Perlunya
Aktivis Dakwah
Q.S.Al-Imron (3) : 104
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنْ الْمُنْكَرِ وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ
“Hendaklah ada diantara kamu sekelompok aktifis yang mengajak kepada
kebaikan dan menyuruh kepada perbuatan yang makruf dan melarang dari perbuatan
mungkar dan mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
Keterangan :
Q.S : Al-Imron (3) : 104, menegaskan hendaklah ada
segolongan jam’ah kaum muslimin (segolongan) aktifis yang bersedia untuk
berdakwah yang kerjanya mengajak manusia berbuat kebaikan, menyuruh berbuat
makruf dan melarang dari perbuatan mungkar. Dengan adanya sekelompok inti yang
aktif berdakwah, maka agama Islam tetap menjadi hidup dan menghidupi semangat
beragama dikalangan umat Islam, sehingga agama Islam akan terus berkembang dan
semakin jaya sepanjang masa.
Jadi kebaikan, kebenaran, juga perlu dipromosikan agar
umat mengerti, memahami agar tidak buta. Caranya sebagaimana telah diajarkan
oleh Allah SWT dalam Q.S : An-Nahl (16) : 125 berikut ini :
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“ Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah/bijaksana
dengan nasihat yang baik, dan berdiskusilah kepada mereka dengan cara yang
lebih baik pula”
Dalam berdakwah juga perlu dengan cara hikmah maksudnya
dengan tegas dan benar, tepat dan bijaksana sesuai dengan situasi dan kondisi
setempat dan dengan keteladanan, konsekuwen dan penuh kasih sayang seperti
penggembala dan pelayan umat yang baik.
Disamping itu seorang Muslim bila melihat kemungkaran
hendaknya melarang. Rasulullah Saw bersabda dalam (HR. Muslim )
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
Barang siapa diantara kamu melihat suatu kemungkaran hendaklah
merubahnya dengan tanggannya, jika tidak sanggup dengan tangannya hendaklah
merubah dengan lidahnya, jika tidak sanggup dengan lidahnya maka dengan hati
dan yang demikian itu menunjukan selemah-lemahnya iman.
Dan sebagai bekal seorang berdakwah yang tidak kalah
pentingnya adalah kesabaran dalam menyampaikan dakwahnya.
Q.S. Al-Qoshos (28) : 56, Allah berfirman :
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
“ Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang
kamu kasihi tetapi Allah memberi petunjuk kepada yang di kehendaki dan Allah mengetahui
orang-orang yang mau menerima petunjuk”.
Orang yang berdakwah bila da’wahnya tidak diterima oleh
umat harus berusaha sabar, Allah berfirman dalam Q.S. Yunus (10) : 99 :
وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ
“ Dan jika Tuhanmu menghendaki tentulah beriman semua orang di muka
bumi seluruhnya, maka apakah kamu akan memaksa manusia untuk mereka menjadi
orang-orang yang beriman seluruhnya”.
Kalau begitu hidayah itu hak mutlak Allah. Tanda-tanda
orang yang mendapat petunjuk QS. Al An’am : (6) : 125, Allah berfirman :
فَمَنْ يُرِدْ اللَّهُ أَنْ يَهدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
“Barang siapa yang Allah menghendaki memberi petunjuk niscaya Dia
melapangkan dadanya untuk memeluk Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki oleh
Allah kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya menjadi sesak lagi sempit seakan-akan
ia sedang mendaki ke langit, begitulah Allah menimpakan siksa kepada
orang-orang yang tidak beriman”.
Allah SWT juga menerangkan dalam firmannya Q.S Al- Isro (17) : 15.
مَنْ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
“ Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah Allah maka
sesungguhnya mereka itu berbuat keselamatan untuk dirinya sendiri. Dan barang
siapa tersesat maka sesungguhnya kesesatan itu bagi dirinya sendiri, dan
seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain dan kami tidak akan
mengazab sebelum kami mengutus seorang Rasul”.
Orang yang selamat itu yang mengikuti jalannya Allah yaitu Al-Qur’an
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“ Dan sesungguhnya ini adalah jalanku yang lurus, maka ikutilah dia,
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan itu akan
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertaqwa”.
اتفسير
بالماء ثور
هو
الدي يعتمل على صحيح المنقول بالترتيب تفسير القران بالقران او بالسنة لانها جائت
مبينة لكتاب الله او بما روي عن الصحابة لانهم اعلم الناس بكتاب الله او بما قال
كبار للتابعين لانهم تلقوا دلك غالبا عن الصحابة