الحمد لله الدي جعل الشمس ضياء والقمر
نورا وقدره منازل لتعلم عدد السنين والحساب
اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك
له واشهد ان محمدا عبده ورسوله الدى هدانا الى سبيل الرشاد
اللهم صل وسلم على محمد ابن عبدالله
المبعوث الى جميع العباد لنجات الامة فى يوم الحساب
اما يعد : فيا ايها لناس اتقواالله حق
تقاته ولا تموتن الا و انتم مسلمون
Jama’ah Shalat Gerhana rahimakumullah
Marilah senantiasa kita
panjatkan puji dan rasa syukur kita kehadirat Allah SWT, yang atas limpahan
rahmat-Nya hingga saat ini kita masih diberikan berbagai nikmat dan kemudahan
hidup, karena hanya dengan bersyukur itulah kita akan merasakan kebahagiaan
yang sebenarnya.
Shalawat dan salam semoga
selalu dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan seluruh
umatnya yang selalu mengikuti petunjuk dan bimbingannya, insyaallah termasuk
kita yang hadir saat ini . Amien…
Hadirin yang berbahagia,
Menurut
perhitungan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada peredaran bumi dalam
mengelilingi matahari dan peredaran bulan dalam mengelilingi bumi, tadi pada
pukul 17.37 wib telah terjadi keadaan dimana antara bulan, bumi dan matahari
berada pada satu garis lurus dimana bumi berada diantara matahari dan bulan. Dengan
posisi demikian, maka bulan tidak dapat memantulkan sinar matahari, sehingga
terjadi sebuah peristiwa yang disebut Gerhana Bulan.
Bagi
kita umat Islam, Gerhana, baik bulan maupun matahari, bukan sekedar merupakan fenomena
alam yang secara eksak dapat diketahui melalui perhitungan ilmu pengetahuan.
Lebih dari itu Gerhana merupakan bukti kekuasaan Allah atas alam raya beserta
segenap isinya sekaligus menujukkan kebenaran firman Allah
yang telah tersurat didalam Al Qur’an. Hal ini secara jelas telah ditegaskan
oleh Allah SWT dalam surat
Yunus ayat : 5, sebagai berikut :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
"Dialah
Allah yang menciptakan matahari bersinar dan bulan yang memantulkan cahaya dan
Dia tentukan tempat peredaranya masing-masing agar kami semua mengetehui
perhitungan tahun dan perhitungan yang lain, tidaklah Allah menciptakan itu
semua kecuali dengan haq (kebenaran) untuk menerangkan ayat (tanda kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang mengetahui"(Yunus (10) : 5 )
Dengan
demikian, apabila ayat diatas merupakan firman Allah yang tersurat didalam Al
Qur’an, maka fenomena alam yang berupa gerhana ini adalah merupakan firman
Allah yang tersurat dijagad raya.
Sebagai
ayat Allah, maka kedua hal tersebut tentu memiliki makna yang penting bagi
kita. Dalam konteks inilah kiranya perlu bagi kita untuk selalu mengasah
ketajaman nalar dan nurani kita didalam menangkap pesang Allah baik yang
tersurat dalam teks Al Qur’an maupun dalam kitab yang tidak terbatas, jagad
raya beserta seluruh isinya ini.
Apabila
kita mampu memahami dengan benar dua ‘firman’ tersebut, maka tentu kita akan
mendapatkan kebahagiaan sebagai seorang muslim yang sempurna, yaitu makhluk
yang mempunyai akal budi dan juga hati nurani dimana keduanya mampu kita manfaatkan
dengan baik sesuai dengan tujuan penciptaan-NYa.
MEMAKSIMALKAN WAKTU: MENGGUNAKAN KESEMPATAN
Apabila
kita cermati lebih jauh isi Surat Yunus (10) : ayat 5, maka pergantian siang
dan malam yang ditandai dengan bersinarnya matahari dan pantulan cahayanya
melalui bulan yang terjadi akibat peredaran bumi dan bulan mengelilingi
matahari, sesungguhnya ada dua pesan penting yang seharusnya kita tangkap, pertama,
bahwa peredaran tersebut merupakan sumber utama bagi kita untuk mengetahui
perhitungan tahun yang pada intinya adalah berjalannya waktu dalam menempuh
kehidupan, dan kedua, dengan mengetahui perhitungan waktu itu
kita seharusnya mampu melakukan perhitungan (muhasabah) kepada diri kita
dalam melalui perjalanan hidup kita.
