![]() |
Ilustrasi : shodaqah bisa menjadi syirik |
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ يَعْنِي ابْنَ أَبِي سُلَيْمَانَ الْعَزْرَمِيَّ عَنْ أَبِي عَلِيٍّ رَجُلٍ مِنْ بَنِي كَاهِلٍ قَالَ
خَطَبَنَا أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هَذَا الشِّرْكَ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ فَقَامَ إِلَيْهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ حَزْنٍ وَقَيْسُ بْنُ المُضَارِبِ فَقَالَا وَاللَّهِ لَتَخْرُجَنَّ مِمَّا قُلْتَ أَوْ لَنَأْتِيَنَّ عُمَرَ مَأْذُونٌ لَنَا أَوْ غَيْرُ مَأْذُونٍ قَالَ بَلْ أَخْرُجُ مِمَّا قُلْتُ خَطَبَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا هَذَا الشِّرْكَ فَإِنَّهُ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ فَقَالَ لَهُ مَنْ شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ وَكَيْفَ نَتَّقِيهِ وَهُوَ أَخْفَى مِنْ دَبِيبِ النَّمْلِ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لَا نَعْلَمُ
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair Telah menceritakan kepada kami Abdul Malik yakni Ibnu Abu Sulaiman Al 'Azrani, dari Abu Ali seorang laki-laki dari Bani Kahil, ia berkata; Abu Musa Al Asy'ari berkhutbah di hadpan kami, "Wahai manusia takutklah kalian akan perbuatan syirik, karena dia lebih halus dari langkah semut." Kemudian berdirilah Abdullah bin Hazn dan Qais bin Mudharib dan berkata: "Demi Allah, kamu jelaskan semua apa yang kamu telah katakan atau kami benar-benar akan mendatangi Umar baik diizinkah atau tidak." Abu Musa berkata; Bahkan, aku akan jelaskan apa yang telah aku katakan. Pada suatu hari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah di hadapan kami, beliau bersabda: "Wahai sekalian manusia, takutlah kalian terhadap syirik karena dia lebih halus dari langkah semut." Kemudian seseorang bertanya, "Wahai Rasulallah, bagaimana kami harus menghindarinya, sementara dia lebih halus dari langkah semut?" Maka beliau menjawab: "Bedo'alah dengan membaca, 'ALLAHUMMA INNAA NA'UUDZU BIKA MIN AN NUSYRIKA BIKA SYAIAN NA'LAMUHU WA NASTAGHFIRUKA LIMAA LAA NA'LAMUHU (Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami mengetahuinya dan kami meminta ampun kepada-Mu terhadap apa yang kami tidak ketahui).'"
HR. Ahmad: 18.781@ensiklopedi hadis
Rumah Tahfidz Keluarga Nuttaqien
Ibrah :
Hadis ini menegaskan bahwa potensi seseorang terjerumus kepada perilaku syirik itu sangat terbuka.
Dalam ritual ibadahpun, dapat tercampur atau terkotori kesyirikan.
Contoh yang mungkin mudah disampaikan adalah bermula dari ketundukan untuk melaksanakan panggilan haji/umroh, ketika sedang thawaf tidak sedikit orang yang kemudian mengusap usapkan sorban atau pakaian dengan angapan mendapatkan karomah (kemulian). Dari sini dapat disimpulkan, kecintaan yang berlebihan (ghuluw) bisa jatuh pada syirik.
Syirik hakikatnya memang pada hati/keyakinan. Namun juga sangat dipengaruhi oleh pikiran/pemahaman dan dapat terwujud didalam perbuatan/perilaku seperti contoh diatas.
Untuk itu, semestinya kita senantiasa berdoa dan mohon bimbingan kepada Allah agar tidak terjerumus kepada keyakinan dan perilaku syirik.
Semoga Allah beri kekuatan iman kepada kita semua. Aamiin
0 comments: