Friday, July 31, 2020
Selain dari 29 Shohibul qurban, yayasan juga menyalurkan 130 paket daging qurban dari jamaah musholla perumahan palem indah.
Wednesday, July 29, 2020
Khutbah Idul Adha 1441 H : Qurban dimasa pandemi; moment memperbaiki relasi didalam keluarga
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْزَلَ
الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْئٍ وَهُدًا وَنُوْرًا وَبُشْرَى
لِلْمُسْلِمِيْنَ. أَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلَـــهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، اَلْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنَ. وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. أّللهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ
اّمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ،
اُوْصِيْكُمْ وَإِيَّاَيَ بَتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ
اللهُ تَعَالَى فِى كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ
الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ….. مَآ اَصَابَ مِنْ
مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ
قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ
اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ
إِلّــهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ.
أَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً
وَأَصِيْلاً. لاَ اِلَـهَ اِلاَّ اللهُ أَكْبَرُ، أَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ
الْحَمْدُ
الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Istri dan anak-anakku / Jama'ah rahimakumullah
Kita bersyukur kepada Allah, pagi
ini kita masih diberikan Rahmat berupa kesehatan ditengah ancaman Pandemi
covid-19 yang hingga saat ini masih cenderung meningkat. Sebagai umat beriman,
kita yakin bahwa kemana wabah akan menyebar, kepada siapa akan terpapar, siapa
yang akan tertular semuanya telah tertulis di lauhil Mahfudz. Sebagaimana firman Allah Dalam QS.
Al-Hadid[57] : 22
مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى
الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ
نَّبْرَاَهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ
Setiap bencana yang menimpa di
bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis dalam Kitab (Lauh
Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.
Meski demikian kita tidak
boleh menantang takdir dengan tidak
mematuhi anjuran pemerintah untuk selalu menggunakan masker, cuci tangan,
menjaga jarak dan hal lainnya. Kita diperintahkan untuk berikhtiar untuk
menghindar dari potensi mushibah. Karenanya itulah kita melaksanakan rangkaian ibadah idul adha ini tetap dengan
memperhatikan protokol kesehatan.
الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Pada bulan Dzulhijjah, setidaknya
ada 4 ibadah utama yang dituntunkan. Keempat ibadah tersebut adalah ibadah
haji, puasa arofah, sholat idul adha dan menyembelih hewan kurban.
Keempatnya mempunyai benang merah
dan keterkaitan namun tidak saling mempengaruhi. Artinya, meski tahun ini jamaah
haji kita tidak berangkat karena Pandemi Corona, puasa arofah, Sholat id dan
qurban tetap kita laksanakan.
Istri dan anak-anakku / Jama'ah rahimakumullah
Setelah pelaksanaan sholat Idul Adha ini, kita disyariatkan untuk berkurban dengan menyembelih binatang sembelihan berupa unta, sapi atau kambing/domba.
Syariat qurban yang kita
laksanakan sekarang adalah pengabadian dari peristiwa ketika Nabi Ibrahim oleh
Allah diuji ketaatannya dengan perintah menyembelih anaknya, Ismail. Peristiwa
itu diabadikan dalam surat ash-shaffat ayat 99-111.
Dalam ayat-ayat tersebut
tergambar betapa Nabi Ibrahim sangat merindukan kehadiran anak sehingga ia
memohon petunjuk kepada Allah dan berdoa, Ya Allah anugerahkanlah kepadaku anak
keturunan yang shalih. Mendengar doa tulus dari Nabi Ibrahim tersebut, akhirnya
Allah memberikan kabar gembira dengan lahirnya anak yang sangat sabar. Anak itu diberi nama
Ismail. Setelah Ismail tumbuh semakin
besar dan mampu berusaha, Allah uji ketaatan
Nabi Ibrahim dengan perintah melalui mimpi untuk menyembelih Ismail. Perintah
itu dibicarakan oleh nabi Ibrahim dan Ismail hingga mereka sepakat melaksanakan
perintah tersebut. Akhir kisah, Allah mencukupkan ujian tersebut. Dengan
ketaatan, keikhlasan dan kesabaran Nabi Ibrahim dan putranya Ismail, Allah mengganti Ismail dengan binatang
sembelihan yang besar. Sejak saat itu setiap tahun kaum muslimin melaksanakan
syariat kurban dengan menyembelih unta, sapi atau kambing.
الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Dari ayat ini 99-111 surat
ash-shoffat ini ada pelajaran yang dapat
kita petik, bahwa kurban ditengah
Pandemi covid-19 ini semestinya dapat kita ambil hikmah antara lain :
1.
Moment untuk menghilangkan
sifat-sifat hewaniah
Menyembelih binatang merupakan symbol menyembelih atau
menghilangkan sifat-sifat hewaniah. Karenanya kurban semestinya dimaknai
sebagai moment untuk menghilangkan sifat egois, sombong, angkuh, takabur dan
lainnya.
