengan anak melalui pendampingan belajar.

Terkait dengan komunikasi dengan anak, kita dapat mencontoh Nabi Ibrahim sebagaimana tergambar dalam Firman Allah dalam surat Ash-Shoffat ayat 102 :

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Artinya : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab, "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

 

Kita tentu dapat memahami bahwa sebetulnya Nabi Ibrahim telah yakin dengan perintah Allah untuk menyembelih putranya Ismail karena mimpi nabi adalah wahyu. Namun Nabi Ibrahim tidak serta merta memanggil dan menyembelih Ismail. Dalam ayat tersebut sangat jelas tergambar kehangatan komunikasi antara seorang ayah dengan seorang anak.  Dari kisah ini kita dapat memetik pelajaran bahwa komunikasi yang baik dan sikap persuasif akan lebih efektif daripada sikap represif dan otoriter. Sikap seperti ini yang tampaknya perlu kita lakukan kembali baik dalam keluarga maupun dalam bernegara. 

Akhirnya, marilah kita bermohon kepada Allah SWT agar mushibah corona segera Allah angkat dari muka bumi ini, Allah sembuhkan saudara-saudara kita yang terpapar covid-19 dan Allah jaga diri kita dari segala macam bala, bencana, dan mara bahaya.

اَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