Dengan
demikian, ketika kita mampu menyadari bahwa kehidupan ini terus berjalan
seiring dengan perjalanan waktu dan kita mampu mengisi dan mewarnai kehidupan
ini dengan sebaik-baiknya, maka kita sudah mampu menangkap hakikat pergantian
waktu. Dan orang yang mampu menangkap hakikat pergantian waktu, ia akan
senantiasa berusaha menjadikan waktu dan hari-harinya lebih baik dari waktu dan
hari-hari yang telah dilalui. Orang yang semacam ini akan menjadi orang yang
beruntung, baik dunia maupun akhirat. Sebagaimana Sabda Nabi : من كان يومه خير من امسه فهو رابح barangsiapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia adalah
orang yang beruntung.
Waktu
dalam pengertian terbatas dapat kita maknai sebagai detik, menit, jam, hari,
bulan dan tahun yang pada dasarnya adalah merupakan runitinas yang sudah pasti
hingga datangnya qiyamat nanti. Namun waktu dalam pengertian yang lebih khusus
dan esensial waktu ialah ‘kesempatan’ bagi kita dalam menempuh ‘rutinitas’
kehidupan ini.
Apabila
waktu dalam pengertian pertama akan selalu terulang setiap 24 jam sekali, maka
waktu dalam pengertian kedua tidak akan pernah datang lagi. Disinilah kemudian
pentingnya kita untuk mamaksimalkan ‘kesempatan” yang telah diberikan Allah kepada
kita untuk menjalankan fungsi kita sebagai ‘pengatur’ (khalifah) di muka
bumi ini.
Dalam
konteks inilah, Rasulullah berpesan kepada kita untuk menggunakan –setidaknya-
5 (lima )
kesempatan yang telah diberikan agar kita tidak menyesal dan bahkan rugi di
hari akhir nanti. Kelima pesan Rasul tersebut ialah (1) agar kita menggunakan masa
muda dengan sebaik-baiknya sebelum datang masa tua (jompo) sehingga kita tidak
dapat berbuat apa-apa, (2) agar kita mensyukuri nikmat kesehatan yang telah
diberikan sebelum kita menderita sakit yang mengakibatkan keterbatasan pada
kita untuk beramal sholih, (3) agar kita memanfaatkan kekayaan kita untuk
beramal dengan harta/kekayaan tersebut sebelum datang kemelaratan yang
menghalangi kita beribadah dengan harta, (4) agar kita memanfaatkan kelapangan
waktu untuk memaksimalkan ibadah sebelum kesempitan menghimpit kita sehingga
tidak dapat beramal shalih, dan (5) datangnya keagar kita menanfaatkan
kesempatan kita selagi masih hidup untuk beramal shalih sebelum kesempatan
tersebut hilang dengan kematian yang pasti akan datang menjemput kita.
MUHASABAH ADALAH
KEHARUSAN
Perjalanan
waktu yang bersifat pasti akan bermakna bagi diri kita apabila kita mampu
melalui dengan baik, tetapi juga bisa tidak berarti apa-apa ketika perjalanan
waktu itu kita sia-siakan. Yang banyak kita lakukan selama ini barang kali
adalah yang kedua. Artinya kita tidak pernah menjadikan perjalanan dan
pergantian waktu sebagai sebuah tonggak untuk melakukan refleksi dan evaluasi
untuk kemudian menata dan memperbaiki diri. Yang terjadi kemudian adalah
hura-hura, pesta pora dan banyak hal lain yang seharusnya dapat kita hindari
ketika kita mampu merumuskan tujuan hidup kita.
Dengan
menyadari betapa pentingnya waktu dan kesempatan yang semestinya dapat kita
optimalkan untuk beribadah dan beramal shalih, maka agar kita tidak menjadi
orang terus-menerus merugi, adalah tepat kiranya apabila dalam setiap saat, waktu
dan kesempatan selalu kita manfaatkan untuk melakukan evaluasi (muhasabah)
terhadap apa saja yang telah kita perbuat disertai usaha nyata untuk senantiasa
melakukan perbaikan amal, baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.
Apabila
dari sisi kuantitas maupun volume amal shalih yang telah kita lakukan masih
sedikit maka kita perbanyak, demikian juga semakin banyak kuantitas dan volume
amal shalih tersebut harus kita imbangi dengan peningkatan kualitas niat dan
keikhlasan kita untuk beramal hanya untuk dan karena Allah.
Demikianlah,
betapa semua peristiwa yang terjadi dialam semesta ini, termasuk Gerhana bulan
yang saat ini terjadi, apabila kita perhatikan dan kita tinjau dengan kacamata
keimanan akan senantiasa membuahkan keyakinan yang semakin mantap dan kuat atas
kekuasaan Allah terhadap alam raya ini.
Semoga
peristiwa ini dapat menjadi sarana bagi kita untuk semakin mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Amien…