2.
Moment untuk mengokohkan
kembali tauhid kita kepada Allah dan menghilangkan sifat ananiyah,
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
kita raih, seolah menjadikan manusia mampu melakukan segala sesuatu. Dengan
pandemic covid ini kita disadarkan dan perlu kembali mengokohkan keyakinan
bahwa segala sesuatu ada dalam genggaman dan kuasa Allah. Betapa tidak,
berbagai sector yang kita banggakan ternyata porak poranda hanya dengan virus
ciptaan Allah yang hingga sekarang belum dapat ditanggulangi.
Demikian juga dengan kehadiran anak yang sangat
dirindukan oleh nabi Ibrahim adalah karunia dari Allah. Betapa upaya telah
dilakukan, termasuk dengan teknologi bayi tabung sekalipun, apabila Allah belum
berkehendak, tentu tidak akan terwujud. Dengan demikian kita perlu menghilangkan
sifat ananiyah kita.
3.
Moment untuk mengakrabkan
kembali hubungan didalam keluarga
Selama pandemic covid ini, kita banyak disarankan
untuk tinggal dirumah. Bahkan sampai sekarang sekolah masih dilakukan dengan
cara daring/online dari rumah. Kita perlu mengambil sisi positif dari peristiwa
ini. Belajar dari peristiwa qurban, kita bisa memanfaatkan moment tinggak di
rumah ini dengan membangun komunikasi efektif antar anggota keluarga, baik
antara suami istri maupun antara orang tua dengan anak.
Dalam Firman Allah Ash-Shoffat ayat 102, tergambar betapa
indah komunikasi antara Nabi Ibrahim dengan putranya Ismail. Allah berfiman :
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ
قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ
مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ
اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab, "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar."
Ada kaidah yang menyatakan Mimpi nabi adalah wahyu. Dengan
demikian, mimpi menyembelih Ismail oleh Nabi Ibrahim diyakini sebagai wahyu dan
perintah Allah. Apalagi mimpi tersebut berulang pada beberapa kali tidur nabi
Ibrahim. Nabi Ibrahim telah yakin menyembelih adalah perintah Allah, namun
demikian beliau tidak serta merta memanggil ismail dan langsung di
sembelih.Nabi Ibrahim mengkomunikasikan minpi tersebut kepada putranya Ismail
dengan bertanya “bagaimana pendapatmu (tentang mimpi itu)”. Lalu Ismail
menjawab, “silahkan lakukan ayah, InsyaAllah engkau mendapatiku sebagai bagian
orang yang sabar”.
4.
Mencontoh Keluarga nabi
Ibrahim
Ada beberapa contoh keluarga dalam Al Qur’an. Fir’aun
yang kejam beristri asiyah yang sholihah. Nabi Nuh, istrinya dan anaknya kan’an
‘membangkang’. Selain Rasulullah, Keluarga Nabi Ibrahim adalah contoh ideal
untuk kita tiru. Keluarga yang dipimpin oleh ayah yang baik, ibu yang
bertanggungjawab dan anaknya menjadi anak sholeh. Nabi Ibrahim tentu merupakan
orang yang sangat paham dan mengerti Agama, Ibu hajar adalah ibu yang sangat
bertanggungjawab. Hal ini tergambar dari betapa ia sampai berlari dari bukit
shofa ke bukit marwa tujuh putaran demi mencari air untuk memberi minum Ismail
saat Ibu Hajar ditinggal dakwah oleh Nabi Ibrahim. Dan Kesediaan Ismail
disembelih adalah gambaran keshalihan dan kesabaran pribadi Ismail yang
mengutamakan ketundukan atas perintah Allah.
الله أكبر الله أكبر و لله الحمد
Mengakhiri khutbah ini, marilah
kita berdoa kepada Allah SWT agar mushibah corona segera Allah angkat dari muka
bumi dan Allah mampukan kita untuk menghilangkan sifat sifat hewaniah ananiyah
dan Allah jadikan keluarga kita sebagaimana keluarga Nabi Ibrahim. Semoga Allah
mengabulkan doa kita semua Aamiin
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيْمَ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا
الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا
مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا،
وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ
رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا
الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَتَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ
لِّلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ.
رَبَّنَا آتِنَا فيِ الدُّنْيَا
حَسَنَةً وَ فيِ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا
تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَ تُبْ عَلَيْنَا
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ العِزَّةِ
عَمَّا يَصِفُوْنَ وَ سَلاَمٌ عَلَى المُرْسَلِيْنَ، وَ الحَمْدُ لِلهِ رَبِّ
العَالَمِينَ.
Tuesday, July 21, 2020
Wednesday, July 15, 2020
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab; Telah menceritakan kepada kami Dawud yaitu Ibnu Qais dari Abu Sa'id budak 'Amir bin Kuraiz dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya.
HR. Muslim: 4.650
Ibrah :
Hadis ini menjelaskan diantara ciri ketakwaan seorang muslim. Dari kalimat larangan diatas, dapat dipahami bahwa seorang muslim ialah 1) orang yang tidak dengki, 2) tidak memfitnah, 3) tidak membenci saudaranya, 4) tidak memusuhi, 5) tidak menyakiti, 6) tidak merendahkan, 7) tidak menghina satu dengan lainnya.
Rasulullah menekankan bahwa hakekat takwa terletak pada hati. Orang takwa sebenarnya ialah orang yang mampu mengelola hati nuraninya sehingga tidak terbersit dalam hatinya sifat sifat diatas.
Rasulullah juga menegaskan bahwa darah, harta dan kehormatan seorang muslim merupakan sesuatu yang harus dijunjung tinggi hak-haknya. Tidak boleh menyebabkan tumpahnya darah sesama muslim, tidak boleh mengambil harta orang lain. Demikian juga dengan kehormatan saudara muslim. Sampai sampai dilarang berjual beli terhadap barang yang sedang dalam penawaran saudaranya.
Monday, July 6, 2020
Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab; Telah menceritakan kepada kami Dawud yaitu Ibnu Qais dari Abu Sa'id budak 'Amir bin Kuraiz dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Janganlah kalian saling mendengki, saling memfitnah, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah ada seseorang di antara kalian yang berjual beli sesuatu yang masih dalam penawaran muslim lainnya dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Muslim yang satu dengan muslim yang lainnya adalah bersaudara tidak boleh menyakiti, merendahkan, ataupun menghina. Takwa itu ada di sini (Rasulullah menunjuk dadanya), Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Seseorang telah dianggap berbuat jahat apabila ia menghina saudaranya sesama muslim. Muslim yang satu dengan yang Iainnya haram darahnya. hartanya, dan kehormatannya.
HR. Muslim: 4.650
Baca juga Ramadhan Berbagi
Hadis ini menjelaskan diantara ciri ketakwaan seorang muslim. Dari kalimat larangan diatas, dapat dipahami bahwa seorang muslim ialah 1) orang yang tidak dengki, 2) tidak memfitnah, 3) tidak membenci saudaranya, 4) tidak memusuhi, 5) tidak menyakiti, 6) tidak merendahkan, 7) tidak menghina satu dengan lainnya.
Rasulullah menekankan bahwa hakekat takwa terletak pada hati. Orang takwa sebenarnya ialah orang yang mampu mengelola hati nuraninya sehingga tidak terbersit dalam hatinya sifat sifat diatas.
Rasulullah juga menegaskan bahwa darah, harta dan kehormatan seorang muslim merupakan sesuatu yang harus dijunjung tinggi hak-haknya. Tidak boleh menyebabkan tumpahnya darah sesama muslim, tidak boleh mengambil harta orang lain. Demikian juga dengan kehormatan saudara muslim. Sampai sampai dilarang berjual beli terhadap barang yang sedang dalam penawaran saudaranya.
Thursday, July 2, 2020
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah berkata, telah menceritakan kepada kami Abdullah Ibnul Mubarak dari Al Auza'i berkata, telah menceritakan kepada kami Hassan bin Athiah berkata, telah menceritakan kepada kami Abul Asy'ats berkata, telah menceritakan kepada kami Aus bin Ats Tsaqafi berkata : "Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa membasuh kepala dan seluruh badannya, berangkat di awal waktu dan mendapat awal khutbah, berjalan dan tidak berkendaraan, mendekati imam dan mendengarkan khutbah serta tidak berbuat sia-sia maka setiap langkah akan dihitung sebagai ibadah selama satu tahun dengan pahala puasa dan tahajud. "
HR. Ibnu Majah: 1077@enaiklopedi hadis
Ibrah :
Hadis ini mencakup beberapa keutamaan yang dilakukan pada hari jumat, antara lain :
1. Sunnahnya mandi janabah, membasuh kepala dan seluruh anggota tubuh.
2. Berangkat ke masjid lebih awal dengan berjalan, melangkahkan kaki ke masjid. Karena setiap langkah akan mendatangkan kebaikan. Meski demikian tidak berarti orang yang berkendara kemudian tidak mendapat pahala.
3. Keutamaan Mendapatkan shaf awal dekat dengan imam/khatib dan memperhatikan khutbahnya, tidak diselingi dengan perbuatan yang dia sia.
Orang yang bisa melakukan hal demikian akan mendapat pahala puasa dan pahala tahajut.
Hal ini sejalan dengan keterangan hadis lain bahwa shaf awal berpahala besar (unta) dan shaf berikutnya lebih kecil.