Saturday, March 9, 2019

Agung Nugraha : Hukum bunuh diri

Ilustrasi : Bunuh diri


حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ الْحَارِثِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سُلَيْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ ذَكْوَانَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ يَتَرَدَّى فِيهِ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَحَسَّى سُمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَسُمُّهُ فِي يَدِهِ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَجَأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sulaiman dia berkata; saya mendengar Dzakwan menceritakan dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Barangsiapa menjatuhkan diri dari gunung, hingga membunuh jiwanya (bunuh diri), maka ia akan jatuh ke neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa menegak racun, hingga meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan menegaknya di neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Dan barang siapa bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan) besi, maka besi itu akan ada di tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka jahannam, ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya."

HR. Bukhari: 5.333 @ensiklopedi hadis

Ibrah :
Islam sangat memberikan penghormatan terhadap kehidupan. Salah satu tujuan syariat Islam adalah hifdz an-nafs (menjaga jiwa) jangan sampai kehidupan yang diberikan oleh Allah berakhir dengan sia-sia. Karenanya di dalam Al Qur'an banyak disebut tentang larangan menyakiti orang lain,  bahkan menyebabkan kematian orang lain, meski tidak sengaja, kafarat/hukumannya cukup berat. (Lihat An-Nisa [4] : 92).

Ketika Allah telah melarang kita menyakiti orang lain, maka kita juga dilarang menyakiti diri sendiri, bahkan mengakhiri hidup dengan bunuh diri.

Ancaman beratnya siksa di akhirat sebagaimana digambarkan pada hadis ini mestinya kita pahami sebagai upaya preventif Islam agar jangan sampai seseorang mengakhiri hidupnya sendiri.

Bunuh diri bisanya disebabkan keputus-asaan seseorang didalam menghadapi masalah kehidupan. Padahal sebetulnya tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan.  Bukankah Allah telah menegaskan bahwa ujian atau cobaan yang ada pasti sesuai kadar kemampuan umatnya?

Masalah dan atau ujian hidup bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi untuk dicarikan solusi. Ikhtiar disertai doa dan kemudian tawakal. Disitulah kunci menghadapi masalah.

Dalam setiap kesulitan pasti  ada kemudahan dan jalan keluar. (Asy-Syarh [94]: 5-6).

Allahu a'lam
Sebelumnya
Berikutnya

0 comments: